Jason McCan [ending]

903 74 3
                                    

Aku menegakkan kepalaku, menyenderkan punggungku ke bangku. Aku masih berada di kelas, masih mengenakan seragam sekolah dan baru saja mengalami mimpi paling buruk disepanjang sejarah hidupku. Bukan mimpi tentang hantu, vampire ataupun zombie. Nafasku tersenggal-senggal. Tak lama, Tory, Lily, dan beberapa anak lainnya masuk ke kelas. Mereka menghampiriku.

"Apa yang terjadi padamu Vanka? Kau terlihat lelah, kau habis berlari mengejar anak yang mengganggu tidurmu ya?" tanya Lily. Aku menggeleng dan tiba-tiba mengingat sesuatu.

"Hei, Tory, apakah kau punya teman yang namanya Justin Bieber?" tanyaku, Tory mengangkat telunjuknya dan mengetukannya beberapa kali didagunya, seperti sedang berfikir.

Ia menggeleng, "Tidak ada, memang kenapa?" aku menghela nafas, aku semakin yakin bahwa tadi itu adalah mimpi.

Belum sempat aku menjawab, Tory menunjuk sesuatu ke arah tanganku, "Apa itu?"

Aku beralih pandangan ke tanganku yang menggenggam sesuatu, saatku buka telapak tangan, aku terkejut.

"Kalung nebula?" ucapku dengan suara kecil. Bagaimana bisa kalung ini ada padaku? Bukankah ini milik....... Justin?

Tory dan Lily memberiku beribu pertanyaan mengenai kalung itu, aku memilih untuk diam dan sesekali menjawab tidak tau, namun mereka tidak percaya padaku kalau aku tidak tau apa-apa tentang kalung itu.

Tadi, aku bertanya pada Tory hari apa sekarang dan tanggal berapa. Ia menjawab sekarang hari Selasa tanggal 2 Desember. Berarti, Justin baru saja menyatakan perasaannya padaku lewat mimpi sekaligus tadi adalah mimpi terakhirku bertemu dengannya. Aku menahan air mataku yang sudah ingin keluar. Untung saja, Evans mengingatkan anak-anak bahwa akan ada ulangan fisika mendadak, jadi semua murid termasuk Tory dan Lily sibuk membaca buku. Sedangkan aku memutuskan untuk ke toilet dan menangis disana. Masa bodo dengan ulangan fisika.

*

Hari-hariku jalani seperti biasa. Sudah lama Justin tidak muncul didalam mimpiku. Justin dan semua kejadian yang kualami didalam mimpi terasa begitu nyata, bagaimana bisa aku tidak menyadari bahwa semua itu hanyalah mimpi? Aku merindukan Justin sekarang. Andai saja ia bukanlah mimpiku, andai Justin itu nyata. Atau, kalau saja ada peri yang tiba-tiba muncul dan memberiku satu permintaan, aku akan memintanya untuk menghilangkan semua ingatanku tentang Justin Bieber, si pria khayalan.

"Hei, Vanka kan?" aku memicingkan mataku, untuk memastikan seseorang didepanku itu nyata atau tidak. Lalu aku menampar pipiku, memastikan kalau ini tidak nyata dan aku berharap akan segera bangun dari mimpi buruk ini. Tapi percuma, aku sudah menampar dan mencubit pipi ku berkali-kali aku masih ada disini bersama seorang pria yang tak asing bagiku.

"Hei hei, kenapa kau menyakiti dirimu sendiri?" tanyanya dengan cemas. Benarkah ini dia? Aku masih diam —terkejut menatapnya. Jemarinya menahan tanganku untuk menyakiti diriku.

Dia duduk disebelah ku, "Ini. Punya mu kan? Aku menemukannya dijalan tadi dan ada ukiran 'vanka' disini," ia menyodorkan kalung nebula yang diberikan oleh Justin. Aku mengambilnya.

"Terima kasih, Justin?" ucapku sedikit ragu. Ia melihatku dengan heran.

"Justin? Siapa dia?" tanyanya. Kali ini, aku yang heran. Hei, dia kan Justin!

"Kau! Kau Justin Bieber! Dan aku Vanka Williams, kemana saja sih? Astaga, aku benar-benar merindukanmu, Just. Dan lihat, kau berbohong lagi padaku, kau bukan hanya ada dimimpiku kan, tapi juga ada dikehidupan nyata. Lihat, aku bersamamu sekarang!" seruku panjang kali lebar, lalu aku memeluknya. Ya dia Justin Bieber. Dan dia nyata! Aku tau dia nyata karena aku sedang tidak bermimpi.

"Tunggu, tunggu," Justin sedikit menjauh dariku. "Kau salah orang, aku Jason, Jason McCann. Bukan Justin Bieber yang kau maksud," ucapnya.

Aku menatapnya lirih, jadi Justin memang benar-benar tidak nyata? Tapi, kenapa pria ini sangat mirip dengan Justin? Bentuk wajahnya, suara, mata, alis, rambut, warna kulit, bibir, dan senyumnya yang masih kuingat. Dia mirip sekali dengan Justin. Aku tersenyum kecut.

"Ya, benar, aku salah orang. Maaf," aku berdiri, lebih baik aku pergi dari pada harus terus teringat oleh Justin. Namun Jason menahan tanganku. Aku kembali menatapnya.

"Um, bisakah kita kenal lebih dekat? Mungkin kau sedang merindukan seseorang yang mirip denganku dan mungkin aku bisa membantu. Bagaimana kalau kita ke kedai eskrim, sekalian berbincang-bincang?" tawarnya.

Kenapa dia tau kalau aku merindukan Justin yang mirip dengannya? Kenapa dia mengajakku ke kedai eskrim seperti saat dimimpi keduaku bersamanya—justin—, dimana Justin mengajakku ke kedai eskrim untuk memperkenalkan dirinya padaku lebih dekat. Kenapa mereka bisa semirip itu?

*

Aku merebahkan tubuhku diatas tempat tidur. Mengingat-ingat kejadian satu tahun lalu dikedai eskrim. Jason McCann namanya, saat itu umurnya 17 tahun, sama denganku —sekarang kami 18 tahun. Dia mirip sekali dengan Justin.

Biar ku jelaskan bagaimana aku dan Jason saling mengenal dan sampai saat ini, ia menjadi kekasihku. Saat itu ia sedang berjalan-jalan sore, lalu ia melihat ada kalung yang tergeletak dipinggir jalan. Saat itu aku sedang duduk dihalte bus, dan katanya, entah mengapa Jason langsung  berpendapat bahwa akulah pemilik kalung tersebut. Kalian masih ingat dengan kalung nebula? Kalung yang diberikan oleh Justin padaku? Kalung yang membawa Justin masuk kedalam mimpiku. Dan kalung itu juga yang mempertemukan ku dengan Jason.

Singkat cerita, kami pergi ke kedai eskrim untuk berbincang. Ia menceritakan semua tentangnya, begitu juga aku. Hal yang sama yang aku dan Justin lakukan saat dimimpiku satu tahun lalu. Selera humor mereka —justin dan jason pun mirip. Saat aku melihat Jason, aku seperti melihat Justin.

Tapi sekarang semuanya sudah berbeda, Justin adalah kenanganku sekaligus hanya khayalanku yang tak pernah terjadi di dunia nyata. Hanya satu nama yang tertanam dalam dihatiku sekarang, yang membuatku nyaman dengan semua perlakuannya padaku, dia Jason McCann dan berkat kalung nebula, aku bertemu dengan Jason.

WOHO UDAH SELESAI! Gimana? Endingnya jelas ga sihh? Ngga ya? Kalian ngerti ga jalan ceritanya?._.

Btw makasih yang udah mau bacaa Justin short story buatan w HEHEHE. Vote or comment yaa!!! :))))

A Dream [j.b]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang