Sedikit Kenangan Tentangmu

114 6 1
                                    

Senin pagi yang cerah ini adalah hari dimana aku dilantik menjadi Sersan Dua TNI AU di Lanud Adi Soemarno. Setelah 5 bulan lamanya aku ditempa, kini aku secara resmi menjadi prajurit TNI Wanita Angkatan Udara. Meninggalkan sisa-sisa masa muda ku untuk mengabdi pada negara ini. Membahagiakan kedua orangtua ku dan juga dirinya yang meninggalkan aku.


~~~

6 bulan kemudian,


Serda Danisha Anjarwati  adalah nama yang kusandang selama 6 bulan ini. Aku ditugaskan di Halim Perdana Kusuma setelah pelantikan kemarin. Suasana disini cukup nyaman. Akses kemana juga mudah dijangkau. Yang terpenting sasuh sudah kuanggap keluarga kandungku. Maklum nasib kami yang jauh dari keluarga membuat kami jadi akrab bak kakak-adik. Terutama dalam satu rumah dinas diisi 4 wanita tangguh yang jauh dari keluarga. Sebut saja mereka Indah asal Kalimantan Barat. Indah ini nekat menjadi TNI AU dan ditentang berat oleh sang ibu karena dia anak perempuan satu-satunya. Tapi sang ibu akhirnya memberi izin karena kebetulan sang ayah juga abdi negara. Yang kedua, namanya Ajeng, asal Jawa Tengah, gadis jawa ini manis perawakannya. Kulit sawo matangnya khas Indonesia banget, wajahnya mirip Putri Marino, paling dilirik oleh teman-teman seprofesi kami. Tapi ia tomboy dan super cuek. Jadi agak susah menaklukannya. Dan yang terakhir adalah Maria, asal Manokwari, ia yang paling dekat denganku. Aku memanggilnya Mamace, dari awal kita tes pantukhir pusat mulai dekat hingga kami disatukan dalam ikatan dinas yang satu kota. Sedangkan aku, aku asal Sumatera. Anak bungsu. Masuk TNI AU juga tidak dapat restu dari orangtua karena mereka menginginkan ku menjadi perawat. Aku sempat kuliah keperawatan tapi berhenti karena mengejar keinginanku menjadi WARA.


~~

"Nish, nanti siang makan diluar yok. Sekalian beli kebutuhan."

"Yok deh, Jeng. Bosen dikantin mulu."

"Eh kalian mau kemana? Ajak dong." ajak Letda Ayu, komandan kami

"Siap, ndan! Ya ayok ndan ikut gabung." ajak kami berdua serempak


Kami akhirnya memilih makan siang di salah satu rumah makan padang yang terkenal ramai dikawasan Lanud Halim Perdana Kusumah ini. Sibuk mencari meja tempat duduk, akhirnya kami menemukan meja yang kosong. Kami memesan nasi padang dan es teh manis. Disini cukup ramai dan biasanya menjadi langganan para penikmat nasi padang. Harga? MURMER dehh.


"Gimana dinas disini? beruntung dapat disini kalian." Tanya komandan Ayu

"Alhamdulillah, ndan.."

"Mbak aja, ga usah pake komandan. Ga usah formal kalo bukan dilingkungan kantor." tegas Letda Ayu

"Siap salah. Baik mbak." Jawab kami berdua serempak

"Alhamdulillah mbak, kerasan kok. Apalagi saya punya keluarga didaerah Jakarta, jadi keluarga tidak begitu khawatir." jawab Ajeng

"Siap sama mbak. Saya menikmati sekali menjadi wara. keinginan saya dari dulu."

"Alhamdulillah. Apa alasan kalian menjadi anggota WARA? Apa planning selanjutnya?"tanya komandan Ayu lagi

"Saya rencana mau mencoba tes pasukan garuda, manatau rezeki."jawabku

"Wuah bagus itu."


Dan tak lama pesanan kami bertiga datang, kami langsung melahap makan siang kami dan menlanjutkan berbincang-bincang sedikit. Dan disini baru kutahu ternyata mbak Ayu adalah anak seorang jenderal yang cukup disegani di kalangan angkatan udara. Tapi dari perawakan beliau, dia orang yang sederhana dan tidak sombong. Beliau lulusan AAU 2017. Beliau memiliki seorang kakak yang juga seorang angkatan udara, dan kakak beliau bernama Kapten Andi.

Setelah makan, komandan Ayu izin mendahului kami, dan kami berdua singgah ke minimarket terdekat untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan rumahtangga lainnya. Ini jadwal kami berdua membeli alat-alat kebutuhan yang sudah habis. Harus begitu, bekerja sama dan saling gotong royong.


~~

"Nish, gak pesiar?" tanya Indah

"Mau kemana? Dirumah aja. Ga ada gebetan." jawabku malas

"Ih kamu nih, sama aku lah. Motor nganggur tuh."

"Malas ahh naik motor, takut dibegal."

"Mana ada yang berani sama mbak tentara kayak kamu, garang."

"Enak aja, secantik ini, wlekkk"

"Kalo cantik udah punya pacarlah, masa jomblo."

sialan, untung teman kaaannn.

"Weh lu emang ga ada pacar? Kenapa?" Tanyanya penuh interogasi

"Biasa aja muka tuh. Gak. Malas aku tu."

"Kenapa? Ceritalah. Sesama teman harus berbagi"

"Ga, lu ember bocor,"

"Kampret, serius ini."


~~~

Aku sebenarnya sudah lama tak pacaran sejak kelas 2 SMA. Tak mau terkekang dan buang waktu kurasa. Aku sempat dekat dengan beberapa laki-laki, tapi tak satupun yang betah dengan sifat cuek ku. Aku tak suka basa-basi. Tapi ada satu orang yang membuatku jatuh hati dan susah move on sampai sekarang. Namanya Widi. Widi Mahardika. Kenal beliau lewat sosial media dan akhirnya kita dekat. Tak perlu banyak hal tentang dia yang kuceritakan. Intinya aku masih menyimpan rasa sayang meskipun ku tahu kini beliau telah menikah dengan seorang dokter cantik. Aku tak tahu kabar dirinya sekarang. Karena aku memutuskan untuk tak berhubungan karena tak ingin sedih teramat dalam. Aku juga kuliah keperawatan juga terinspirasi dari dia. Tapi semenjak tak bersama dia, aku keluar dari zona nyaman dan menjadi TNI AU. Itulah alasan kenapa ibuku memberi izin untuk menjadi TNI AU karena beliau tahu kondisi aku ketika aku ditinggal begitu saja olehnya dan mendapat kabar ia menikah. Rapuh. Sedih teramat dalam. Dan sekarang aku fokus dengan membahagiakan orangtua ku.


~~

"Oh gituh. Jadi sekarang kamu ga tau dia dimana?" tanya Indah

Aku menggelengkan kepala

"Dia kerja apa?"

"Tentara juga, kopassus." jawabku malas. aku malas diungkit-ungkit

"Ha? serius? Ah jangan-jangan dia tugas di Cijantung, benar ga? aku punya teman kopassus nih."

"Apasih, ngaco deh. Aku udah ga mau ketemu dia lagi."

"Yah ga baik putus silahturahim."

"Lebih baik begitu," jawabku lesu, tak terasa ada yang mengalir hangat dari pipiku. air mata. buru-buru kuhapus sebelum dilihat oleh Indah,

"Nangis? Wuah cengeng lu." Indah menimpuk dengan bantal dan tanpa bersalah pergi meninggalkan ku

"Kampret, gara elu ni. Tanggung jawab, Ndah!" teriakku

"Ogah. Mau keluar, lu ga asik."

"Ikuuuuuuuut." teriakku mengambil jaket dan memasang jilbab dengan segera dan sigap. Tentara kudu cepat dan sigap, kan?


Dengan motor scoppy itam nya kami menelusuri kota Jakarta sekitaran Halim saja, karena sudah malam dan hanya membeli beberapa jajanan khas kota metropolitan ini. Indah kalo bawa motor sampai berlinang air mata diriku. Beberapa kali aku membaca istighfar karena hampir menabrak beberapa pengguna jalan. Indaaah aku masih pengen nikah pedang poraaaaaaaaaa.

-------


hehehe gimana? garing yaa? mohon maaf yaa hehehe

butuh kritik dan saran nihh manteman, ditunggu yaaah :*

komen buat next part nya heheheh

KOWARAWhere stories live. Discover now