Story About Ragil

7 0 0
                                    

Nama Ragil Satria Budiman, Mahasiswa terpopuler di kampus khususnya di Fakultas Ekonomi. hobinya adalah nongkrong dengan komunitas motor gede nya. salah satu anak dari pengusaha ternama. Banyak sekali wanita-wanita di kampus nya yang mendambakan nya, tapi soal wanita Ragil sangat selektif. bukan juga seseorang yang suka tebar pesona tetapi pesona nya membuat wanita terpikat oleh nya. bukan anak brandalan juga bukan Playboy. jika sudah satu terpikat pada wanita Ragil akan terus berusaha untuk mendapatkannya apapun caranya.

malam ini cukup ramai di tempat biasa Ragil dan komunitas nya berkumpul. yang biasanya suka mengadakan balap liar tapi malam ini libur karena ada issue Polisi yang akan berjaga-jaga di kawasan tersebut.

" bro, kemarin gue abis nabrak cewek. dia anak fakultas komunikasi namanya Farah kalo nggak salah kenal gak lo?" ujar Ragil
"Farah? emm tunggu dulu, kayaknya gue tau deh yang pake kerudung bukan sih?"
"iya bener. kenalin gue dong kalo lu kenal"
"gue nggak kenal yang gimana-gimana sih bro gue tau doang lagian yang pake kerudung banyak bro hahaha" ujar Beni tertawa seolah meledek sahabatnya itu. ya, sahabat plus partner Ragil kemana pun dia selalu ada.
"payah, gue kira lo kenal. dia bilang sih temennya itu ada di fakultas kita"
"yaudah bro besok aja coba cari tau lagi gue bantuin tenang bukan Beni kalo nggak bisa nemuin cewek yang di sukain sama sahabat gue"dengan pede nya Beni meyakinkan sahabatnya itu. Ragil hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya.
"yaudah yuk cabut balik" ujar Ragil sambil berpamitan dengan teman-teman tongkrongannya yang lain. malam ini Ragil tidak sampai larut malam, karena entah kenapa perasaannya sedang tidak mood nongkrong.

Ragil adalah anak tunggal di keluarganya. ayah Ragil sangat berharap Ragil dapat meneruskan usaha ayahnya itu, tetapi Ragil selalu menolak. Dunia motor nya lebih penting bagi nya di bandingkan meneruskan usaha ayahnya.

sesampainya di rumah. seperti biasa dalam satu rumah yang besar dengan beberapa furniture mewah milik mami Ragil hanya di lengkapi oleh Mami Ragil, pembantunya, dan supirnya. ya, sepi. Ayah Ragil jarang sekali ada di rumah karena sibuk mengurus kerjaan.
"assalamu'alaikum"
"wa'alaikumsalam nak. baru pulang jam segini sih" sambut mami Ragil yang baru saja keluar dari arah dapur yang kemudian mencium kening putra sulung nya itu.
"iya mi, biasa nongkrong dulu"
"kamu jangan suka nongkrong-nongkrong terus gitu dong, kalo ayahmu tau kamu begitu terus bisa marah dia" kata Mami yang sangat khawatir kepada anak satu-satunya itu, ya bagaimana tidak Mami Ragil adalah ibu yang sangat baik penyayang tidak pernah marah selalu bisa melindungi dan membela Ragil disaat Ragil sedang di marahi oleh ayahnya.

"mami tenang aja Ragil nggak macem-macem kok cuma ngumpul-ngumpul gitu aja. Ragil juga nggak balapan liar" ujar nya sambil meneguk segelas air putih, lalu beranjak ke kamarnya yang berada di lantai 2. Mami Ragil hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan putranya.

Di kamar dengan nuansa putih abu-abu sedikit pajangan otomotif di beberapa sudut juga membuat suasana kamar Ragil menjadi tenang dan tetap laki banget. Ragil pun merebahkan badan nya di kasur nya sambil mengeluarkan Hp nya. dia mulai membuka sosmednya.

"kira-kira Farah punya instagram nggak ya" sambil terus mencoba-coba mengetik nama Farah di kolom search itu.
"nggak ada lagi. masa iya hari ini gini nggak punya instagram " ujarnya masih terus memperhatikan layar hp nya dan berusaha mencari nama Farah di instagram.
tak lama hp nya bunyi ia mendapati pesan dari mantan nya Santi.

Santi
hai ragil kamu apa kabar ?:)

you
baik. ada apa ya?

Santi
nggak apa-apa. aku mau ketemu kamu bisa nggak besok di tempat biasa?

you
nggak janji. mau apa lagi?

