(sebelumnya --- Yudistyrra A. Mangunprodjo memang jelmaan setan, ketika dia menikung Richie untuk mendapatkan Gadiza. Namun ternyata Gadiza di luar ekspektasinya ... dan Tyrra terpaksa berusaha lebih keras lagi!)
.Tertawa saja kalau lo mau!
Kenyataannya memang begitu. Sudah repot membawanya ke vila Cipanas, tidak ada yang terjadi antara gue dengan Gadiza. Gue memang sempat merasakan bibirnya, tapi itu cuma kiss ringan. Cuma sekadar tempel.
Tidak apalah. Pasti akan ada waktu lain. Hanya saja, gue melihat kalau Gadiza bersikap seolah-olah selalu kehabisan waktu. Apa saja mau dia kerjakan, dia lakukan dengan maksimal. Mungkin jenis tempramennya koleris. Ekstrovert yang ambisius. Ketika gue bilang begitu, ia tertawa dan menggeleng. Katanya dia introvert. Hah, mana gue bisa percaya?
Kali itu kami sedang duduk minum di salah-satu kedai kopi mahal di pusat kota. Terus-terang, gue agak khawatir ketika melihat sosoknya. Gadis itu tampak lebih kurus, dan agak pucat.
"Maag. Dan masalah lever," ucapnya singkat ketika gue tanya apa yang menyebabkan.
"Kalau kamu sakit, Iza, bilang aja. Toh, hari ini cuma iseng ketemuan. Atau aku bisa aja datangin rumah kamu." ... dan gue tercekat sendiri mendengar omongan sendiri. Sejak kapan menggunakan kata ganti orang 'aku-kamu'?
Gadiza malah dengan santai bersandar di bangkunya. Biarpun agak pucat, ia manis hari itu dengan eye-shadow dan blush-on pink. "Elo sendiri ... sehat, Tyrr?"
"Gue? Mana pernah gue sakit?"
"Lho, gue denger ... elo sempat opname lama, tahun lalu? Sampai gak jadi shooting film di Thailand itu, 'kan?"
"Ohh ... itu." Gue berkata singkat. Semoga Gadiza menangkap pesan kalau gue tidak mau membahas kejadian percobaan bunuh diri yang ketiga di tahun lalu itu.
Mendadak hening. Merasa canggung ketika tatapan Gadiza seperti tengah menyelidiki gue. Mencoba santai, gue keluarkan saja kantong plastik obat mungil dari saku celana. Seperti yang dikeluarkan di apotek, yang ada perekat serutnya. Namun yang ini jelas bukan gue dapat di apotek.Isinya tinggal tiga ... tiga butir antidepresan kadar sedang. Jenis yang tidak dijual bebas. Seseorang harus memeriksakan diri dan dinyatakan gangguan mental oleh psikiater, barulah bisa diresepkan obat itu. Biasanya untuk penderita anxiety* berat.
Dalam hal ini, gue jelas tidak mendapatkannya dari dokter ahli jiwa, tapi dari 'drug dealer'*.
Gadiza melotot ketika melihat gue mencemplungkan tablet bundar itu ke dalam segelas soda yang dipesan bersama kopi. Gue guncang gelas itu sedikit dan menunggu sampai tablet berwana pink itu tergerus habis. Lalu meneguk setengah gelas. Efeknya membuat gue bersemangat. Sayang, biasanya berimbas mual di keesokan hari.
Kata gue setelah meminum 'racikan' itu, "Sorry. Kali ini gue gak bisa bagi ke elo, Iza. Ini keras banget. Kalo gak tahan, bisa kejang di tempat."
"Halahhh, baru kejang .... Gue gak takut. Jangankan kejang karena begituan, kejang yang sampai seharian di hospital pun pernah."
KAMU SEDANG MEMBACA
YUDISTYRRA (serial) -- prequel "Tyrra Bawa Perkara"
Teen FictionBLURB! -- Tyrra. Atau Yudistyrra Agung Mangunprodjo. Terkenal sebagai model cat-walk dan foto. Populer di kalangan siswi (dan siswa) sekolah. Bahkan akrab di tengah bisnis gelap alkohol dan psikotropika. Tapi ketika ia berkenalan dengan Gadiza, ia t...