Pagi ini, tak terasa aku telah menginjak bangku SMP , setelah kejadian waktu lampau itu, aku sudah tersadar kalau aku tidak perlu mengungkit kejadian itu lagi.
Sekarang aku mulai menjalani hidupku yang baru ini dengan semangat.
"Triingg..tring..,, ayo anak-anak ,waktunya masuk!" Ujar seorang guru kesiswaan disebrang sana."Hei,nama kamu siapa?" Kata anak perempuan yang duduk sebangku denganku.
"Namaku Lara, nama kamu siapa?"
Tanyaku penuh dengan keraguan." Namaku kirana, aku sering dipanggil irene,salam kenal" ucap seorang gadis itu yang kuketahui bernama irene, menjabat tanganku manis, dan baru kali ini aku mempunyai teman, aku tidak tahu bila dua orang saling berkenalan dan berjabat tangan itu sudah bisa disebut teman.
semenjak aku duduk di bangku SD aku tidak pernah memiliki teman, karna aku terlalu menutup diriku,semenjak kejadian ayahku meninggalkan ku.
Sepertinya aku akan nyaman dengan temanku yang satu ini."Waw.. Gila ganteng bgt, keren bgt
Donk gayanya.." Teriak heboh dari kerumunan gadis itu, yang kuketahui mereka sedang meneriaki seorang anak laki laki yang keren, katanya."Siapa sih?" Tanyaku pada irene
"Gak tau nih, masa baru pertama kali sekolah langsung ada anak yang terkenal sih" kata irene heran
Setelah aku memerhatikan cowok itu dengan lebih detail, dadaku seakan digoncang badai yang besar, denyut nadiku tak bisa dikontrol dan jantungku seakan berlari meninggalkanku, aku bertanya pada diriku sendiri
'Kenapa udara diruangan ini jadi hilang?
Dan apa yang terjadi dalam diriku? Apakah mungkin itu anak laki laki yang dulu sempat membuatku semangat menjalani hidupku?
Kenapa dia datang disaat yang tepat?'
Pertanyaan yang berbondong-bondong menghampiriku tanpa meminta izin.Tiba-tiba anak laki laki itu memandang ke arahku begitu lama, dan tanpa sadar aku menarik ujung bibirku dan membuat lengkungan yang tanpa kusadar itu lengkungan terlebar yang pernah aku lakukan.
Akan tetapi, ia langsung mengalihkan pandangannya dariku, kau tahu apa yang kurasa?Aku bagaikan kaca yang rapuh, yang akan pecah hanya tersentuh oleh angin, aku tak dapat berkata- kata lagi, aku berfikir apakah semudah itu dia melupakanku?
Untuk apa aku menangis, kalau yang aku tangisi asa yang membuatku kecewa, aku bisa apa? Aku hanya memendamnya dalam dalam hingga tercipta goresan tinta baru yang tak pernah terlupakan.
"Lara, kamu kenapa kok mukannya jadi murung gitu sih?" Kata irene heran
"Ouh gapapa kok,hehehehe." Ucap ku berbohong. Aku benci dirimu Rasa.
"Rasa Yang Hilang"Kau taruh semua asa yang tak ku kenal di dalam diriku.
Ucapanmu selalu membuatku berjuang.
Tingkah lakumu selalu membuat ku sadar bahwa aku hidup dalam realita.
Hingga akhirnya, dengan mudahnya kau robohkan dinding yang telah ku buat sedemikian rupa ini.
Kau bagai senja, selalu memberi keindahan dan kehangatan lalu pergi hingga memberi kesunyian dan kehampaan.
Anehnya, aku selalu menantimu memberi kehangatan itu, padahal
sesudahnya kau sakiti aku.
Aku memang bodoh, teramat bodoh.
Aku tersadar, setelah kau tak memancarkan setiap inci kehangatan itu lagi, Rasaku telah hilang.
Teruntuk Rasa yang pernah ada, jika kau ingin hilang, hilanglah saja dan jangan kembali lagi, karna aku telah menaruh sebuah rasa yang tak pernah ku pikirkan dan kurasakan kepadamu, yaitu rasa benci.Maaf ya guys kalo telat update.
Jangan lupa komen dan vote ya.. Biar writer semangat#lara #rasa #cinta #segorestintauntukmu #puitis
KAMU SEDANG MEMBACA
Segores Tinta Untukmu
Teen Fiction" Rasa! Kamu kenapa sih, selalu ninggalin aku?" Ucap perempuan di ujung sana. "Aku bukan lelaki di luar sana yang selalu pergi tanpa alasan, aku pergi ada alasannya, alasan ku pergi darimu adalah untuk memastikan apakah jika aku pergi kau mencemaska...