Gadis kecil yang duduk paling pojok berhadapan langsung dengan jendela busway yang membuat Indra penglihatannya mampu menyapu jalanan dibalik jendela itu..gadis itu selalu pergi dengan busway yang membelah jalanan ibu kota yang berdebu..
Alunan musik yang mengalun syahdu mengiringi kaki nya mencari-cari pengalaman dalam kesendirian diantara hiruk pikuknya kota, dengan peluh yang membanjiri wajahnya tak menyulutkan tekad dan kakinya untuk berhenti hanya sesekali terdiam untuk beristirahat dan melanjutkan lagi perjalanannya yang tertunda..ingat ini tidak berhenti hanya beristirahat.
Mentari mulai naik ke ubun-ubun sukses menciptakan keringat yang membanjiri tubuh,
Sepertinya nyaman sekali jika aku duduk berteduh di kursi bawah pohon rindang itu " gumamnya dalam hati ketika melihat kursi panjang berwarna hijau daun yang menyejukkan pandagan, dengan langkah tenangnya kaki gadis itu menuju kursi dan duduk memulai membuka tas yang isinya hanya buku diary, Al-Qur'an, tempat pensil, tempat air minum, kacamata dan beberapa lembar uang
Gadis kecil itu mulai mencurahkan perjalanannya hari ini, tinta yang sudah tertulis dengan teratur diatas buku, lantunan musik yang mengalun, angin yang sejuk semilir menambah senyum yang terukir dari bibir gadis itu... Tinta yang menjadi saksi diatas buku kaku,
Alam yang menjadi rumah singgah sementara perjalanan dan musik sebagai Opera sangat Sempurna untuk menuliskan karyanya walau tidak begitu menarik bagi sebagian orang
Gadis itu selesai menulis karyanya walau hanya bermodalkan ingatan nya dari fajar dan tinta hitam, gadis itu kembali melangkahkan kakinya walau tak tahu harus kemana hanya menuruti jiwanya yang mencari jati diri, walau sesekali gadis kecil itu harus menundukkan kepala sangat Dalam karena orang-orang melihatnya sebagai gadis aneh 'Mungkin' yang mengenakan cadar dan berjalan seorang diri bagai seorang anak yang kehilangan induknya
Benar, gadis kecil itu ingin mencari jati diri sekaligus pengalaman walau sering kali muncul badai angin seperti cacian pedas, hinaan, makian, perlakuan yang menyakitkan hanya karena gadis itu mengenakan cadar hanya karena menjalankan sunnah Rasulullah.. Yaa kadang kudapati sebingkis luka terbias melalui ketenanganmu ada aroma hujan yang menguar lembut membasahi sebuah kisah klasik
Terkurung diujung perjalanan dan pada akhirnya lebur dengan sebuah hikayat pilu tak berujung..Dulu aku memang pernah mengenggam cinta, memang pilu jika cinta hadir terlalu dini, namun hanya merusak diri..
Aku memang mempunyai banyak mimpi tapi tidak akan kubiarkan mimpi itu sekedar barang mati,
Aku bukan kapas putih nan ringan yang sangat mudahnya terhempas ketika angin datang.. aku bukan pula seseorang yang tenang berpijak di atas jejak keputusasaan..
Akan terus kugenggam erat nilai-nilai agama memegangnya sangat erat meski cobaan berat dan kutunjukkan langkah kakiku demi Ridha-Nya walau getir, gelombang dan arus yang temani langkah kecilkuTak terasa sang rembulan akan segera mengambil alih tugas sang mentari, langkah kakiku mulai melambat tapi aku harus kembali pulang,
Ku percepat langkah kaki ini walau pilu yang menyambar syaraf kakiku,
Dan kembali gadis kecil itu harus berdesakan di dalam gerbong kereta mata indahnya menyapu sekeliling untuk mencari kursi untuk duduk walau hasilnya nihil, akhirnya gadis kecil itu bersandar pada pintu mengarahkan Indra penglihatan nya keluar melihat kemacetan ibukota dan menghitung ada berapa bintang diatas sana?
Dan bertanya kepada malam apakah bintang malam ini bertugas menemani bulan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kata Aneh
RandomHanya kata-kata tanpa dasar yang belum sempurna menjadi sebuah kalimat - - (Dari otak aja ngasal entah nyambung atau engga:v) Cuma mau mengasah aja selebihnya ditulis ketika dibusway dan dikereta diatas kertas putih yang tergores tinta hitam eaaa😆...