#10: Pilihan Yang Sulit

4.8K 797 88
                                    

"Ayah? Ibu?!" pekik Yeorin terkejut. Ia dan Yeonji baru tiba di rumah dan melihat keempat orang tuanya sedang mengobrol di ruang keluarga.

Gadis itu benar-benar terkejut melihat kedua orang tua angkatnya ada di Gyeongju. Bukankah ibunya pernah bilang akan memberitahunya kalau mereka sudah kembali ke Seoul setelah liburan musim panas mereka berakhir? Namun, ibunya tidak kunjung memberi kabar dan tiba-tiba mereka malah ada di sana sekarang.

"Apa yang kalian lakukan di sini?"

"Hanya ingin berkunjung," jawab Ibu Han dengan nada riang seperti biasa.

"Kau duduklah, tidak sopan berdiri seperti itu di depan orang yang lebih tua," tegur Ibu Kim. Yeorin langsung terduduk di antara mereka.

"Orang tuamu sudah membicarakan semuanya pada kami," ujar Ayah Kim. "Kau boleh memilih tetap tinggal di sini atau kembali ke Seoul. Kami tidak akan memaksamu."

"Aku―" Yeorin berkata ragu. Saat yang ditakutkannya datang juga. Saat ketika ia harus memilih dan pilihannya amat sulit untuk saat ini.

"Apa kau sudah punya keputusannya?" tanya Ibu Han antusias.

"Keputusan?" tanya Yeorin bingung. "Haruskah, sekarang?"

"Kau akan menetap di sini atau kembali ke Seoul?" tanya Ibu Han lagi.

Yeorin memang belum memutuskan, tetapi ada satu hal yang ia renungkan selama perjalanan pulang tadi. Hal itu membuat hatinya semakin yakin untuk mempertimbangkan keputusan itu.

"Kami berharap keputusanmu bukan sesuatu yang dipaksakan," ujar Ayah Han.

"Aku sangat senang tinggal di sini," Yeorin memulai kalimatnya. "Di sini aku banyak belajar tentang tanggung jawab, tentang rasa adil dalam keluarga, tentang kebersamaan yang tidak kudapatkan di Seoul dan semua itu Ayah dan Ibu Kim yang mengajarkannya kepadaku," Yeorin menatap wajah ayah dan ibu kandungnya dengan mata berkaca-kaca, sementara keempat orang tuanya masih mendengarkan dengan serius.

"Di sini juga aku belajar tentang persahabatan, tentang arti sebuah keluarga, tentang menjaga perasaan, tentang kesetiaan, tentang kesabaran. Semua itu kudapatkan dari Namjoon Oppa dan teman-temannya, juga Yeonji. Aku suka rumah ini, masakan Ibu Kim, humor Ayah Kim saat kita sekeluarga berkumpul makan malam, juga belaian lembut tangan Ibu Kim saat mataku perih terkena asap di dapur. Aku suka Gyeongju. Suka sawahnya, gunungnya, sungainya, udaranya, juga orang-orangnya. Aku suka semuanya dan kalau kalian tahu aku sangat berat meninggalkan tempat ini."

Buliran air bening mulai menetes dari kedua mata Yeorin. Ia tak sanggup lagi mengeluarkan suara. Ia tahu benar keputusan yang akan diambilnya ini sangat sulit, terutama untuk keempat orangtuanya. Pilihannya akan membuat salah satunya kecewa.

Kedua ibunya sudah ikut terisak karena melihat Yeorin menangis, sementara kedua ayahnya sedang berusaha menahan air mata mereka agar tidak jatuh.

"Maaf, aku sudah membuat kalian sedih." Yeorin berusaha menguatkan dirinya.

"Aku benar-benar senang berada di sini. Terima kasih banyak sudah membuatku merasa nyaman dan membuatku menyadari kalau tempat inilah rumahku yang sebenarnya," ujar Yeorin sambil membungkukkan tubuh ke arah ayah dan ibu kandungnya. Ibu Kim langsung menelungkupkan wajahnya ke bahu sang suami karena tidak kuat menahan air mata.

"Tidak perlu berterima kasih," ujar Ayah Kim dengan bijak. Yeorin membangkitkan tubuhnya lalu tersenyum kepada mereka.

"Walaupun begitu, banyak hal lain yang kudapatkan di sini yang membuatku tersadar akan satu hal." Kali ini Yeorin menoleh ke arah kedua orang tua angkatnya.

"Aku tidak bisa meninggalkan Ayah dan Ibu Han. Bukan karena hidup bersama kalian serba enak, tetapi karena aku tahu maksud baik kalian mau merawatku bahkan mau mengangkatku sebagai anak adalah agar masa tua kalian nanti tidak kesepian." Yeorin menghentikan kalimat yang entah kenapa terasa amat panjang baginya itu.

[Sudah Terbit] Be With You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang