🍃Pertemuan Pertama🍃

18 4 0
                                    

Perkenalkan namaku Keykila Nadiva bisa dipanggil Key atau Diva.Aku berjalan di koridor sekolah seorang diri,niatku aku ingin menyusul temanku yang lebih dulu pergi ke kantin.

Bruk..

"Aduh.." ucapku terjatuh saat seseorang menabrakku,dan apa yang dia lakukan? dia tidak meminta maaf kepadaku,dia malah lari seperti orang dikejar setan.

Aku bangkit,lalu aku berjalan dengan kaki tertatih,sepertinya kakiku keseleo.Dalam hati,aku menyumpah serapahi orang yang telah menabrakku.Seenaknya saja dia menabrak orang tapi tidak minta maaf,apa dia tidak punya perasaan.Aku paling tidak suka melihat orang seperti itu,ingin rasanya aku melenyapkannya dari bumi ini.

Apa aku harus ke UKS dulu? pergelangan kakiku seperti ingin patah.Untung saja jarak UKS dari tempatku sekarang tidaklah jauh,hanya jarak beberapa kelas dari tempatku yang sekarang.Setelah sampai aku menyuruh Bunga untuk mengobati kakiku ini,kebetulan dialah hari ini yang piket di ruang UKS,dan aku juga tidak bisa mengobati pergelangan kakiku yang terkilir sendiri.Segera Bunga mengecek bagaimana keadaan kakiku.Ku ambil benda pipih berwarna hitam dari saku bajuku.Ku tekan kontak temanku yang menungguku di kantin,aku ingin mengabarinya,aku tak ingin dia lebih lama menungguku.

"Hallo Salwa,assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam Key,lo di mana sih,gue tunggu lama banget,berapa banyak buku Bu Sri yang lo antar ke ruangannya?segudang?" kata Salwa di sebrang sana.

"Ya maaf,tadi ada orang aneh yang nabrak gue,gue nggak tau siapa dia,gue jatuh,trus kaki gue keseleo.Sekarang gue di UKS,jangan nungguin gue,karna gue nggak dateng ke kantin,mau jalan aja rasanya susah banget."

"Ya udah gue ke sana ya,gue bantuin lo jalan ke kelas nanti."

"Iya Salwa,makasih ya."

Salwa menutup sambungan telfon sepihak,tadinya aku ingin mengucapkan salam padanya,tapi dia sudah mematikannya terlebih dahulu.

"Ini kakimu terkilir dan harus di urut." Kata Bunga padaku.

"Siapa yang bakal ngurut?" tanyaku padanya,pasalnya di sekolah ini tidak ada tukang urut.Kalau sembarang orang mengurut kakiku,bisa-bisa aku tidak bisa berjalan selamanya.

"Ya guelah." aku menaikkan alisku sebelah, "Masa si Arka,mana bisa dia" pertanyaanku,siapa Arka?

"Lo yakin?emang lo bisa ngurut?"

"Yaelah,itu namanya lo ngeraguin bakat turun-temurun dari nenek moyang gue."

"Ya udah deh,terserah lo aja,yang penting kaki gue nggak sakit lagi trus gue bisa jalan."

Segera Bunga mengurut kakiku dengan minyak yang aku tidak ketahui nama minyak itu apa,tapi biasa dibilang itu minyak urut.Tak lama,Salwa pun datang,dengan paniknya dia mengahampiriku.Terlihat dari wajahnya bahwa dia habis olahraga dadakan,yaitu berlari karena khawatir terhadap keadaanku.Keringat di dahinya,kemudian nafasnya yang tidak teratur membuat tangannya memegang dadanya ketika ia menghampiriku.

"Hah... Div capek gue,gue butuh oksigen." ucapnya yang membuat aku dan Bunga tertawa.

"Siapa suruh lari-lari." ucapku dengan sedikit tertawa.

"Gue kan khawatir sama lo." ucapnya dengan masih dengan nafas yang tidak beraturan.

"Iya deh." ucapku sambil tekekeh pelan.

Kring...kring...

"Udah masuk nih Div,gimana dong." ucap Salwa.

"Ya udah,lo masuk aja duluan,nanti kalo kaki gue udah lumayan gue ke kelas deh,Oh iya,bilangin juga ke guru yang masuk kalo gue masih di UKS,takutnya nanti gue dikira bolos lagi."

"Siap buk boss,okelah,gue pergi ke kelas dulu ya,Bung,jagain Divanya gue ya,kalo bisa nanti kalo dia mau ke kelas,anterin dia sampe kelas.Gue pamit ya,Assalamualaikum." ucap Salwa.

"Iya Salwa,bawel banget deh kamu.Wa'alaikumsalam." ucap Bunga.

"Wa'alaikimsalam" ucapku.

"Bung,ngurutnya udah belum?" tanya ku pada Bunga.

"Lo udah ngerasa baikan apa belum sama kaki lo,kalo belum ya masih harus lanjut." ucap bunga sambil menaikkan kedua alisnya.

"Sebenernya masih belum sih,tapi apa tangan lo nggak pegel ngurutin kaki gue dari tadi?"

"Sampai saat ini sih masih belum."

"Ya udah deh,tapi pelan-pelan ya,jangan kuat-kuat ngurutnya,agak ngilu gue soalnya." ucapku dengan sedikit cengiran di bibirku.
Kemudian Bunga meletakkan kembali tangannya di atas kakiku untuk mengurutnya kembali.

"Aww... pelan-pelan Bunga,nyeri banget aduh..."

"Ehe.. iya maaf" dia malah menyengirkan bibirnya sambil menunjukkan deretan giginya.

"Eh.. Bung,gue mau nanya."

"Nanya apa,tanya aja,insyallah deh gue bisa jawab."

"Arka siapa?"

"Ah masak lo nggak tau sih,ituloh si pembuat onar di sekolah,kerjanya berantem mulu tiap hari,tempat nongkrongnya tiap hari tu ruang BK,sampe-sampe semua guru bosen liat dia mulu yang masuk ruang BK." jelasnya agak singkat padat namun tidak mudah dipahami.

"Murid baru?"

"Buset dah ni bocah,dia seangkatan sama kita Div,makanya lu tu ya sekali-sekali lo deket-deket ke anak-anak cowok biar lo kenal siapa-siapa mereka."

"Nggak perlu,ngapain juga gue deket-deket ke anak cowok,bukan mukhrim."

"Sok alim lu."

"Emang alim." ucapku sambil menjulurkan lidah ku ke hadapannya.

"Jadi si Arka itu siapa sih." tanyaku lagi,ini udah yang kedua kalinya.

"Adibrata Arka Bagaskara,anak terbandel di sekolah ini,anak ternekat di sekolah ini,suka bikin onar,suka berantem,padahal berantemnya dia itu cuma gara-gara hal sepele,yang gara-gara rebutan ceweklah padahal ceweknya nggak seberapa,lebih parahnya lagi dia pernah berantem cuma gara-gara ada orang yang nggak sengaja nyenggol bahu dia,padahal nggak sengaja,dia luka juga enggak,trus dia suka genit ke cewek-cewek,udah gitu susah dibilangin sama guru." ucapnya panjang x lebar x tinggi,dan alhamdullah ku mengerti :')

"Orangnya yang mana sih,kok kayakanya dia terkenal banget,trus kok gue nggak pernah tau ada makhluk kek dia di sekolah ini."

"Orangnya tinggi,kulitnya lumayan putih,tajir,hidungnya mancung,rambutnya warna hitam pekat.Kalo lo mau tau mukanya dia kayak gimana,lo dateng aja ke ruang BK,dia pasti ada disitu."

"Ohh..."

"Ohh doang? nggak makasih gitu sama gue,kaki lo udah gue ururtin sampe rasanya tangan gue pengen patah." ucapnya kesal sambil mempoutkan bibirnya.

"Coba lo gerakin kaki lo,masih sakit nggak?" sambungnya lagi sambil membantu ku turun dari tempat tidur UKS.Aku mencoba menggerakkan kakiku.

"Udah nggak sakit Bung." ucapku girang sambil memeluk Bunga dari samping.

"Makasih Bunga,emang lo dokter remaja terbaik seantero sekolah ini.Gue doain lo jadi dokter beneran." ucapku sambil mencubit pipinya gemas.

"Iya deh,udah sana lo balik ke kelas,gue mau beresin ini dulu."

"Ok deh,gue balik dulu ya ke kelas,bye." ucpku sambil melambaikan tanganku singkat ke arah Bunga dan di balas lambaian tangan dari Bunga.

To Be Better {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang