24. Teruntukmu, Wahai Antariksa

17 2 0
                                    

Mereka bilang, mentari dan senja itu jahat
Mereka datang dengan membawa cahaya harapan
Dengan warna jingga pada penampilannya
Membuat siapapun yang melihatnya dibuat terpana

Lalu ada yang datang dan bertanya
Untuk apa menampakkan diri kalau hanya untuk singgah sebentar?
Untuk apa datang, dan lalu kemudian pergi lagi?
Butuh waktu hingga seharian untuk menunggunya datang kembali

Tidak seperti langit
Dia selalu ada untuk kita

Bersamanya, dalam gelap dan terangnya
Dalam malam ramai dan sepi tak berbintang
Dalam sejuk dan panasnya yang menyengat
Dalam tenang dan badainya

Dia selalu ada, bukan untuk singgah
Tapi memilih untuk menetap bersama
Memilih untuk tak hanya memberikan harapan semu
Atau sebuah penantian yang tak berarti
Atau mungkin bahkan mengumbar janji-janji

Langit yang pasti, dia kan selalu ada bersama
Berusaha untuk melewati hari-hari
Memantaunya jauh dari ketinggian
Berusaha untuk selalu membuat kita berseri

Tak perduli apa yang dia alami
Kadang badai, kadang sepi tak berbintang
Kadang panas ataupun kadang dingin
Namun dia tak pernah lelah dan berpaling
Hanya satu harapnya
Bisa melihat kita bahagia.

Bandung, Maret 2019
Viannurr

I dedicated this poem for voismoi

The Words UnspokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang