Kenapa Ini Terjadi ?

509 62 51
                                    

Aku ada di mana? Kenapa kepala aku berat sekali?" tanya Alena, jari tangannya sedang menekan pelan pelipis kepalanya.

"Ma-Pa. Lena kenapa ada di ruangan ini, Lena sakit apa memangnya?" tanya Alena lagi, ia bingung kenapa dirinya sedang berbaring lemas di ranjang rumah sakit.

"Lena kamu yang sabar yah sayang. Hiks-- hiks--" Lisa (mama alena) kaget jika anaknya di vonis penyakit serius oleh dokter.

"Alena kamu sekarang sakit parah nak, maafin papa sama mama kamu ya, yang nggak bisa menjaga kamu dengan baik" ucap Jefri lirih (papa alena).

Alena yang mendengar ucapan kedua orang tuanya semakin membuat ia penasaran atas sakit apa yang sedang ia derita saat ini.

Alena sekarang berada di ruang icu, siapa saja yang masuk ke ruang icu pasti ia memiliki penyakit yang sangat serius, sama halnya dengan yang dialami Alena.

"Apa yang terjadi sama aku ma-pa kenapa kalian tidak mau menceritakan semuanya ke aku?" tanyanya berulang, hal itu yang menyebabkan Lisa semakin menangis menjadi jadi.

"Lena, kamu mengidap leukimia nak hiks-- hiks-- Maafin mama yang nggak bisa ngejagain kamu yah sayang. Maafin mama, ini semua salah mama kamu yang terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperdulikan keadaan kamu sama sekali"

Lisa menangis terisak-isak, ia sudah tidak kuat menahan air matanya lagi. Tapi ia tidak ingin melihat anaknya bersedih, ia hanya ingin anaknya kuat menjalani semua ini.

***

Sungguh yang ada di pikiran Alena sekarang kenapa ia bisa memiliki penyakit yang sangat serius? Dan bagaimana ia bisa melawan semuanya sendiri? Tapi mau tidak mau ia akan berusaha tetap tegar, dan bangkit seperti tidak menderita penyakit serius ini.

Setelah seminggu di rawat di rumah sakit ia akhirnya di perbolehkan untuk pulang ke rumah dengan syarat tidak boleh terlalu capek dan makan dengan teratur seperti saran dokter.

"Akhirnya kamu boleh pulang yah sayang" ucap Lisa sambil memeluk Alena, ia senang anaknya bisa kembali ke rumah tapi penyakitnya belum 100% sembuh total ia masih harus sering ke rumah sakit untuk kontrol.

Alena bertempat tinggal di Western Regency Grahambell, rumah elit yang mungkin hanya dimiliki oleh para crazy rich saja.

"Ma-pa besok Lena boleh nggak pergi ke sekolah, soalnya Lena udah kangen... banget sama sahabat Lena" pintanya, ia sangat merindukan ketiga sahabatnya itu, sahabat yang selalu ada di saat ia sedih maupun duka.

Tapi selama Alena di rumah sakit sahabatnya tidak pernah menjenguknya sama sekali, karena orang tuanya telah merahasiakan penyakit itu pada sahabat anaknya sendiri, sebab sahabatnya akan selalu membuat lena bersedih kalau mereka tahu bahwa lena sedang menderita sakit parah.

"Iya, kamu boleh pergi ke sekolah tapi ingat apa kata nasihat dokter ya!" ucap kedua orang tuanya bersamaan sambil tersenyum.

"Ok ma Lena bakal nurut kok sama perintah dokter, makasih ya ma udah mau beri ijin Lena untuk sekolah lagi"

"Yaudah sekarang kamu pergi tidur gih ini udah malem!" usir mamanya

☀☀☀

Sinar matahari perlahan lahan memasuki kamar aAlena melewati celah gorden. Ia terlalu bersemangat untuk pagi hari ini, sungguh dirinya sudah tidak sabar untuk bertemu dengan sahabatnya.

Lisa sudah menyiapkan makanan dengan menu yang bervarian. Dimeja makan ia sudah membuatkan bekal kesukaan Lena yaitu waffel siram saus coklat bertabur sprinkle.

"Alena cepat turun" ucap Lisa berteriak seperti sedang membangunkan harimau yang tertidur pulas.

"Iya ma bentar Lena masih berkemas" ia memasukkan buku-bukunya kedalam tas biru miliknya

Tak lama kemudian Lena pun turun ke bawah sambil menjinjing tas punggungnya.

"Tumben rapi banget kamu Len" puji Jefri, Lena hanya menjawab dengan senyuman tipis

"Mama udah siapin bekal kamu, isinya waffel jangan lupa dimakan yah sayang terus jangan jajan sembarangan ok" pinta Lisa panjang lebar

"Iya ma makasih. Lena pamit sekolah dulu" jawabnya sambil melambaikan tangan

"Hati-hati ya sayang" ucap Lisa

Seperti biasanya Alena kalo berangkat sekolah selalu di antar sama mas Dimas (sopir Lena)

***

Sesampainya di sekolah Lena disambut ramah dengan teman juga sahabatnya. Ia akan tetap tegar dan kuat karena ia harus menyembunyikan penyakitnya di hadapan para seluruh warga sekolah, termasuk sahabatnya sendiri.

"Lena..." teriak Deby sahabatnya.

"Yampun len lo darimana aja kita bertiga kangen loh:(" ucap Lucy di barengi Rini.

"G--gue ada acara sama ortu gue di rumah saudara, sorry ya nggak sempet ngabarin kalian bertiga hehe" elak Lena agar sahabatnya tak curiga atas apa yang sudah terjadi pada dirinya.

"Sepenting apa sih Len acaranya sampe lo lupain kita bertiga?" sindir Deby, ia bete dengan Lena yang sering ngilang tanpa kabar.

"Ya maap dong" rayu Lena

"Kita maafin tapi sebagai gantinya lo harus traktir kita mie ndower" ia memang suka makan apalagi yang bernuansa pedas. Tapi Deby mulutnya nggak sepedas omongan orang loh :v

Dalam pikiran Alena, ia boleh nggak yah makan mie ndower yang sering di belinya di sekolah waktu belum sakit. Tapi gimana jika ia menolak pasti sahabatnya akan kecewa dan mungkin mulai curiga.

"Iya deh ntar gue traktir kalian makan" Lena sebenarnya sulit mengucapkan kata tidak tapi mau gimana lagi karena ini adalah keinginan sahabatnya jadi gabisa nolak.

"Yuk masuk!" pinta Lucy tangannya menarik tangaan Lena untuk memasuki ruangan kelas dan duduk di sampingnya.

Lain dengan seseorang yang dari tadi sedang memperhatikan Lena dari jauh, ia sudah mengetahui jika Lena menyembunyikan sakitnya itu kepada ketiga sahabatnya. Ia juga mengetahui asal usul Lena terkena sakit itu.

♥♥♥

spam bintang and coment ya readers jangan lupa share juga. See you next part semua :3

CAN I STAY? LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang