Bagian Terakhir

336 21 6
                                    

Hari-hariku hampa ternyata tanpa Al. Mungkin berubahnya aku menjadi pendiam dan galau yang berkelanjutan dirasakan oleh beberapa orang dalam kelasku.

"Lu ih udah jangan galau mulu." Ijem tiba-tiba duduk di bangku sebelahku.

"Gua belum terbiasa aja harus gini Jem." aku berusaha tersenyum dengan wajah yang sedikit lemas.

"Aneh lu mah, lu yang ngejauh lu yang galau galau an," ucapnya sembari menyentil keningku. Ijem untung aku sayang.

"Lu nya sama yang kelas 12 itu gimana? Ada perkembangan buat deket gak?" sedikit ku menggoda Ijem dengan masalah percintaan dia.

"Apa sih lu El, kantin yu jamkos ini." sepertinya dia kesal haha.

"Tugas Jem kerjain dulu "

"Gua suruh si Beben nyari contekan ya?" belum ku menjawabnya, Ijem sudah pergi mencari Beben. Tak lama dua manusia yang selama ini menjadi teman berceritaku datang dan duduk di satu meja tiga bangku, dengan posisi aku sebelah kanan, Ijem tengah, dan Beben sebelah kiri.

"El ..." dari wajahnya kupastikan Beben ini akan bercerita tentang Sania -mantan tersayang nya- yang memang problematikanya tak habis-habis walau sudah mantan.

"Kenapa lagi sama si Sania hm?" seperti biasa aku akan menjadi pendengar yang baik seperti dulu saat dengan Al, ah sudah lupakan Al.

"Kemarin gua nganterin Sania pulang dan nungguin dulu Sania ekskul. Mantap gak tuh?"

"Lu kalau gitu kapan move on nya kutil?" Ijem terlalu gemas sampai menjambak rambut Beben.

"Ya gimana lagi, gua sayang banget sama Sania, gak bisa move on gua, argh."

"Beben.. Beben.. Bucinnya udah kebangetan, kek dipelet sama si Sania," tambahku sambil menepuk-nepuk pundak Beben.

"Iya kali ya gua dipelet. Yaudah gapapa sekarang dia mungkin lagi dipepet sama orang, yang penting nantinya sama gua." Beben ini sudah dibutakan oleh cinta.

"Jangan gua mulu dong yang curhat, bosen gua curhatin mulu si Sania,"

"Suruh siapa lu bucin sama Sania."

"Udah sih ah, lu berdua yang curhat cepet!" paksa Beben kepada aku dan Ijem.

"Halah lu tau Ben, gua masih gini gini aja sama yg kelas 12."

"Udah gak usah dilanjut curhatan lu, miris soalnya pengen nangis gua, sampe sekarang gak pernah dapet celah buat bisa deket gitu sama tuh kelas 12, udah Jem udah gak kuat gua." Beben mendramatisir, ingin muntah ku melihatnya. Ijem hanya memutar bola matanya sembari mencibir.

"Nah si El gak pernah curhat nih."

"Buruan El curhat!" paksa Beben kepadaku, aku hanya menghela napas.

"Jadi ..." "—nungguin ya? Hahahaha."

"Gabriellaaaaaaaa!" teriak kedua makhluk di depanku ini, senang sekali membuat mereka kesal.

"Iya iya ini gua cerita." aku menarik napas dan mulai bercerita, "Gua suka sama seseorang, awalnya gua udah deket sama dia uhm maksudnya deket bro gitu, terus gua curhat sama dia kalau gua suka sama seseorang tapi dia gak tau yang gua curhatin itu dia sendiri. Tapi sekarang gua jauh sama dia, entah dia yang emang ngejauh atau gua yang ngerasa canggung jadi menjauh."

"Tunggu deh, jadi lu curhat tentang dia ke dia tapi dianya gak tau kalau yang lu curhatin itu dia sendiri?" tanya Beben dengan alis bertautan.

"Iya gitu Ben," balasku.

"Terus sekarang lu jauh?"

"Iya jauh, udah ketauan lah."

"Siapa tuh orangnya? Siapa tau gua bisa bantu hem." telisik dia kepadaku.

"Ehm sekelas kok," jawabku membuat Beben terkejut.

"Gua sebutin satu-satu dah kalau nyaut bukan berarti iya." Beben melihat sekeliling kelas dan mulai menyebutkan nama penghuni kelas, "Rian."

"Asep."

"Haris."

"Encep."

"Gumilang."

"Roni."

"Gaga."

"Al."

"Bukan!" teriakku, kelepasan.

"Oh dia," kata Beben sambil melirikku dengan senyum yang aneh.

"Iya si kapten," sahut Ijem berbisik.

"Oke deh bye." belumku bertanya akan kemana, Beben sudah pergi keluar kelas terlebih dahulu. Dasar Beben.

Semoga aku tak salah karena bercerita kepada Beben. Awas saja kalau sampai ceritaku menyebar kemana-mana, akan ku sobek jantung dia.

Tapi semoga juga Beben memang bisa membantuku, sebenarnya tidak mungkin aku bisa dengan Al tapi entahlah, ah aku bingung dengan perasaanku.

Terkadang aku berpikir, ketika aku menjauh dari Al, apa yang Al pikirkan? 

Ah, Al si kaptenku.

Setelah beberapa hari dari sesi bercerita tentang hatiku pada Beben, Al tiba-tiba mengirim chat kepadaku. Sungguh jantungan aku.

Al

P

Oitt

Ada GA matcha sekilo, lu gak ada niatan buat ikutan gitu? Wkwk.

Dimana dah?

Di IG tadi gua liat, tapi rulesnya bikin video mukbang matcha sampe muntah, pingsan, kejang-kejang.

Becanda mulu lu:(

Garing.

Tapi ngakak gua.

Apa sih lu ah:(

Entah apa yang beben katakan pada Al sampai dia mengirim chat kembali setelah sekian lama tidak.

Senang. Malu. Ingin teriak. Ingin menangis. Lebay sekali aku ini. Tapi jika aku katakan sekarang ini aku sedang guling-guling seperti cacing kepanasan di atas kasur sambil menggigiti guling apa kalian percaya? Memang selebay ini aku menjadi manusia.

Seperti ada satu energi yang kembali mengubah semuanya seperti semula. Semenjak chat pertama kalinya lagi Al kepadaku setelah sekian lama berjauhan seperti orang yang tidak saling mengenal, kami dekat kembali walau ada malu-malu nya sedikit, dia. Kalau aku malu-malu nya banyak.

Mungkin aku akan berterima kasih pada Beben, atau tak perlu? Ah aku ini baik hati teman.

Sudah, jangan sampai aku berjauhan lagi dengan Al.

Cerita singkat namun seterusnya tak boleh dan tak akan singkat haha. Ceritaku di perkenalan awal SMA yang tersentuh sedikit cinta ini diakhiri dengan kebahagiaan kembalinya bersama aku dengan Al. Seterusnya semoga selalu bahagia!

Jika ada waktu akan ku ceritakan bagaimana kisahku dengan Al nanti.

Oh ya aku lupa mengatakan sesuatu, Al itu suka kentut hahaha jangan katakan padanya ya.

-END-

Halohaaaaa!!!!! Ini ending storynya aha. Tahu kok pasti akhirnya garing, waktunya lama, ah bad pokonya. But, ini cerita pertama aku yang aku pub sampe ending huhuuuuu. Semoga ceritanya bisa berkesan bagi yang membaca, semoga aku bisa lebih baik dalam menulis, semoga kalian bisa cepat menulis, semoga aku bisa bikin cerita lagi, semoga dan masih banyak lagi semoga yang baik. Terimakasih buat yang sudah baca ini, memberi support, dan memberi apresiasi lewat vote, terimakasih sekali kalian hebat. Mohon maaf masih banyak salah dan aku masih belajar. Selalu menerima kritik dan saran,

Sampai jumpa.

Luv,
Ekaa a.k.a El.

Al dan El [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang