"Tuan Jiang" seorang murid Yunmeng menghadap Jiang Cheng ketika mengawasi murid-murid berlatih memanah di Lotus Pier
"Tuan Wei datang, ia ingin menemui Tuan" dahi Jiang cheng berkedut mendengar nama Wei Wuxian.
Hubungannya dengan pria itu rumit. Wuxian adalah sahabat yang sudah seperti saudara sendiri tapi juga rival. Ia membunuh kakak perempuan satu-satunya Jiang Chen, di lain sisi Wuxian memberinya inti emas yang ia miliki. Itu salah satu alasan Wuxian memilih jalan sesat dunia kultivasi. Karena tanpa inti emas ia tidak mampu lagi mengunakan tehnik kultivasi mainstream.
"Biarkan dia diluar gerbang. Suruh ia berlutut sampai matahari terbenam baru perbolehkan ia masuk"Jiang Cheng memerintah
Wajah murid Yunmeng itu tampak ragu dan bingung dan Jiang Cheng dapat membacanya.
Apa yang yang kau tunggu. Bentak Jiang Cheng galak. Tuan muda Jiang benar-benar mewarisi tempramen madam Yu.
"Ta..tapi tuan. Tuan Wei tidak sendirian. Ia membawa seorang bayi" murid Yunmeng itu begitu berani menjawab tuan Jiang. Tapi dia tidak tega membiarkan bayi yang di bawa tuan wei ikut menderita.
"Apa yang kau bilang"Jiang cheng memastikan pendengarannya tidak salah
"Tu..tuan wei tidak sendirian. Ia membawa seorang bayi" nyali murid Jiang itu mulai ciut. Ia mulai berpikir tuang jiang akan menghukumnya berlatih kuda-kuda dengan membawa beban ditangan. Salah satu hukuman favorit Jiang Cheng bagi murid-murid Yunmeng.
"Apa lagi yang dilakukan orang itu kali ini" Jiang Cheng percaya Wei Wuxian dapat berbuat apapun diluar akal sehat. Tidak ada yang tidak mungkin. Bahkan diluar akal sehat. Terbukti Wei Wuxian bahkan bisa kembali kedunia setelah mati.
"Sekarang ikut aku menemui keparat itu" murid Yunmeng itu melihat kilat-kilat zidane mulai muncul ditangan Tuan Jiang. Bulu kuduknya mulai berdiri.
Jiang Chen mulai melihat sosok Wei Wuxian dalam fisik Mo Xuanyu ketika mulai mendekati gerbang Yunmeng.
"Ada angin apa Tuan Wei ke Yunmeng" Jiang Cheng berkata ketus. Bagi Wuxian Yunmeng adalah rumah. Jiang Cheng juga tahu betul hal itu.
Mata Wei Wuxian mulai berkaca-kaca. Hatinya begitu pedih mendengar kata-kata Jiang Cheng. Belakangan Wuxian memang lebih emosional. Tangisnyapun pecah dan mengeratkan pegangannya pada bungkusan yang di gendongnya
Jiang Cheng yang melihat Wuxian menangis menjadi bingung apa yang harus dilakukan. Ini pertama kalinya ia melihat Wuxian menangis. Ia tidak tahu bagaimana harus bereaksi.
Jiang Chen yang panik memeluk Wuxian seperti memperlakukan gadis yang menangis. Jiang cheng setelah kejadian ini juga bertanya-tanya dalam dirinya selama beberapa hari apa yang sebenarnya ia lakukan
"Hei bodoh jangan menangis aku hanya hanya bercanda" Jiang Cheng berkata lembut"
"A Cheng"gumam wuxian. Panggilan yang bertahun-tahun ia tidak gunakan. Tangisan wuxian lebih keras merasakan kehangatan pelukan orang yang ia anggap sebagai saudaranya.
Tangisan Wei Wuxian diikuti tangisan bayi yang merasa tidak nyaman diapit dua pria yang lupa di antara mereka ada bayi yang sedang tidur.
Jiang Cheng yang teringat soal bayi segera menjauhkan tubuhnya takut menjepit bayi itu diantara tubuhnya dengan segera.
Dia melihat lekat-lekat apa yang berada di tangan Wei Wuxian. Bayi itu menangis kencang dengan muka memerah.
"Wuxian bayi siapa yang kau bawa?"
Wuxian mengusap air matanya dan dengan tersenyum berkata " Perkenalkan Wei Erlang, keponakanmu"
Mendengar kata-kata itu rasanya kepala Jiang Cheng mulai berkunang-kunang
KAMU SEDANG MEMBACA
Erlang
FantasyJiang Cheng menitipkan seorang bayi kepada Hanguan-Jun. Dia mengatakan bahwa jika nanti anak ada orang bodoh yang akan mengaku sebagai orangtua bayi itu