02

36 3 4
                                    

Minggu.
09.08 WIB Pagi.

Kejadian tadi memang membuat ku berfikir jauh lebih keras, kenapa bisa ia menghilang secepat itu. Tidak mungkin jika laki-laki semanis dia adalah seorang hantu. Ah sudahlah.

"Alma mulai besok kamu sekolah disini ya nak."

Ucapan itu sontak membuatku tersedak makanan yang sedang aku olah didalam mulutku.

"Apa bu? Sekolah disini? Bukannya kita disini hanya sebentar bu?" tanyaku kaget.

"Iya Alma ibu kira juga seperti itu. Tapi ayahmu meminta kita tinggal disini, karna ini perintah dari atasannya untuk mempermudah pekerjaan ayah." jelas ibuku.

"Tapi bagaimana dengan sekolah dan teman-teman ku di Jakarta bu? Alma belum pamit dengan mereka."

"Ibu sudah memberi tahu kepala sekolah mu di Jakarta dan ibu juga sudah memberi tahu Tasya kalau kamu pindah ke Bandung."

"Ya sudahlah bu." jawabku pasrah.

Aku berdengus kesal, tetapi hatiku senang. Itu artinya aku dapat menemui laki laki manis itu setiap hari. Aku akan mencari tau tentang ini.

Tok tok tok.. Tok tok tok..

"Permisi.."

Suara ketukan pintu itu membuyarkan pikiranku.

"Alma coba buka pintunya, ibu mau membereskan piring piring ini dulu."

Mau tidak mau aku harus membuka pintu itu, suaranya terdengar seperti laki-laki.

"Iya sebentar." teriak ku kepada orang yang ada dibalik pintu itu.

Setelah ku bukakan pintunya--

"Iya, ada apa?"

"Ra-- Raina?!"

"Oh, bukan! aku Alma, Alma Azahra Winoto." aku mengulurkan tangan ku dan ia menggapainya.

"Oh iya, maaf. Aku Reno. Wajahmu sangat mirip dengan Raina. Teman ku dulu. Hanya warna mata kalian saja yang berbeda."

"Ohh." jawabku mengiyakan.

"Maaf mengganggu mu, aku hanya ingin memberikan ini untukmu sebagai tanda selamat datang untuk tetangga baruku." ucap laki-laki itu seraya memberikan parsel dan beberapa makanan yang terlihat lezat.

"Oh iya, terima kasih banyak. Dimana rumahmu?"

"Itu didepan rumahmu, diseberang sana."

"Oh ya ampun, rumah kita berhadap-hadapan, aku baru menyadari jika itu adalah rumahmu."

"Iya, sangat dekat."

"Apa kau ingin minum dulu?"

"Tidak terima kasih, aku harus pulang karna ada yang harus aku selesaikan dirumah. Salam saja untuk keluargamu."

"Oh baiklah, maaf merepotkan."

"Tidak merepotkan, kalau begitu aku pamit dulu, semoga kita bisa menjadi tetangga yang baik."

"Aku harap seperti itu, terima kasih banyak. Sampai jumpa."

--

Laki-laki itu? Ia sangat ramah, wajahnya tampan, senyumnya manis. Tapi tidak semanis laki-laki misterius yang ku lihat ditaman tadi. Oh ya tuhan, aku ingin bertemu dengannya lagi.

Tapi tunggu dulu--

Raina?

Siapa itu Raina? Seberapa miripnya aku dengan dia?

-

-

-

-
Clue chapter 3: 'aku melihatnya, dia tepat didepan mataku, tapi saat hampir kugapai, tiba tiba dia menghilang. Kemana dia?'

Mari kita pecahkan sama sama, siapa sebenernya dia🔫

Next?
louderjmdks43

Ghostie BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang