Cinta Tak Bersyarat part 2

150 7 0
                                        

Dokter cantik itu bernama Geet Naina Handa. Putri seorang diplomat dari gedung putih di Washington Dc, Amerika. Ayahnya kaya raya, walaupun hidup bergelimang harta tapi Geet gadis yg mandiri dan tak mau bergantung pd ayahnya. Ia memilih bekerja sbg Dokter spesialis kandungan di salah satu rumah sakit di New York.
Pekerjaan sambilannya adalah dia tergabung menjadi agen mata2 CIA. Urusan menyamar dan tugas mata2 lainnya itu menjadi spesialisasinya.

Sedan sport Audi R8 putih melesat dengan kecepatan 100km/jam. Geet sudah mengganti pakaian rumah sakitnya dgn jeans hitam ketat, kaos dan jaket kulit hitam. Kacamata hitam bertengger manis di matanya dan sepatu boot laras panjang melekat di kaki jenjangnya. Menambah kesan sangar sekaligus seksi.
Geet tiba di sebuah arena menembak rahasia, melihat kedatangan mobil R8 putih itu, seorang pria melompat turun dr Jeep.

"Hei Geet... Kau datang juga!" seru pria bernama Marcel Aquino itu sambil memeluk Geet.
"Hai juga Cel, kita akan berlatih sekarang??"
"Ya tentu saja, hari ini inspektur akan mengumpulkan seluruh agen mata2 inti untuk menyelidiki sebuah kasus besar." jelas Marcel sambil berjalan beriringan menuju ke sebuah lapangan tembak.
"Kasus besar??kasus apalagi, Cel?? Bukankah kasus perdagangan manusia di Meksiko sudah selesai??" tanya Geet heran.
"Iya, memang kasus itu sudah selesai berkat kecerdasanmu menggunakan taktik Geet, tapi menurut info yg ku dengar kasus ini lebih besar dr itu. Dan dalang dibalik kasus ini sangat misterius, anggotanya tak mau membuka mulut walau mereka harus mati, dan mereka sangat ahli mengelabui polisi, karena itu FBI memint kita bekerja sama utk menuntaskannya!"
"Ini akan jadi tugas besar Cel, baiklah ayo kita berkumpul sekarang!"

Marcel dan Geet sampai di ruang rapat, disana sudah banyak berkumpul agen intellijen pria maupun wanita, Geet mengenali Rebecca, rekan kerjanya, duduk di barisan depan kursi.
Banyak agen pria menatap Geet penuh kagum.
Geet cuek saja, seorang pria paruh baya bertubuh kekar maju ke depan podium. Itulah inspektur senior Geet bernama Joseph Brock.

Inspektur Joseph memulai pidatonya, Geet dan Marcel duduk bersebelahan, mereka mendengarkan penuh pd ucapan Inspektur.
"...ini kasus tersulit yg pernah ditangani FBI, sebuah kasus perdagangan manusia, peredaran narkoba, dan senjata illegal didalangi oleh Mr. X. Gembong narkoba ini begitu lihai dan licik sekaligus ahli penyamaran, FBI kesulitan melacak dalangnya, krn dari anggota yg tertangkap tak satupun mau membuka mulut. Mereka tetap bersikukuh kalau Jerez adalah ketua mereka, tapi FBI menemukan bahwa Jerez hanya seorang tangan kanan saja. Jadi dalangnya masih misterius."
Marcel dan Geet saling beradu pandang, "rupanya kasus ini sangat rumit Geet!" timpal Marcel.
"Ya, sangat berbahaya krn dalangnya ahli menyamar, akan sangat sulit krn bisa jadi dalang itu tersembunyi rapi di dekat kita." ucap Geet setuju.

"Aku akan menunjuk agen Geet Naina Handa utk menyelidiki kasus ini, karena dia sudah berhasil dgn ide cemerlangnya mengungkap gembong perdagangan manusia di Meksiko." ucap inspektur Joseph.
Marcel terkejut begitu pula dgn Geet, ia tak menyangka akan ditunjuk utk menangani kasus besar ini.
"Aku akan membantumu Geet, tenang saja!" Marcel menyentuh telapak tangan Geet.
"Ya, tentu saja, Cel!" ucap Geet kaku krn masih terkejut.

"Ayo kita berlatih sekarang Geet!" Marcel menarik tangan Geet menuju arena tembak setelah rapat selesai.
Geet mengambil sebuah pistol, sambil mengenakan pelindung telinga, ia mulai mengarahkan pistol itu menuju sasaran.
"Ayo Geet, tembak guci kecil di udara itu!" perintah pelatihnya.
300 meter di depan Geet tergantung guci kecil, dgn ketinggian 100 Meter dr atas tanah.
Dengan gerakan tangan yg anggun saat mengangkat pistol, Geet mengarahkan pistolnya. Ia mengambil nafas sebentar, tatapan tajamnya terfokus pd sasaran.
Dan...
Dooorrrrr....
Prraaannnggg... Guci itu pecah berkeping2, Geet menembak disela ia mengambil nafas selama sepersekian detik.
Suara gemuruh tepuk tangan bergema di belakangnya, Marcel tampak tersenyum lebar. Pria itu mengacungkan 2 jempol pd Geet, sementara Geet hanya tersenyum tipis.
"Bagus sekali, Geet!! Sekarang aku ingin melihat kemampuan tangan kirimu, dengan sasaran yang sama!!" perintah pelatih.
Geet memiliki kemampuan menembak kidal, awalnya ia tak bisa melakukannya, setelah belajar selama 2 tahun ia baru bisa menembak sasaran dgn tangan kiri.

Geet memindahkan pistol itu ke tangan kirinya, dengan gerakan anggun ia mengangkat pistol itu dan...
Doorrrr...
Dooorrrr....
Praangggg....praaanggg...
2 guci kecil di udara pecah berkeping2. Marcel bertepuk tangan dgn riuh. Geet memang seorang sniper (penembak jitu) yg ulung.

"Whoaaa... Geet kau sangat hebat!! Tembakan kidalmu benar2 tepat sasaran!!"
" Terimakasih Cell, kau juga harus berlatih!" ucap Geet santai.
"Ya tentu saja, sekarang giliranku berlatih." ucap Marcel riang. Ia lalu mengambil peralatannya dan berjalan menuju arena tembak bersama pelatih.

Bersambung... :)
Next Part 3...

desipuspita97

Cinta Tak BersyaratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang