Ramen

168 32 1
                                    

"Iya, Jaem besok pulang sayang"

"Janji?"

"Iya. Sekarang Lele bobok sama Mama ya, dadah Lele"

"Dadah Aem. Love you Aem"

Jaemin mematikan ponselnya, berfokus lagi pada silabus tebal fisika yang terbuka lebar di atas meja.

Di depannya ada Mark yang mengerjakan buku yang sama namun dengan level berbeda. Mereka memang memutuskan belajar bersama di tempat Mark malam ini.

Dulu biasa Jaemin akan belajar bersama si tinggi-bajingan-Jeno, namun sekarang tidak mungkin lagi. Maaf saja tapi Jaemin masih memiliki ego setinggi langit untuk disebut pelakor.

"Kamu lapar gak Jaem?" Tanya Mark, menghentikan kegiatan mencorat-coret kertas hitungan karena perutnya berbunyi.

"Lapar kak. Punya ramen instan enggak?"

"Punya sih, di dapur. Mau masak?"

Jaemin ngangguk, beranjak berdiri ke dapue dan mengeluarkan tiga bungkus ramen.

"Aku pergi beli cola ke market ya Jaem, bentar aja kok"

"Hati-hati kak"

Setelah itu Jaemin disibukkan dengan ramennya, Jaemin sudah tidak asing dengan kamar Mark, karena notabenenya ini juga adalah kamar Jeno.

Ia sudah terbiasa.

Di saat ramennya sudah matang, Jaemin memisahkan ramen itu ke tiga mangkok berbeda. Salah satu di antaranya memiliki kuah paling banyak dengan nori di atasnya.

Jaemin, dengan kasualnya, berjalan ke kamar berpintu hitam dengan membawa mangkok itu, membuka pintu kamar dengan santai lalu refleks berkata, "Jeno, ramennya udah matang nih"

Jeno, yang sedang belajar di mejanya terpaku, dan setelah beberapa saat Jaemin sadar akan perbuatannya.

Ia selalu membuatkan Jeno ramen di saat ujian seperti ini, dan kebiasaan sialan itu sayangnya masih terbawa.

"Eh...terimakasih?"

Jaemin mengangguk gugup, meletakkan asal mangkok Jeno di atas lantai lalu berlari kembali ke ruang tengah.

.

.

.

TBC

Sweet TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang