Welcome to the Blood Bank

1.8K 125 0
                                    

Packed red cell (PRC) adalah produk darah paling penting yang dapat disimpan sekitar 30 hari di bank darah dan merupakan terapi terbanyak yang diberikan di dunia.
(Sumber: Alodokter)
Whole Blood (WB) adalah darah dari donor darah standar, memiliki plasma darah dan sel-sel darah lainnya. (Sumber: Wikipedia)

***

"Ini Brianna, teman baru kita, pindahan dari laboratorium," ujar Kak Silvi memperkenalkan Anna pada petugas bank darah. Lala yang sedang memegang bagian crossmatch tersenyum pada Anna. Tangannya tak henti memegang pipet dan meneteskan darah pada lembar pemeriksaan golongan darah.

"Halo, ketemu lagi kita," ujar Lala pada Anna.
Ada Mey yang sedang menuliskan label-label darah. Sejumlah kantong darah terlihat bertumpuk di meja, beserta beberapa blanko pasien.

Kak Silvi lalu mengajak Anna ke bagian loket.
"Nah, di sini loket penerimaan sampel dan pengeluaran darah. Kamu belajar di sini dulu ya, sebelum ke bagian crossmatch."
Anna mengiyakan dan mengenalkan diri dengan dua petugas loket di sana, usai Kak Silvi pergi.

Ada Tiara, teman sejawatnya juga yang sedang memeriksa golongan darah sampel pasien yang baru datang.
Ada Neneng, yang sedang melayani pengeluaran kantong darah.

"Neng, aku ngajarin Brianna menyiapkan darah dulu, kamu lanjut panggil pasien ini ya, golongan darahnya A."
Tiara dengan gesit memberi stempel darah A, rhesus positif, pada blanko yang dia pegang.

"Iya, Kak." Neneng mengangguk, mengambil blanko itu dan memanggil nama pasien yg dimaksud melalui loket.

"Panggil Anna saja," ralat Anna sambil tersenyum.
Tiara mengiyakan lalu mengajak Anna menuju lemari pendingin tempat penyimpanan darah.

"Darah yang berlabel kita taruh di atas sesuai dengan golongan darahnya. Sementara yg di bawah adalah stok darah kita yg belum terpakai pasien lain. Kita ambil darah sesuai yg dibutuhkan di blanko ini. Tergantung permintaan apa, apakah PRC atau WB."
Tiara menjelaskan pada Anna yg mengangguk-angguk.

Kedua mata Anna berbinar-binar ketika melihat isi lemari pendingin. Yang paling atas, tempat golongan darah A yang semuanya diberi label kuning.
Laci kedua, golongan darah B, yang diberi label warna pink.
Laci ketiga, golongan darah AB, yang diberi label putih.
Laci keempat, golongan darah O yang diberi label biru.
Baru kemudian di bawahnya darah stok yang belum berlabel, juga disusun berdasarkan golongan darah.

"Kita sealer dulu, selang darahnya, buat diperiksa crossmatch." Tiara melanjutkan penjelasannya, membawa sekantong darah PRC O, menarik selang panjangnya lalu mendekatkan selang itu pada mesin sealer, yang segera memisahkannya menjadi dua bagian.
"Selang yang sudah di-sealer disatukan dengan sampel pasien dan berikan di meja crossmatch. Sementara PRC-nya kita dekatkan dengan blanko beserta label, biru untuk O, lalu kita tuliskan identitas pasien di labelnya."

"Lu ngoceh terus, itu si Anna ngerti nggak?" sahut Lala pada Tiara.
"Nah, lu ini ngeremehin Anna. Anna ngerti kan, ya, yang gue jelasin?"
Lala tertawa melihat Anna terdiam sesaat. "Nggak usah tegang-tegang, di sini, lihat Mey juga baru masuk udah bisa adaptasi."

Mey yg masih menulisi buku laporan tersenyum pada Anna.
"Mbak-nya baru juga di bank darah?" tanya Anna pada Mey.
"Iya, Mbak. Baru masuk hari ini. Saya bagian administrasi, pindahan dari TU."

Lho, bukannya kemarin bagian admin Mbak Mona, skrg Mbak Mona-nya ke mana? pikir Anna.

"Iya, betul, saya udah tanda tangan berkas yg kemarin, udah saya serahkan dengan Bapak Abdul, untuk diverifikasi. Apa masih ada yg kurang?"

Anna dan Tiara mencari tahu siapa yg sedang bersuara. Itu dia, Mona yang sedang berbincang di telepon dengan suara kuat memasuki ruangan.

"Oo, masi ada yg kurang? Ya sudah, hari ini saya selesaikan, ya. Saya mau habiskan pekerjaan saya di sana. Karena hari ini saya sudah mulai bertugas di tempat baru," suara Mona melanjutkan berbicara di ponselnya.
"Iya, saya di bank darah mulai hari Senin. Kalau nggak, kita ketemu sekarang, ya? Baik."

Mona menyentuh tombol di ponselnya, tersenyum sekilas pada Tiara, Anna, Mey dan Lala lalu kembali melangkah ke luar tanpa sepatah katapun.

"Itu siapa? memang pindah ke bank darah juga? kok nggak kenalan ma kita?" tanya Tiara pada Lala.
Lala hanya mengangkat bahu, Mey meneruskan menulis laporan, dan Anna ....

"Jadi, ini tinggal saya tuliskan labelnya ya?" Anna menarik kursi, mencari pena dan mulai menuliskan identitas pasien pada label tersebut.

not a Blood LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang