💢Prolog💢

579 146 146
                                    

"Awali harimu dengan senyuman"
_______________________

Happy reading💗

●====●====●

Sesampainya didepan gerbang sekolahnya, Azfa berjalan menuju kelas. Saat di perjalanan ada beberapa anak laki-laki yang sedang bermain sepak bola di lapangan.

Terdengar suara teriakan 'AWAS' dari para pemain dan juga penonton, tetapi Azfa tidak memperdulikan itu karena ia pikir itu bukan urusannya, hingga tiba-tiba saja ada sesuatu benda keras mengenai kepalanya hingga ia merasa pusing.

"Awhh," keluh Azfa. Sebelum semua nya menjadi gelap, Azfa sempat melihat salah satu laki-laki pemain sepak bola itu menghampiri nya dengan wajah bersalah.

"Ya elah! Pake acara pingsan lagi," ucap laki-laki itu lalu mengangkat tubuh Azfa menuju UKS.

Sesampainya di UKS laki-laki itu bingung harus berbuat apa.

"Kok? Tangan gue agak gimana gitu ya?" ujar nya lalu memeriksa tangannya sendiri untuk memastikan tidak terjadi apa-apa pada tangannya.

"Busettt gila!!! Ini kenapa ada merah-merahnya? Mana baunya nggak enak lagi!"

"Kayaknya ini darah deh," tidak mau mengambil pusing Arlan duduk dikursi dekat brankar dan membiarkan tangannya itu.

Jika ia meninggalkan gadis itu pasti teman-temannya akan mengira ia adalah orang yang tidak bertanggung jawab. Tetapi jika ia menunggu hingga gadis itu sadar, hanya ada dua opsi yang harus ia lakukan nanti? Meminta maaf atau menjelaskan yang sebenarnya. Lalu ia memilih opsi kedua yaitu menjelaskan yang sebenarnya.

"Bukan sifat gue banget kalo minta maaf duluan." gumam laki-laki itu sambil memperhatikan setiap inci wajah Azfa dengan kagum. Beberapa menit kemudian terlihat kedua mata Azfa sedikit bergerak dan mulai membuka matanya.

"Eh lo udah sadar ya?" tanya laki-laki itu. Azfa hanya diam masih menyesuaikan penglihatannya terhadap ruangan itu.

"Btw, kenalin nama gue Arlan Zidan Fernanda kelas XII. Nama lo siapa?" ucap Arlan sambil mengulurkan tangannya. Tetapi ulurannya tidak dibalas oleh perempuan itu.

Karena tangan nya pegal ia meraih tangan Azfa dan memaksanya untuk berjabat tangan dengannya.

Sedangkan Azfa yang masih sedikit pusing hanya menuruti nya sebelum ia terkejut. Sambil melepaskan tangannya dari Arlan, Azfa berkata
"Ehh sembarangan ya kamu?!! Kita ini bukan mahram!. Nama saya Azfa Zahra Aisyah kelas XI "
balas Azfa sedikit marah dan menangkupkan kedua tangannya didepan dada. Itu membuat Arlan mengernyit bingung.

Arlan pun menarik tangannya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena bingung sendiri.

"Yaya. Boleh gue panggil Zahra? Lagian lo sih, diajakin kenalan malah nggak dibales."

"Kalau itu terserah kamu. Boleh saya bertanya?" Arlan menganggukan kepalanya.

"Kenapa saya bisa ada disini?" tanya Azfa seperti mengalihkan pembicaraan.

"Tadi kepala lo kena bola yang gue tendang sampai lo pingsan. Akhirnya gue angkat lo kesini buat tanggung jawab, tapi gue nggak sengaja beneran. Lo juga lemah banget. Kena bola dikit aja langsung pingsan," jawab Arlan yang membuat Azfa memelototkan matanya.

'Sabar ya Allah, mungkin cowok ini belum pernah ngerasain ketimpuk bola' gerutu Azfa dalam hati.

"Ehh bentar-bentar. Kamu ngangkat saya?!? Astaghfirullah," ucap Azfa spontan dengan keterkejutannya. Bagaimana tidak? Selama ia hidup hanya ada dua orang laki-laki yang pernah menyentuhnya yaitu ayah serta kakaknya. Dan sekarang tambah satu lagi kakel yang tidak ia kenal, dua kali lagi. Rasanya ia ingin menangis.

Melihat mata Azfa yang berkaca-kaca. Arlan bingung sendiri. "Soalnya nggak ada orang yang bisa gue mintain bantuan tadi." balas Arlan berbohong. Karena jika ia meminta tolong pada orang lain mau ditaruh mana harga dirinya harga dirinya.

"Mending kamu diem dulu deh!"

"Yaelah, jadi cewek sensi amat."

"Terserah kamu. Kalau begitu saya mau pamit dulu. Assalamualaikum." jawab Azfa. Ia tidak tau harus berbuat apalagi.

Arlan pun hanya memperhatikan gerak-gerik Azfa sebelum ia sadar akan sesuatu.

Iya! Sesuatu!!!
Sesuatu yang membuat dirinya menahan tawanya dengan mati-matian. Ini menyangkut harga diri seorang wanita coyyyy.

"Eh tunggu-tunggu, lo mau tau nggak?"

"Nggak."

"Emang lo tau gue mau ngomongin apa?"

"Nggak."

"Astatank, ni cewek emang ya nguji batas kesabaran gue."

"Udah?" tanya Azfa jengah.

"Beneran nih?! Lo nggak kepo?"

"Kamu apa-apaan sih, nggak jelas tau nggak!"

"Hilih... dibilangin juga, nyesel awas lo ya. Udah sono pergi-pergi!"

"Ya silahkan." balas Arlan tanpa membalas salam dari Azfa tadi. Lalu melihat Azfa yang mulai menghilang dengan tatapan tidak percaya.

Tapi tak lama kemudian tawa nya pecah begitu saja. Dan bergumam sendiri.
"Gila sumpah! Gue? Ditinggal sendiri disini sama cewek? Ini beneran gue atau orang lain sih? Heran gue. Tuh cewek juga cuek-cuek aja! Nggak terpesona apa? Sama kegantengan gue? Benar-benar cewek aneh" gerutu Arlan. Lalu tak lama kemudian ia tersenyum miring. 'Menarik' batinnya.

🧕

Setelah keluar dari UKS, Azfa dikejutkan dengan berbagai tatapan yang tak biasa dari orang-orang. Ada yang menatapnya seakan ingin mengulitinya, ada yang menatapnya tajam seraya mengintimidasi, serta ada juga yang menatapnya berbinar. Entahlah Azfa bingung dengan orang-orang disekitarnya.

Eitttsss jangan lupakan ekspresi yang satu ini.

Ekspresinya yaitu seperti sedang menahan tawa. Persis dengan apa yang dilakukan Arlan tadi.

Entah apa yang sedang ingin mereka tertawakan, Azfa mencoba untuk tidak perduli sebelum ucapan salah satu dari mereka membuat wajahnya merah karena malu bukan main.

"Ehh fa, lo bocor ya?"

Semua orang yang ada disitu pun langsung tertawa geli.

^^^^^^^^

SINYAL JODOH❣

Semoga suka :)
Masih pertama belum terakhir jadi ya gini, masih ngebosenin...

Nextt??? Ikutin terus kelanjutannya yaaa😘

30 Mei 2019

#jangan lupa vote ya😂
#jadilah manusia yang ringan tangan🍃😁

SINYAL JODOH (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang