The Darkest Side [Chanbaek Versi]

TWO

🌪🌪The Darkest Side🌪🌪

.
.
.
.
.
.

Baekhyun menatap Chanyeol dengan gugup. "Kalau boleh... Kalau boleh saya ingin membaca buku-buku di rak itu," pintanya pelan.

kristal tertawa cekikikan seperti anak kecil, "Membaca?" gumamnya dalam tawa, “Begitu banyak hiburan di rumah ini dan kau memilih membaca?" nada mencemooh terdengar jelas di suaranya hingga pipi Baekhyun memerah.

Tapi Chanyeol hanya berdiri di situ dan menatapnya datar.

"Setidaknya putramu memilih hiburan yang paling bermutu di antara semuanya," kata-katanya diucapkan dengan nada biasa-biasa saja, tetapi arti yang tersirat di dalamnya membuat tawa Kristal terhenti dan wajahnya merona malu, dalam rasa malunya itu, Kristal melirik Baekhyun dengan jengkel.

"Silahkan, baca semua buku yang ingin kau baca," senyum tipis muncul di bibir Chanyeol, lalu menggandeng Kristal, membawanya pergi ke luar ruangan.

Baekhyun merasa sangat lega ketika ditinggalkan sendirian, dengan penuh rasa tertarik, ditelusurinya buku-buku di rak raksasa itu. Kebanyakan buku berbahasa asing, dan merupakan versi asli, setelah meninggalkan buku-buku literatur bisnis, Baekhyun tertarik ke sederetan buku sastra lama... Diambilnya salah satu buku, dan tersenyum.

Well kapan lagi dia bisa membaca buku-buku versi asli ini dengan gratis? Karena sudah pasti dia tidak akan mampu membelinya...

🌪🌪🌪

Ketika dia memasuki ruangan itu, didapatinya pemandangan indah terpampang jelas di depannya.

Baekhyun, lelaki mungil itu tertidur di kursi santai dengan sebuah buku terbuka di pangkuannya, sebelah lengannya lunglai di sandaran kursi dan kepalanya miring setengah tertunduk.

Dia tidak dapat menahan keinginan untuk mengawasi lebih dekat. Dengan langkah pelan tak bersuara, seperti singa mengintai mangsa, didekatinya pria manis itu. Dia berusaha sedekat mungkin, karena hasratnya mendorongnya untuk lebih mendekati pria itu.

Ah, betapa cantiknya, wajahnya polos tanpa polesan apapun itu, kulitnya yang begitu lembut, seperti bayi membuatnya tergoda untuk menyentuhnya, menyusurkan jemarinya di pipi lelaki mungil itu. Dan bibirnya, astaga bibir itu, begitu ranum, tanpa polesan sedikitpun, tetapi tetap begitu indah. Matanya menyusuri seluruh keindahan di depannya.Sudah berapa lama ia menunggu saat-saat ini? Menunggu saat-saat lelaki mungil ini berada begitu dekat dengannya?

Ya, lelaki mungil ini membuatnya terbangun setelah ditidurkan dengan paksa sekian lama.

Ahkirnya dia tidak dapat menahan godaan, dibungkukkannya tubuhnya melingkupi lelaki mungil itu, kemudian bibirnya menyentuh bibir lembut itu dengan halus tapi penuh hasrat.