Gadis itu tengah menangis, menangisi keadaan yang sering tak berpihak padanya, gadis kecil itu tengah bersedih
Tak lagi tetes demi tetes yang keluar tapi air mata itu bak arus sungai yang mengalir deras.
Gadis kecil itu tengah merindu, merindukan keluarganya yang dulu harmonis gadis kecil itu berkata dalam hatinya
"Sungguh, lebih baik aku hidup sederhana namun ku memiliki mereka kembali"
Namun itu hanya khayalan gadis itu, betapa malangnya ketika rasa iri mencuat dari dalam dirinya melihat teman-teman sekolahnya tertawa bahagia.Wahai mentari yang bersinar ditengah kegelapan, wahai rembulan yang menerangi disetiap malam, wahai cahaya yang indah diufuk
Aku yang terduduk lemas di antara ribuan orang
Lalu kau datang mengulurkan tanganmu, seraya berkata
"Bangkitlah" ku raih tanganmu, kau bantu ku bangkit kau bantu aku tersenyum kembali
Kau bantu aku hingga bisa menjadi diriku yang seperti ini.Langit Jakarta menjingga, lembayung senja melukis Kanvas Awan putih dibalik gedung-gedung pencakar langit, aku yang tengah duduk memandang Awan yang seakan-akan menyapaku, mataku menerawang jauh menjelajahi langit yang maha luas mataku tak lagi menelusuri keindahan langit Jakarta senja ini, burung-burung terbang melintasiku, Awan bergerak seperti bulu-bulu domba yang menghanyutkan, ciptaan-Nya tiada henti menyuguhkan keindahan tanpa jeda
Tanpa kusadari rintik hujan mulai berjatuhan menyentuh kulitku sekan meminta izin agar segera melakukan tugasnya,
Hujan ini mewakili perasaanku turun dengan deras bak air mata yang mengalir di pipi, aku yang kini merasa beruntung dikelilingi oleh sahabat dan guru-guru yang membimbingku, aku sangat bersyukur karena hari ini Allah masih membangunkanku Allah masih beri kesempatan padaku untuk menjalankan amanah-amanah yang kini sedang ku topang tapi, disatu sisi ku kembali menangis karena tak kuasa menahan kesedihan melihat saudara-saudariku diluaran sana yang kedinginan, yang basah diterpa hujan.Kataku menanti itu menyenangkan, benar adanya saat mentari perlahan tenggelam dan digantikan dengan cahaya bulan yang temaram, melanglang buana dilangit malam menyentuh setitik harapan diatas sana,
Bukan tentang sebuah lamanya penantian tapi,seberapa besar rindu yang hadir didalamnya dan seberapa percaya akan hal-hal yang dirasa jauh dari faktanya, tak berharap karena itu semata hanya angan-angan dilangit kan?Aku kembali terpaku memandangi keindahan kerlipan bintang yang bertaburan dilangit malam, cahaya kecilnya seolah mengajakku berlayar ke alam bawah sadar ku, aku diam tak bergeming..
Dan ironisnya, aku terlalu sibuk mendefinisikan cinta,
Kala hujan memagut rindu atau senja memanja tentangmu, dan begitu naifnya aku mencoba mengkalkulasikan cinta dengan masa mengintegralkan nya menjadi rasa,
Hanya untuk sadar kalau hasilnya tidak sama dengan fakta dan Kenyataan dalam segala macam abstraksi dan asumsiku, ku tahu cinta ini absolut ia terintegrasi padamu dengan segala kecerobohanku dengan ketidakbecusanku
Cinta ini masih membisikkan namamu..Kurindu kurindu kapan kita bertemu?
Hay pelangi ditengah gurun
Hay hujan ditengah teriknya mentari,
Hay oasis yang menakjubkan,
Hay mawar dipinggir jurang
Hay mutiara ditengah lautan,
Kamu..berharga, kamu luar biasa, kamu hebat, kamu kuat, kamu tangguh, kamu cerdas
Aku rindu kapan kita bertemu?
Jarak kini yang memisahkan membuat kita harus menunggu waktu temu itu datang
Gunungan rindu kian membesar meminta ditubrukkan dengan satu sama lain agar menjadi serpihan yang berarti menjadi saksi..
KAMU SEDANG MEMBACA
Kata Aneh
RandomHanya kata-kata tanpa dasar yang belum sempurna menjadi sebuah kalimat - - (Dari otak aja ngasal entah nyambung atau engga:v) Cuma mau mengasah aja selebihnya ditulis ketika dibusway dan dikereta diatas kertas putih yang tergores tinta hitam eaaa😆...