Riwayat artinya menceritakan, mengkhabarkan, cerita, khabaran. Maksudnya adalah Khabaran yang berisi ucapan, perilaku atau lain-lain yang dikatakan dari sahabat Nabi Saw, maupun khabaran itu benar atau teranggap tidak benar dari sahabat tersebut.
Khabaran yang menurut pemeriksaan betul timbulnya sari sahabat Nabi Saw, disebut riwayat shahih.
Khabaran yang menurut pemeriksaan, tidak benar atau belum tentu betul datangnya dari sahabat Nabi Saw, dikatakan riwayat dha'if.
Contoh "Shahih":
عَنْ عَا ئِشَةَ قَالَتْ: كُنْتُ اُرَجِّلُ رَأْسَ رَسُوْلِ الله ص. وَاَنَاحَائِضُ. (البخاري)
Artinya:
Dari 'Aisyah, ia berkata: "Aku pernah menyisir (rambut) Rasulullah Saw., padahal aku sedang haidl". (Bukhari).
Khabaran ini, kita namakan Riwayat, karena ia mengandung perjalanan seorang sahabat (isteri) Nabi Saw., yaitu: 'Aisyah.
Riwayat ini, menurut pemeriksaan, benar dari 'Aisyah, karena orang-orang yang menceritakannya sehingga tercatat dalam kitab Bukhari, semua orang-orang kepercayaan, tidak ada di antara mereka seorang pun yang tercela.
Contoh "Dha'if":
عَنْ اَبِى الرَّبِيْعِ قَالَ: كُنْتُ مَعَ ابْنِ عُمَرَ فِي جَنَا زَةٍ فَسَمِعْتُ صَوْتِ اِنْسَانٍ يَصِيْحُ فَبَعَثَ اِلَيْهِ فَاَسْكَتَهُ. قُلْتُ: يَا اَبَا عَبْدِ الرَّحْمٰنِ لِمَ اسَبْكَتَّهُ؟ قَالَ: اِنَّهُ يَتَأَذَّى بِهِ الْمَيِّتُ حَتّٰى يُدْخَلَ قَبْرَهُ. (أحمد)
Artinya:
Dari Abi Rabi', ia berkata: "Aku pernah hadir bersama Ibnu Umar pada satu jenazah, lalu ake dengar suara orang berteriak". Maka Ibnu Umar mengutus orang kepadanya. Ia suruh diam orang itu. Aku bertanya kepada Ibnu Umar: "Ya Abu Abdirrahman! mengapakah engkau suruh orang itu diam?" Ia menjawab: "Sesungguhnya dengan teriakan itu, si mayit berasa sakit, hingga dimasukkan dia dalam quburnya". (Ahmad)
Yang disebut ini, kita namakan Riwayat, karena ada cerita atau pembicaraan yang dikatakan dari seorang sahabat Nabi Saw., yaitu Ibnu Umar.
Tetapi Riwayat ini lemah, dha'if, tidak benar datangnya dari Ibnu Umar, sebab di antara orang-orang yang menceritakannya, ada seorang yang ceritanya tidak diterima oleh ulama-ulama, namanya Abu Syu'bah ath-Thahhan.
Sungguhnpun demikian, tetap khabaran itu disebut riwayat tetapi riwayat dha'if.