Dua tiga tegukan langkah
Menapaki setiap keramik rumah sederhanaku
Aku pergi ke ruang keluarga
Kupandangi
Sosok yang dulu tegar bak besi yang tak bisa ditumbuk
Sunyi sekali, dirimu yang mulai pergi
Meninggalkan senyuman rindang indah dipandang
Dua tiga iringan langkah
Menapaki setiap lantai rumah kenangan
Aku pergi ke kamar
Yang dulu kau elus dengan halus setiap helai rambut tipisku
Kau ucapkan, selamat malam pangeranku
Selamat tidur dengan ribuan petualangan mimpi
Dua tiga ayunan langkah
Menapaki setiap ruangan rumah yang tenang
Aku pergi ke ruang makan
Mecium setiap aroma masakan yang tersaji dengan rapi
Membayangkanmu
Dengan lahap menyantap setiap butiran beras yang telah siap disantap
Ayah...
Kini engkau telah pergi jauh
Menyebrangi satu dua pulau asing tak kau kenali
Demi sesuap nasi dan segelintir rupiah
Memungut ringgit untuk dikirim menjadi beras
Memukul besi di negeri orang
Melayani manusia tanpa tuan
Engkau rela mengorbankan nyawa disetiap loncatan pekerjaan
Ayah...
Tiga tahun sudah
Semenjak senyuman itu hilang di ruang keluarga
Semenjak senyuman itu hilang di kamar tidur penuh ceritamu
Semenjak senyuman itu pergi dari ruang makan
Dengan makanan yang kau santap dengan lahap
Ayah...
Pulanglah
Kini anakmu telah dewasa
Aku akan ceritakan semua kisahku di kamar tidur itu
Aku akan tersenyum bersamamu di ruang keluarga itu
Aku akan lebih lahab darimu menghabiskan dua tiga piring bersamamu di ruang makan itu
Perjuanganmu kini telah berakhir
Aku telah dewasa seperti cerita yang kau ceritakan
Dengan ribuan pengalaman hebat
Pulanglah
Anakmu merindukanmu
Jember, 05 maret 2019