PROLOG

145 60 7
                                    

Seorang gadis kecil berumur lima tahun yang sedang berlari dengan senyum terukir di wajahnya memainkan kincir angin kecil buatan ayahnya, bersama sang kakak di halaman rumahnya yang luas di hamparan bukit.

Sedangkan sang ayah yang berdiri tak jauh dari halaman itu melihat kedua putrinya bermain bersama dengan gembira, membuat senyumnya tak pernah pudar

Disela sela kedua kakak beradik itu sedang berlari sambil memegangi kincir angin, khanza yang tidak lain adalah kakak dari kezia

Langsung merebut kincir angin milik kezia dan menukarnya dengan miliknya, karena kincir angin miliknya sedikit bergeser sehingga terlepas dari batangnya.

Kezia yang tidak terima dengan hal yang di lakukan kakaknya itu pun langsung protes

"Ka khanza itu kan punya zia" ujar kezia tak terima

"Iyah, tapi sekarang ini punya aku" balas khanza sambil berlalu meninggalkan kezia

Hal tersebut membuat kezia lantas berlari menghampiri ayahnya untuk mengadukan kincir angin miliknya yang di tukar paksa oleh sang kakak

"Ayah... ka khanza rebut kincir angin punya zia, terus ngasih kincir angin yang rusak ini" ujar kezia sambil menunjukkan kincir angin yang rusak

"Ini masih bisa di perbaiki, tinggal di pasangkan lagi...seperti ini" ujar bram ayahnya sambil memperbaiki kincir angin milik kezia

"Makasih ayah" ucap kezia sambil memeluk ayahnya

"Iya sayang" ucap bram lantas membalas pelukan putrinya

Kezia yang senang karna kincir anginnya telah di perbaiki, lantas pergi berlalu meninggalkan ayahnya, dan langsung menghampiri kakaknya.

"Sudah di perbaiki zia?"ucap khanza melirik kearah kincir angin yang di pegang kezia

"Sudah dong"

"Yaudah yuk main lagi"

"Ayo " balas kezia

Walaupun khanza dan kezia sering berkelahi atau adu mulut, tapi mereka hanya membutuhkan waktu sebentar untuk berbaikan dan kembali bermain.

Meet you againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang