"Kau?"
Kuroo masih tak percaya dengan aoa yang dia liat dan dengan apa yang dia dengar. Otaknya masih mencerna apa yang baru saja terjadi.
"Aku mengundangmu kemari untuk bertemu denganku..."
"Apa kau bercanda?" Tanya Kuroo, masih tak percaya. Miko yang mulai menyadari kesalah pahaman ini, mulai membuka mulutnya.
"Aku hanya kebetulan berada disini. Ah, sepertinya teman-temanku menungguku di bawah. Aku permisi." Ucapnya kemudian pergi meninggalkan Kuroo dan gadis itu.
Keduanya hanya menatap Miko pergi. Setelahnya tak ada pembicaraan apapun yang terdengar. Kuroo berjalan mendekati sang gadis. Setelah berada cukup dekat, Kuroo menghentikan langkahnya.
"Apa kau yang mengirimkan surat-surat berwarna hitam itu?" Tanya Kuroo penuh penekanan. Sang gadis hanya tersenyum dan anggukan kecil muncul menandakan ia membenarkan pertanyaan itu.
Kuroo masih tak habis pikir dengan semua ini. Sedikit demi sedikit wajahnya melembut. Sebuah senyum terukir di wajahnya. Tangan kirinya mulai menyentuh pipi kanan sang gadis. Cukup lama keduanya terdiam.
"Aku---"
"Bacalah." Kalimat Kuroo terpotong oleh sang gadis yang menyodorkan sebuah surat berwarna hitam.
Kuroo menatap surat itu dan tangan yang awalnya berada di pipi sang gadis ia pindahkan untuk mengambil surat itu.
Kata orang cinta itu buta,
Tapi kenapa aku tetap bisa memandangi keindahanmu.Kata orang cinta tak ada logika,
Tapi kenapa pikiranku teratur menyimpan senyumu.Kata orang cinta itu menyakitkan,
Tapi kenapa aku tetap bertahan.Iya kamu Kuroo Tetsurou
Tertanda
(Full Name)Kuroo tersenyum membacanya, maniknya kini beralih pada gadis di hadapannya. (Full Name). Gadis cuek yang selama ini ia cintai. Siapa sangka gadis seperti name bisa menuliskan berbagai kata yang cukup manis.
Dan siapa sangka gadis seperti dia menyukai pemuda seperti Kuroo. Bahkan Kuroo tak pernah menyangka bahea cintanya ternyata terbalas. Selama ini yang ia tau adalah, (Name) memiliki senyum yang sangat manis.
"Aku tak menyangka Nona (Name) mencintaiku." Sebuah kalimat yang di ucapkan oleh Kuroo membuat (Name) sedikit memerah.
"Aku sendiri tak habis pikir jika aku menyukai kucing sepertimu." Balas (Name) sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain. Kalimat ini membuat Kuroo semakin melebarkan senyumnya.
"Seandainya sejak awal aku tau bahwa cintaku terbalas, aku tak akan memakai cara-cara aneh untuk mendekatimu." Lanjut Kuroo. Membuat (Name) menolehkan wajahnya, dan menatap Kuroo.
"Apa maksudmu?" Tanya (Name).
"Maksudku, aku juga mencintaimu. Sangat malahan." Jawaban yang seolah seperti petir untuk (Name). "Karena kita saling menyukai, jadi apa kau mau jadi pacarku?" Lanjutnya. (Name) mendengus kecil.
"Bukankah sudah ku bilang jika caramu menembak seperti itu, aku tak akan menerimanya." Jawab (Name). Kemudian berlalu meninggalkan Kuroo. Beberapa langkah dia meninggalkan Kuroo, senyumnya mengembang. Dan kekehan kecil terdengar di telinga sang pemuda.
Kuroo yang sadar segera mengejar sang gadis, atau sekarang bisa di sebut sebagai gadisnya(?). Kuroo segera memeluk (Name) dari belakang dan mengucapkan sebuah kalimat yang membuat name tersipu.
"Hei kelinci, aku mencintaimu lebih dari aku mencintai diriku sendiri. Mau kah kau jadi milikku? Ah, bukan sekedar ingin memilikimu, bukan juga sekedar ingin memilihmu, lebih kepada ingin membahagiakanmu. Karena bahagiaku ada pada bahagiamu."
End
Wwwwwwwww
Selesai
Maaf ya kalo nggak suka sama endingnya
Kalo mau dilanjutin, lanjutin di imajinasi masing masing aja ya :*Salam sayang
-Name
KAMU SEDANG MEMBACA
sakura message 💌 Kuroo Tetsurou
FanfictionSiapa si pengirim surat ini? Berbagai pertanyaan terus berputas pada kepala Kuroo. Haikyuu hanya milik haruichi furudate Ini merupakan kolaborasi kedua dari @SFragment Cover by @Nikishima_Kumiko