Bab 1

30.5K 2.3K 88
                                    

Update lagiii wakakkaka updatenya kapan aja sih ini, suka2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Update lagiii wakakkaka updatenya kapan aja sih ini, suka2.. mumpung lancar ide, kalo emtar macet Jreeetttt idenya, baru ngaret. hahahhaha makanya doain idenya lancar ampek tamat yaa hhahahah happy reading.. muwaahhh....

VOTE dan KOMEN jangan lupa!!!!!!


Bab 1

Lima tahun kemudian....

Devon membanting berkas di hadapannya. Ini sudah yang ke sekian kalinya, dan percobaannya gagal. Padahal, batas waktu yang ditentukan sudah semakin dekat. Tapi hingga kini, ia belum juga mendapati seorang yang tepat, dan mampu mengandung benihnya.

Semuanya berawal ketika Tiga tahun yang lalu, adik dan Ayahnya meninggal dalam sebuah kecelakaan. Sialnya, sebelum meninggal, Sang Ayah sudah menuliskan wasiat, bahwa sebelum usianya menginjak 37 tahun, ia sudah harus berkeluarga, minimal, ia harus memiliki seorang istri dan anak untuk meneruskan nama keluarga mereka, Daniswara. Karena jika tidak, maka seluruh aset keluarga Daniswara akan disumbangkan untuk beberapa yayasan tempat dimana ayahnya biasa menjadi donatur.

Devon yang memang tidak memiliki keiginan untuk berkeluarga hanya bisa mengumpat habis-habisan. Ia menyesali, kenapa adiknya harus mati? Kenapa ayahnya harus meninggalkan wasiat sialan itu? Selama ini Devon merasa senang dengan kehidupannya yang bebas, tapi tetap berada di dalam jalurnya. Ia tidak memikirkan keturunan dan lain sebagainya karena ia memiliki adik yang bisa meneruskan nama keluarga mereka. Dan sialnya, adiknya itu meninggal. Brengsek!

Kini, di usianya yang sudah menginjak 35 tahun, Devon merasa bahwa waktu yang ditentukan ayahnya sudah semakin dekat. Devon sudah pernah menikah sebelumnya, dengan seorang wanita yang mau menjalankan pernikahan kontrak dengannya, tapi hasilnya nihil. Ia menceraikan perempuan itu sebulan setelahnya karena diketahui bahwa perempuan itu sudah hamil dengan kekasihnya. Brengsek!

Lalu Devon memilih untuk menjalani bayi tabung, dengan menyewa rahim perempuan bayaran. Tapi seakan kesialan enggan meninggalkannya, proses-proses tersebut gagal dan tak membuahkan hasil apapun selain menguras dompetnya.

Entah sudah ke berapa kali Devon melakukan proses ini, tapi hasilnya tetap gagal. Negative, negative, dan negative, hingga kini Devon berada pada titik dimana dia merasa bahwa dia sedang dikutuk oleh seseorang.

Bicara tentang kutukan, Arman, selaku teman sekaligus tangan kanannya pernah berkata, bahwa mungkin saja ini adalah kutukan yang ditinggalkan oleh perempuan itu, perempuan yang sudah ia campakan Lima tahun yang lalu.

Sialan!

Memangnya siapa perempuan itu?

Arman memang tahu tentang kejadian itu. Kejadian di Bali, sekitar Lima tahun yang lalu, karena dengan Armanlah ia mengenal sosok perempuan itu dan berakhir bermalam bersama....

Malam itu....

"Jadi kamu benar-benar mau masuk ke sana?" Arman bertanya sekali lagi. Bukan tanpa alasan, tapi entah kenapa malam ini Devon bersikap tak sama seperti biasanya.

SarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang