Ini adalah hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) nama lain dari MOS (Masa Orientasi Siswa).
Seluruh peserta MPLS dikumpulkan di halaman sekolah untuk mengikuti kegiatan pertama untuk hari ini, yaitu apel pembukaan.
Apel pembukaan dilaksanakan selama kurang lebih hampir empat puluh lima menit.
Dengan masih memakai pakaian putih biru khas sekolah menengah pertama semua peserta MPLS mengikuti apel pembukaan dengan tenang, tapi tetap saja ada yang mengobrol sendiri tentunya dengan suara yang pelan.
Setelah apel selesai peserta-peserta MPLS diperbolehkan untuk kembali ke ruangan masing-masing sesuai seperti yang telah ditentukan oleh pihak sekolah.
Seorang gadis merasa gelisah saat ini. Ia dipindahkan dari ruang 3 ke ruang 4. Diruangan itu sama sekali tidak ada yang dia kenal, semuanya terasa asing. Dan sebenarnya dia adalah orang yang sangat sulit untuk mengajak orang lain berkenalan. Ia tidak tahu harus mengawalinya dari mana.
Saat Keisya baru saja duduk di bangku yang ada di posisi paling depan dari barisan ke dua, seorang siswi berkaca mata menghampirinya.
"Hai, gue boleh duduk disini nggak?" Tanya orang itu.
"Mmm.. boleh kok." Jawab Keisya dengan senyuman yang merekah dari kedua sudut bibirnya. Semoga saja siswi ini bisa menjadi temannya.
"Nama lo siapa?" Tanya siswi itu lagi. Keisya pun menoleh dan mengulurkan tangannya.
"Amalia Keisya Anindita. Panggilnya Keisya aja." Ucap Keisya.
"Gue Marsya Sabila Malik. Panggil aja Marsya." Ucap siswi berkaca mata itu sambil menyambut uluran tangan Keisya.
"Marsya kantin yok!" Seru seorang siswi sambil memandang ke arah Marsya. Disampingnya juga ada beberapa siswi lainnya. Mereka semua satu ruangan dengannya.
Marsya pun menoleh ke arah mereka dan menyunggingkan senyumannya.
"Mau ikut ke kantin?" Tanya Marsya.
"Mm. ayok." Jawab Keisya. Sebenarnya ia merasa sedikit canggung saat ini. Itu memang sifatnya dari dulu.
Akhirnya keisya, Marsya, dan ketiga temannya yang belum Keisya ketahui namanya berjalan beriringan menuju kantin.
Setelah sampai dikantin semuanya langsung berpencar berburu makanan ringan yang disukai masing-masing.
Keisya mengambil sebuah roti dan beberapa snack lalu membayarnya. Sekarang ia tinggal menunggu teman-teman barunya yang masih bingung ingin membeli apa. Ia duduk di salah bangku yang disediakan di kantin tersebut, lalu ia mengedarkan pandangannya.
Sekolah ini memiliki tiga kantin yang letaknya bersebelahan. Kantin yang terletak di bagian ujung timur mayoritas pembelinya para siswa, sedangkan kantin tengah dan kantin ujung barat mayoritas pembelinya murid cewek tetapi ada juga beberapa murid laki-laki yang membeli makanan disana.
Ada seseorang yang menepuk pundak Keisya, ia menoleh dan ternyata itu adalah Marsya dan temannya . Mereka sudah selesai membeli makanan mereka masing-masing.
Diperjalanan menuju ruang kelas, mereka berlima bercanda dan Keisya merasa nyaman sekarang.
Setelah menghabiskan makanan yang mereka beli tadi, kelimanya langsung bergegas menuju ke aula karena acaranya akan dilanjutkan lagi.
Semua peserta sudah berkumpul diaula. Dan acara pun dilanjutkan hingga jam satu siang.
•~•~•~•
Keisya menghempaskan tubuhnya diranjangnya lalu menghela nafas pelas. Lelah itulah yang dia rasakan.
Rumahnya sepi, hanya ada dirinya dan adik laki-lakinya yang baru saja pulang sekolah. Kedua orang tuanya belum pulang dari bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
RandomDalam sebuah ikatan persahabatan pasti ada saja masalah yang akan datang. Disaat itu lah kita harus selalu ada untuk memberikan dukungan kepada sahabat kita. Sahabat bukanlah orang yang akan datang saat dalam keadaan senang saja, melainkan juga sela...