1

2.5K 288 53
                                    

ʟᴏꜱᴛ ɪɴ ʏᴏᴜʀ ᴇʏᴇꜱ

ʟᴏꜱᴛ ɪɴ ʏᴏᴜʀ ᴇʏᴇꜱ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


..

"Jimin aku hanya ingin memberinya peringatan, bukan memutuskan hubungan dengannya. Aku tak tahu kata-kata itu keluar begitu saja." Tegas Taehyung.

Jimin merotasi kan bola matanya kemudian kembali menatap kesal lelaki yang menghabiskan separuh botol sampanye miliknya yang paling mahal. Tentu saja pria ini berbicara jujur, mengingat kondisinya yang sedang mabuk berat. Namun bukan itu permasalahan terpenting bagi Jimin.

Taehyung adalah sahabat karibnya sejak sekolah menengah. Jimin tahu apapun tentang Taehyung. Bagaimana saat dia marah, hal yang membuatnya senang, selera musik bahkan selera wanita nya.

Bahkan saat ini Jimin bisa membaca pikiran Taehyung. Dia tidak dalam pikiran yang baik, Taehyung benar-benar kacau. Karena dia baru saja mengakhiri hubungannya dengan Jennie, anak perempuan dari rekan bisnis ayahnya.

Mereka sengaja menjodohkan Taehyung dan Jennie. Dengan maksud agar relasi mereka semakin kuat, juga bisnis kerjasama yang mereka pimpin semakin maju. Namun siapa yang tahu ketika Taehyung mendapati perselingkuhan kekasihnya dengan pria lain didepan matanya. Jennie bermalam dengan kekasihnya yang lain, hal yang tidak dia ketahui bahwa Taehyung memiliki banyak orang untuk memata-matainya. Tanpa banyak bicara, dia menghabisi pria itu didepan mata Jennie lalu memutuskan hubungan mereka.

Jimin memejamkan kedua matanya, berpikir keras apa yang akan dilakukan ayahnya Taehyung jika dia mengetahui anak laki-laki ketiga keluarga Kim itu, hampir menghancurkan bisnis besarnya. Jimin tak bisa membayangkan berapa banyak penyiksaan yang akan terjadi pada sahabatnya dari ayahnya sendiri.

Sambil mendesah pelan, Jimin mengacak rambut pirangnya, kemudian mengambil gelas dari tangan Taehyung. "Pulanglah Tae. Sudah larut malam. Nyonya Kim bisa marah besar kalau tahu penerus perusahaannya kelak, belum pulang."

Taehyung tertawa sinis. "Seriously, Jimin. Aku sudah dua puluh empat tahun big ass." Tawa Taehyung semakin lebar ketika Jimin menatap nya dengan kesal. "Pulang sana bocah dewasa! Kalau kau benar-benar dewasa, berhenti lah datang kesini hanya untuk menyelesaikan masalah percintaanmu. Kau pikir aku penasehat percintaan mu, huh" balasnya setengah berteriak.

Jimin butuh istirahat panjang, menghadapi Taehyung bukanlah perkara mudah. Bocah dewasa itu mudah sekali 'jatuh cinta' sekeras apapun Jimin memberi penjelasan tentang otak Taehyung yang terkadang tidak bisa memilah mana yang baik mana yang benar-benar buruk. Bukan tanpa alasan seorang Kim Taehyung seperti itu, mengingat ketika masih sekolah dulu dia tidak pernah berhubungan dengan wanita manapun. Bahkan dia pernah dirumorkan seorang gay. Tentu saja jimin tahu bahwa itu tidak benar, Taehyung hanya tidak punya waktu untuk berpacaran dengan siapapun waktu itu. Jimin jadi penasaran apa yang sudah diperbuat Jennie hingga membuat Taehyung menjadi setengah gila.

Taehyung meracau sambil berbaring di sofa marun milik Jimin, seperkian detik dia sudah kehilangan kesadaran. Jimin tahu ini akan terjadi.

Setelah memijat keningnya lalu menghembuskan napas panjang, Jimin akhirnya hanya bisa melepas sepatu milik sahabatnya itu. Berdamai dengan kekacauan yang sudah Taehyung buat berkali-kali membuat Jimin menjadi satu-satunya orang yang bisa bertahan dengannya selama ini. Dimana lagi Taehyung bisa mencari sahabat seperti Jimin.

Lost In Your Eyes (under Editing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang