B i s | Kar•min

465 55 21
                                    

"Hai, kamu! Yang bibirnya semerah karmin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai, kamu! Yang bibirnya semerah karmin."

---

Lucas membuka jas putih tulang miliknya. Melangkah menuju wastafel terdekat untuk membasuh kedua tangan serta wajahnya. Rambutnya basah karena peluh yang begitu banyak. Sehingga, membuatnya terlihat lebih seksi. Sedari tadi, perutnya memberontak minta diisi. Karena padatnya pasien dan minimnya tenaga kesehatan yang dikerahkan, mau tak mau Lucas bekerja lebih ekstra dari biasanya.

Mengetahui dirinya masih duduk dibangku SMA, para senior tahu batasan mana yang patut ia kerjakan. Tapi kinerja dan pengetahuannya sudah tidak diragukan lagi.

Mungkin terlalu berlebihan jika disandingkan dengan senior yang ahli dibidang ini. Walaupun pada kenyataannya seperti itu. Sang cerdas pun tidak ambil pusing, menurutnya apapun asal bisa membantu meringankan beban semua orang dia terima saja.

Di dunia ini mungkin bersenang-senang layaknya remaja sebayanya adalah menyenangkan. Menghabiskan waktu menonton film di bioskop, bermain game online yang sedang panas-panasnya di era ini, mungkin para perempuan akan dengan antusias membahas hal-hal tentang make up. Atau bahkan menghabiskan akhir pekan dengan mengikuti serangkaian acara pendakian. Masih banyak lagi hal-hal yang menyenangkan hingga tak terpikirkan.

Kenyataannya, Lucas dan rekan-rekan sejawatnya tak bisa melakukan serangkaian kesenangan menuju dewasa itu. Dirinya sudah terbiasa mengikuti acara wajib yang diselenggarakan sekolah tiap satu bulan sekali. Terlanjur nyaman dengan rentetan peralatan medis yang begitu asing bagi teman-teman sebayanya. Tidak sejauh itu memperhatikan penampilannya. Waktu pekan luangnya ia gunakan untuk mengerjakan laporan-laporan yang memang memuakkan.

Lucas sama sekali tak paham apa itu pubg, tapi ia pandai mencari pembuluh nadi pasien dengan hitungan detik.

Tenda yang disulap menjadi kantin sementara itu, tampak sepi. Mungkin karena kebanyakan rekannya sudah melakukan rutinitasnya kembali. Terhitung Lucas orang terakhir yang baru saja akan mengisi perutnya. Pria jakun itu tidak keberatan menyantap hidangannya sendiri, sudah terbiasa pikirnya.

"Udah, Lis. Jangan sedih. Nanti kita cari bareng-bareng ya?"

Belum sempat Lucas melangkah mencari tempat ternyaman, netranya menangkap dua orang gadis yang satunya tampak murung, dengan gadis yang lain terlihat menenangkannya.

Dirinya mematung, entah karena apa. Mau tak mau Lucas terlalu asik menyimak percakapan di depannya ini. Niat awalnya mencari tempat menjadi sirna karena fokusnya sekarang adalah dua gadis itu.


"Satu jam lagi, Rose,"
"Mana bisa kita cari pembicara secepat itu!"

Lucas bersumpah kepada dirinya sendiri, demi apapun gadis di depannya ini sungguh menggemaskan. Ia marah tetapi masih berperilaku layaknya bocah taman kanak-kanak, menghentakkan kakinya lucu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Da Tales Doses • KWC •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang