Hari ini adalah hari penentuan jurusan untuk murid baru di SMA N 1.
Penentuan jurusan dilakukan dengan cara melakukan tes IQ. Hanya ada dua jurusan di SMA N 1 yaitu IPA atau IPS.
Semua murid baru duduk di bangku dan ruangan yang sama seperti saat menjalani MPLS.
Hening. Semuanya fokus menjawab soal-soal yang ada di hadapan masing-masing.
Waktu berjalan cepat, kini semuanya sudah selesai menjawab soal-soal yang diajukan. Dan untuk pengumumannya pembagian kelasnya adalah besok pagi.
Kini saatnya untuk mengisi perut yang telah berbunyi sedari tadi.
Keisya sudah terbiasa tidak sarapan sebelum berangkat sekolah. Jadi, perutnya akan terasa sangat sakit saat ia benar-benar sudah lapar.
•☆•☆•☆•
Hari ini pengumuman pembagian kelas sudah di tempelkan di mading sekolah. Dalam waktu singkat mading itu sudah di penuhi oleh kerumunan siswa-siswi baru. Mereka berdesak-desakkan saat ingin melihat pengumuman tersebut.
Keisya dan teman-temannya sudah bercampur dengan kerumunan tersebut. Mereka berusaha melihat kertas pengumuman itu dengan jelas.
Mata Keisya melihat kertas-kertas pengumuman itu dengan teliti. Mulai dari IPA 1, IPA 2, IPA 3, dan IPA 4. Ternyata namanya tidak ada di daftar murid IPA. Pupus sudah harapannya untuk menjadi anak IPA.
Sebenarnya Keisya ingin jika ia masuk ke kelas IPA. Karena menurutnya IPA itu adalah kelas milik anak-anak yang cerdas dan keren tentunya.
Matanya tak henti mencari namanya di daftar anak yang masuk di kelas IPS. Akhirnya ia menemukan namanya di kelas IPS 3.
Keisya langsung keluar dari kerumunan itu. Raut wajahnya sedikit kecewa. Ia juga merasa sedikit takut.
Bagaimana jika ia tidak mempunyai seorang teman pun dikelas IPS 3 itu? Atau bagaimana jika teman-teman kelasnya itu adalah murid yang nakal? Jangan-jangan ia akan menjadi bahan bullyan teman-teman kelasnya.
Berbagai pemikiran buruk terus saja berputar-putar dalam otaknya
Setelah benar-benar yakin kalau namanya tercantum dalam daftar kelas 10 IPS 3, Keisya keluar dari kerumunan itu. Ia merasakan udara segar menyentuh kulit wajahnya.
"Huft... akhirnya bisa keluar." Gumam Keisya pelan.
Ia pun berjalan seorang diri menghampiri teman-temannya yang sudah kembali ke kelas terlebih dahulu.
Mereka sudah menggendong tas masing-masing dan bersiap untuk menuju kelas baru yang sudah di tentukan.
"Lo di kelas yang mana Kei?" Tanya Marsya.
"IPS 3." Jawab Keisya singkat padat dan jelas.
"Wah sama kayak gue dong, kesana yuk!" Sahut Safa . Ia mengajak Keisya untuk ke kelas 10 IPS 3.
Dengan wajah sedikit lesu Keisya mengangguk menyetujui ajakan Safa.
Disana sudah berada di depan pintu kelas 10 IPS 3. Sekali lagi ia melihat daftar nama, dan benar namanya tercatat dalam daftar tersebut.
Di dalam ruangan itu ia hanya kenal dengan satu orang. Keisya pun duduk dengan Safa.
Matanya menjelajahi seisi ruangan. Sepertinya tidak seburuk apa yang ia pikirkan sedari tadi.
Keisya menghembuskan nafasnya perlahan. Ia berharap semoga ia bisa beradaptasi di kelas ini.
Tiba-tiba seorang guru masuk kedalam kelas seraya mengucapkan salam. Siswa siswi diruangan tersebut menjawab salam dengan serentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight
RandomDalam sebuah ikatan persahabatan pasti ada saja masalah yang akan datang. Disaat itu lah kita harus selalu ada untuk memberikan dukungan kepada sahabat kita. Sahabat bukanlah orang yang akan datang saat dalam keadaan senang saja, melainkan juga sela...