Rainbow or precious?

48 7 3
                                    

"Cantik."

Ahhh pengakuan kecil Kevano terus saja mengiang  ngiang di kepala Nevara. Ia benar benar tak bisa konsentrasi sekarang. Benar benar tidak bisa. Hanya karena pujian yang diucapkan Kevano untuknya.

Kevano menyebalkan.

Atau..

Nevara yang terlalu kebawa perasaan?

Ah tidak. Sepertinya tidak.

Ini memang karena Kevano yang membuat dirinya seperti ini. Coba saja kalau pengakuan itu tidak keluar dari bibirnya, pasti Nevara tidak akan seperti ini.

Tapi..

Nevara bahagia sih.

Hm. Entahlah, sesosok Kevano yang dikenal sebagai ice boy bisa melakukan hal manis seperti itu dihadapan Nevara. Nevara jadi terus kepikiran Kevano.

Eh,

Terus kepikiran?

Wajah dingin dan tenangnya yang seolah olah tidak pernah dihinggapi masalah dalam hidupnya. Datar, sangat datar. Namun, beberapa kali Nevara menangkap Kevano sedang tersenyum tipis kepadanya. Walaupun sangat tipis, namun Nevara dapat melihat itu.

Tatapan datar dengan sorot tenangnya. Bola mata cokelat gelap yang menghiasi wajah tampannya. Rambut yang selalu terlihat acak acakan, bibir agak tebal dan alis tebal yang menambah kesan tampan pada wajah Kevano.

"AURELLIE NEVARA PATRICIA LO DENGER GUE NGOMONG NGGAK SIH?!" Teriakan nyaring milik sahabatnya itu membuyarkan lamunan Nevara. Ia menatap Felli yang juga sedang menatapnya dengan tatapan mematikan. Kilatan amarah tersirat jelas di mata indahnya. Nafasnya tak karuan menandakan ia benar benar marah. Oh tidak, lebih tepatnya kesal dengannya.

"Eh— apa tadi hehe?" Tanya Nevara dengan cengiran tak berdosanya. Felli melotot, tangannya mengepal kuat. Jadi sejak tadi Nevara benar benar tak mendengarkannya? Jadi sejak tadi ia bercerita sendirian? Nevara benar benar tidak mendengarkannya? Yatuhan Felli ingin sekali membunuh gadis cantik didepannya ini saat ini juga.

"GOLOK MANA GOLOK!!" Teriak Felli lagi tambah emosi. Nevara meringis, Felli benar benar kesal dengannya. "Fel, jangan gitu ah." Ujar Nevara sambil cengengesan dan mengusap lengan Felli berniat menenangkan.

"Var. Bunuh orang, dosa gak sih?" Tanya Felli dengan wajahnya yang kini sudah merah padam menahan emosi yang sudah bergejolak didalam dirinya.

"Dosa lah bego!" Jawab Nevara sambil menoyor kening Felli.

"Emang lo mau bunuh siapa?" Lanjut Nevara lagi dengan watadosnya.

"Sabar fell sabar!!! Orang sabar rezekinya lancar" gumam Felli dalam hatinya. Felli tersenyum, namun dalam hatinya ia sedang mengumpati sahabatnya dengan berbagai sumpah serapah.

"Never mind!!" Ketusnya. Felli sudah malas dan terlalu melelahkan menurutnya jika harus menceritan ulang secara detail cerita yang sudah ia ceritakan tadi.

Belibet bat :v.

Nevara pun hanya menaikan bahunya tak perduli lagi. Karena ia merasa lapar, ia pun mengambil sebungkus roti cokelat di dalam tasnya dan melahapnya sambil menikmati pagi.

"Saat gue nikah nanti. Gue pengin anak pertama gue itu perempuan." Celetuk Nevara pelan dan  tiba tiba. Felli menegang beberapa detik terkejut dengan apa yang diucapkan Nevara baru saja.

"Cih. Baru juga SMK udah mikirin anak. Ena ena doang sih di otak lo." Ujar Felli sambil menoyor kelapa Nevara.

"Bener Fel. Gue serius. Terus kalo anak gue cowok, pokoknya harus tiga kata dan kata terakhir adalah Samudra atau Alaska." Ucap Nevara lebih ngawur lagi sehingga membuat Felli harus memutar badannya menghadap Nevara sepenuhnya dan menatapnya dengan tatapan bingung sekaligus aneh.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 13, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MY PAINWhere stories live. Discover now