Santi
yaudah nggak apa2. kabarin aku ya. ada yg mau aku omongin.

tanpa membalasnya lagi. Ragil langsung menekan tombol lock screen di hp nya.
mata nya terpejam dan terus memikirkan Farah apakah dia bisa berkenalan lebih lanjut lagi dengannya. tak pernah sebelumnya ia setertarik ini dengan wanita, apalagi dengan wanita berhijab. mantan-mantan Ragil jauh dari wanita-wanita yang berhijab, kebanyakan adalah wanita yang seperti model kelas atas, cantik, tinggi, putih, perfect lah di mata laki-laki.

〰️〰️〰️

di sebuah cafe dimana tempat ini adalah kenangan Ragil bersama Santi dulu. semenjak Santi yang tiba-tiba pergi begitu saja dari Ragil tanpa alasan yang jelas, dan kini ia kembali. kali ini suasana di cafe tidak begitu ramai hanya beberapa orang di setiap sudutannya, ada yang sekedar berbincang-bincang dengan partner bisnisnya, ada yang sedang bermain laptop seorang diri. Ragil memilih tempat duduk di bawah tangga dekat jendela, persis tempat dimana dulu menjadi tempat terfavorit Ragil dan Santi. Hati nya sedikit penasaran maka dari itu Ragil menerima ajakan Santi untuk bertemu.

Tak lama menunggu, seorang wanita cantik, tinggi, putih, rambut sebahu yang ikal dengan warna sedikit kecokelatan berjalan menuju Ragil.

"hai gil" senyum dan sapa nya yang begitu lembut. ya tanpa basa basi Santi langsung ingin cipika cipiki pada Ragil, tapi dengan cepat Ragil menolaknya.
"okey sorry" ujar Santi yang kemudian duduk di sebelah Ragil.

"jadi, mau apa ngajak ketemuan?" ucap Ragil yang langsung to the point pada inti pertemuannya dengan Santi. Santi menghela nafas panjang dengan penuh sabar seolah-olah ia sedang mengumpulkan beberapa kalimat untuk di sampaikan pada Ragil.

Memang hati Ragil sangat sakit sekali dan kecewa dengan Santi, disaat ia sedang sayang-sayang nya Santi malah pergi begitu saja tanpa alasan yang jelas. dan sekarang ia datang kembali, entah membawa luka atau cinta?

"gini loh gil aku ngajak ketemuan kamu disini aku mau jelasin semuanya ke kamu kenapa aku tiba-tiba menghilang selama 3 tahun kita pacaran kemarin" ucapnya dengan penuh rasa penyesalan dan takut Ragil tidak bisa menerima alasannya.
Ragil tak merespon kata-kata Santi sedikitpun. dia tetap diam dengan tatapannya ke arah lain.

"jadi aku itu mau di jodohin sama anaknya temen papi ku yang di luar negeri, nah aku itu kemarin pergi ke sydney untuk ketemu sama cowo nya dan juga keluarga nya sama papi mamiku" lanjut Santi. saat Santi ingin melanjutkan Ragil memotong nya dengan nada dingin
"selama itu?dan nggak bisa ngabarin?" ujarnya masih dengan menatap ke arah yang lain.
"bukan gitu gil, aku takut kamu marah dan nggak bisa terima nanti nya. jadi aku putusin untuk diem-diem aja sampai aku nemuin waktu yang tepat buat cerita ke kamu"

"terus sekarang dengan diem-diem nya lo jadi baik atau nggak keadaannya ?lo mikir nggak perasaan gue gimana disini?lo ilang begitu aja tanpa kabar. gue udah sakit hati dan kecewa sama lo. gue udah anggap kita nggak ada hubungan apa-apa lagi. dan kalo lo mau terima perjodohan itu silahkan, gue nggak ngelarang gue udah nggak nganggep lo ada lagi di hidup gue" ucap Ragil penuh ketegasan dan ia langsung meraih kunci motornya untuk segera pergi meninggalkan Santi. sepertinya sudah sangat muak Ragil dengan alasan Santi yang tak masuk akal.
Santi masih duduk di tempatnya diam terpaku melihat Ragil yang sudah keluar dari Cafe meninggalkannya seorang diri. dengan penuh penyesalan Santi menceritakan semuanya kini wajahnya berubah menjadi kesedihan, bingung dan tak bisa berbuat apa-apa.

Sepanjang jalan Ragil terus memikirkan apa yang di katakan Santi. seperti tidak habis pikir sebegitu tidak pentingnya Ragil untuk Santi setelah 3 tahun pacaran bisa-bisa nya Santi menyembunyikan ini semua dari Ragil.
Ragil menaikkan gas motornya,kini laju motornya cukup kencang. ia tidak peduli bahwa ia sedang di jalan raya, tidak peduli di depannya ada apa. saat ini pikirannya kacau, galau, marah jadi satu terlebih hati nya yang sangat sakit.

Kamu, Dia dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang