Better than his ex

164 33 0
                                    

"Kamu masih sayang Jeno"

"Enggak kok"

"Nana"

"Enggak kak"

Mark menghela nafas lelah, merotasikan kedua bola matanya dan membalik tubuh Jaemin ke arahnya.

"Kamu nangis"

Iya, Jaemin memang menangis. Pipinya merah dan matanya bengkak, ingusan pula. Mark buru-buru menyeka wajah Jaemin dengan lengan korsanya.

"Udah, jangan nangis. Nangis malah makin ngebuktiin kalau kamu enggak bisa move on dari manusia itu" tegas Mark.

Kemudian Mark membawa Jaemin ke dalam pelukan, mengelus punggung adik kelasnya itu dengan sabar hingga tangis Jaemin mereda.

"Aku susah lupain kenangan sama dia kak" aduh Jaemin, menyeka matanya pelan.

Ya bagaimana mau melupakan kalau tiap melihat sesuatu Jaemin pasti akan auto teringat Jeno.

Lihat payung, ingat Jeno pernah mayungin dia sampai rumah.

Lewat kelas anak MIPA, jadi ingat juga kalau Jeno itu ranking 1 paralel MIPA.

Bahkan lihat Chenle aja buat Jaemin ingat Jeno, karena dulu Jeno sering banget main sama Chenle di rumahnya.

Dan yang terparah itu adalah Jaemin bahkan pernah baper dan menangis melihat orang bernafas karena ia jadi mengingat Jeno yang juga bernafas di udara yang sama dengan dirinya.

"Jaem, kenangan kamu sama Jeno enggak perlu dilupakan. Mungkin kamu hanya perlu nyimpen kenangan itu, terus dikunci dan jangan pernah dibuka lagi. We can call it your Pandora box"

"Terus gimana kalau misalnya Pandora Box nya terbuka?"

Mark tersenyum kecil, menangkup wajah Jaemin dalam telapaknya yang besar dan kasar, "then you should remember this thing; that you're hotter than his ex, and better than his next" tandas Mark.

"Tapi aku satu-satunya mantan Jeno kak"

"Then prove it babe, that now you're hotter than when you're still into Jeno"

.

.

.

TBC

Sweet TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang