13

2.3K 242 12
                                    

Tiffany pov

"Aku harap dalam waktu dekat ini kamu tidak segera masuk rumah sakit jiwa tiff"

"Mwo?"

"Jangan memasang tampang bodoh. Kau sudah terlihat sangat bodoh sekarang"

"Aku tau kamu itu ketus jessie tapi bisa kan jangan terlalu kejam padaku hari ini aku sedang bahagia sekarang"

"Tck. Bahkan aku tidak penasaran apa yang membuatmu sangat bahagia hari ini tiff"

"Kau juga harus ikut bahagia jessie" kataku menuntut.

"Oh. Okay asal kau bisa membuat mata seluruh namja di resto ini berhenti memandangi kita. Kau tau aku bahkan tak bisa fokus dengan sarapan di mejaku"

"Apa? Kau menyalahkanku? Salahkanlah mereka"

"Iya mereka memandang lapar ke arahmu dan kau tak sadar?"

"Resiko orang cantik"kataku mengunyah pelan roti bakar di depanku sambil tersenyum manis memandangi cincin pemberian taeyeon.

"Ah.. dan sekarang dia gila tersenyum memandangi cincin aneh di jarinya"

"Jaga bicaramu jessie. Kau boleh mengkritik ku asal jangan cincin ini"

"Woaa.. apa cincin itu sangat berharga atau cincin itu memiliki kekuatan super terpendam sampai aku tak boleh mengkritiknya"

"Jessie aku serius"

"Hu'um jadi ini alasan kenapa kamu berdandan secantik ini saat sarapan dan tersenyum seperti pesakitan yang kehabisan obat"

Tenang dia memang selalu seperti itu tapi sebenarnya dia teman yang baik kok. Huh. Ingin rasanya aku merutuki dimana keberadaan sahabat-sahabatku yang lainnya.

Sialnya kenapa mereka semua menculik taeyeon. Dan malah meninggalkanku sarapan berdua dengan putri es yang lidahnya bahkan lebih tajam dari pisau tukang daging ini.

Aku memang sengaja membawa beberapa pakaian di mobil karena ku pikir aku akan sedikit lama jika berada di sini. Tentu saja aku membawa beberapa pakaian untuk taeyeon makanya dia bisa pergi jalan-jalan bersama teman-temanku yang lain.

"tiff.. apa kau mendengarku?"

"iya jessie. aku sangat mendengar perkataan mu barusan hingga rasanya menembus ke jantungku"

"wew.. kau mulai sakit hati sekarang begitu?"

"beruntungnlah aku termasuk orang gila yang betah mendengar kritikan pedasmu jessie"

"YAKK!!"

"aigoo.. jangan berteriak. telingaku rasanya mau pecah di buatmu"

"kau ingin mengajak berduel"

"sadarkah sejak tadi kau memulai perang dengan ku jessie"

"ah.. kau mau apa sekarang"

"Buka mulutmu dan kunyah sandwich ini."kataku yang angsung menyodorkan sandwich itu ke jessica

"not bad"

"jangan meremeskan racikan dari seorang tiffany hwang jessie"

"kau hanya sekedear menumpuk itu"

"ah.. aku ahli kalau soal menumpuk jessie"

"dan sekarang obrolan 'menumpuk' ini mulai melenceng dari topik awalnya"

aku hanya menganggkat kedua bahuku seolah tidak perduli.

dan terkekeh setelahnya karena melihat wajah jessica yang langsung bete.

SWEET TALKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang