Ragil dan Faris

17 0 0
                                    

brukk! seseorang menabrak badan Farah yang mungil hingga jatuh tersungkur ke tanah. buku-buku juga file yang di bawa Farah jatuh berserakan. suasana saat itu di kampus cukup ramai hingga beberapa anak-anak mahasiswa melihat Farah yang terjatuh.

"aduuhh" Farah meringis kesakitan karena tangannya yang menahan badannya saat jatuh.
"eh maaf maaf. sini gue bantuin" ujar seorang laki-laki yang menabrak Farah tadi sambil membantu Farah berdiri juga membereskan barang-barang Farah yang terjatuh.

"lain kali kalo jalan itu lihat-lihat dong"ujar Farah yang kesal sambil berdiri dan menepuk-nepuk kan tangan nya. laki-laki di hadapannya malah menatap Farah begitu dalam bukannya segera membereskan kembali barang-barang Farah yang jatuh.

"eh malah bengong lagi. udah sini barang-barangku. Thanks udah bikin berantakan" Farah pun merebut buku dan juga barangnya dari tangan laki-laki itu kemudian segera untuk pergi,karena Farah harus segera menemui sahabatnya untuk memberikan buku yang ia pinjam.

"eh tunggu" laki-laki itu pun meraih lengan Farah dengan cepat sebelum Farah pergi meninggalkannya "kamu bukan anak sini ya?aku baru liat kamu disini" ujarnya kembali

"iya bukan. aku anak fakultas komunikasi.aku kesini mau ketemu temen ku untuk balikin buku yang aku pinjam. dan tolong jangan pegang-pegang. udah ya aku buru-buru" tandasnya dengan ketus dan cepat seperti kereta api yang melaju cepat dan Farah kembali beranjak pergi sambil melepaskan lengannya yang di cengkram, tetapi laki-laki itu kembali menarik lenganya dengan cepat lagi. Sudah sangat kesal Farah di buatnya, apa sih mau laki-laki ini pikirnya.

"tunggu tunggu. aku Ragil anak fakultas ekonomi sini" ujarnya seraya melepaskan cengkramannya dan menyodorkan tangannya mengajak berjabat tangan pada Farah berharap Farah akan membalas uluran tangannya itu. tapi Farah tidak menghiraukan uluran tangannya itu, Hanya melirik singkat.

"Farah dan tolong jangan suka pegang-pegang." ujarnya lagi dengan ketus tanpa membalas jabatan tangan Ragil dan langsung pergi meninggalkan Ragil seorang diri. Ragil pun masih diam di tempat, tersenyum melihat galaknya Farah pada dirinya sampai akhirnya Farah hilang dari pandangannya.

merengut sudah wajah Farah pagi ini disaat ia harus buru-buru untuk memberikan buku pada sahabatnya malah waktu nya habis untuk seorang laki-laki asing yang dia tidak kenal sakit pula tangan nya pagi ini.

"Jenn!" Farah melambaikan tangannya saat sampai di kelas sahabatnya Jenny. Jenny pun langsung keluar dari kelasnya untuk menghampiri sahabatnya itu dengan langkah cepat, ya karena sedari tadi Jenny sudah menunggu Farah sebelum mata kuliah di mulai.

"duh lama banget deh Far untung aja dosen aku belum dateng kalo udah bisa abis nih" ujar Jenny
"iya sorry sorry tadi ada insiden sedikit pas mau kesini. nih tangan aku sakit" Farah menunjukan telapak tangan nya seraya mengadu pada sahabatnya itu bahwa tadi ia terjatuh saat menuju kelas Jenny.
"insiden apa? kamu kenapa far?"tanya Jenny yang bingung melihat keadaan sahabatnya, saat menjelaskan kondisi tangannya.
"tadi aku di tabrak sama anak sini cowok. namanya kalo gak salah Ra..gi...eh Ragiiil iya Ragil namanya"
"oh si Ragil. dia anak populer di fakultas ekonomi anaknya emang gitu rada sotoy kalo jalan nyelonong aja kaya jagoan. tapi kamu nggak apa-apa kan?" kata Jenny yang menjelaskan tentang cowok yang menabrak Farah , dan sedikit khawatir pada sahabatnya sambil terus memegang-megang badannya Farah memastikan tidak ada yang terluka.

"nggak kok aku nggak apa-apa ya malu
nya itu sih pas jatuh hehehe"
"yee dasar yaudah bagus deh kalo nggak kenapa-kenapa lagi. yaudah aku masuk lagi ya. jangan lupa nanti jam 5 ketemu di cafe biasa sama Nadine dan Sasa oke beb! see you" Farah hanya mengacungkan jempolnya bertanda ia meng oke kan omongan sahabatnya itu dan melangkah pergi meninggalkan kelas Jenny.

Berhubung hari ini adalah malam minggu dan Farah pun sedang tidak ada lemburan di kantornya jadi bisa sedikit meluangkan waktunya untuk hang out dengan ke tiga Sahabatnya. ya, sudah lama sekali memang Farah tidak hang out dengan ke tiga sahabatnya. di samping bekerja Farah juga harus kuliah belum lagi mengurus kedua adik kembar nya.jadwal Farah sangat sibuk.

〰️〰️〰️

Sambil menunggu jam 5 sore Farah mengurungkan niat nya untuk pergi ke toko buku. dari keempat nya Farah yang selalu on time kalo urusan janjian dengan sahabat-sahabatnya. suasana toko buku saat ini lumayan sepi dari biasanya hanya beberapa segelintir orang di setiap rak nya. kali ini Farah mengunjungi rak buku tentang Fiksi biasanya ia hobi untuk membaca buku Romance. saat ingin mengambil satu buku yang sudah ia incar seseorang pun dengan bersamaan mengambil buku yang sama.

"eh. duluan" Kata Farah dengan cepat menurunkan tangannya
"oh kamu mau ambil buku ini yaudah ambil aja nggak apa-apa kok" kata seorang lelaki berwajah manis, berkacamata, tinggi, rambut dengan potongan sederhana namun cukup membuat wanita terpikat.

"ngg..nggak kamu aja. kebetulan aku nggak suka baca buku fiksi tadi cuma iseng aja mau lihat hehe" ujar Farah sambil tersipu malu melihat cowok di sebelahnya ini. 'kenapa aku jadi salting begini' ujarnya dalam hati.
"oh gitu. yaudah ini ku ambil ya. by the way nama kamu siapa?" kata cowok itu sambil mengulurkan tangannya, tatapannya begitu hangat dan lembut.
"a..aaku Farah iya hehe"
"oh Farah. aku Faris"
"lagi cari buku atau gimana?"
"oh iya tadi lagi cari buku romance yang belum pernah aku baca tapi belum ada yang baru nih" tidak biasa nya Farah se salting ini sama laki-laki, Farah pun melihat jam di tangan nya sudah menunjukan 16:50 sudah hampir jam 5. dia pun bergegas untuk segera pergi dari toko buku itu untuk menemui ketiga sahabatnya.

"maaf aku duluan ya buru-buru janjian sama temen soalnya"
"eh iya. boleh aku minta nomor kamu? untuk sekedar ngobrol-ngobrol lagi ?" ujar Faris karena sepertinya ia tertarik dengan Farah ingin melanjutkan perkenalan yang sesaat ini.
"emmm.." belum melanjutkan kalimatnya hp Farah berdering dilihat di layarnya dari Sasa sahabatnya
"halo..iya saa ini aku mau kesana sebentar lagi oke. tunggu ya " sambil mematikan hp nya dan memasukan nya ke dalam tas Farah bergegas pergi
"maaf ya aku buru-buru" langsung saja Farah pergi meninggalkan Faris. ingin rasanya Farah memberikan nomornya tapi di ujung telpon tadi Sasa sudah ngomel-ngomel karena ia seorang diri menunggu sahabatnya yang lain.

sesampainya ternyata Farah sudah di sambut oleh Sasa juga Nadine. kedua sahabatnya tampak bingung, karena biasanya Farahlah yang selalu on time .

"hai maaf yaa telat. telat 10 menit hehe" ujarnya dengan tampang yang sedikit gerogi melihat kedua sahabatnya menatap heran pada nya.
"kamu kenapa far? tumben banget loh sepanjang sejarah kita bersahabat kamu telat" ujar Nadine di sambut wajah bingung nya Sasa yang juga penasaran.
"emm gini tadi sebenernya aku udah dateng tapi aku ke toko buku dulu gitu" jawabnya dengan nada gugup, kedua sahabatnya pun saling tatap penuh curiga seakan tidak percaya dengan omongannya Farah tadi.

"kamu yakin?"
"iya far, kaya ada yang di sembunyiin nih. hayo ngaku" sambut Nadine yang juga curiga dengan sahabatnya yang satu ini
"ngg...apaa nggak ada apa-apa lah udah hehe. yuk pesen" Farah masih berusaha mengelak dari pertanyaan kedua sahabatnya sambil membolak balikan buku menu, jangan sampai mereka tahu kalau saja Farah habis bertemu seorang laki-laki bisa ramai urusannya.
tak lama mereka pesan makanan yang ada di menu Jenny pun datang. akhirnya mereka berempat menghabiskan waktu malam minggu bersama berbagi cerita suka duka. di temani lagu romantis dari Ronan Keating - When you say nothing at all , meskipun di sela-sela obrolan mereka Farah sedikit tidak fokus karena memikirkan Faris laki-laki yang ia temui di toko buku tadi. dalam hatinya apakah dia akan bertemu lagi di lain waktu? tidak pernah setertarik ini Farah dengan seorang laki-laki di pertemuan pertama nya ,ya semoga saja demikian. Farah juga selintas memikirkan cowok di kampus tadi yang bernama Ragil, cukup menarik tapi bukan tipe Farah seperti anak brandalan pikirnya. ia pun bingung kenapa dalam satu hari bisa bertemu dua orang laki-laki yang ia tidak kenal sebelumnya.

Kamu, Dia dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang