Audition

22 5 0
                                    

Kakiku terasa pegal setelah hampir dua jam berdiri hanya mengantri menunggu giliran. Aku sudah sangat lelah, ditambah lagi perutku yang belum terisi apapun dari pagi. Sungguh ini sangat perjuang aku bisa disini.

Kemudian salah satu staff menyuruh untuk semuanya duduk. Aku menghela napas, setidaknya kakiku tidak begitu lelah setelah duduk.
Aku sangat bosan karena aku hanya bisa duduk diam karena kami tidak diperbolehkan memainkan handphone.

"Shin Jia, peserta no. 103"

Aku segera berdiri dan jalan memasuki ruang audisi tersebut,  sungguh aku sangat deg-degan ketika menatap salah satu juri didepanku.
Aku mencoba untuk tidak grogi.

Aku mulai menari sebaik mungkin. 
"Aku harus lolos audisi ini, iya harus! " batinku. 

.
.
.


Noktifikasi berbunyi dari handpone ku,  aku segera mengeceknya.

"message from Big Hit Entertainment"

Mataku melebar seolah tak percaya,  kemudian aku membukanya dan ternyata aku lolos audisi itu, seketika hatiku begitu gembira melihat namaku tertera dalam list itu. Hanya 20 orang yang lolos menjadi trainee. Sungguh aku sangat beruntung.

Aku segera berlari menghampiri ibuku untuk membuktikan aku lolos audisi itu.

"eomma,  aku lolos audisi ini" sembari menunjukkan pesan yang ada dihandphoneku.

Seketika terlihat wajah datar di ibuku, dia sama sekali tidak meresponiku. Disaat itu juga raut wajah ku yang gembira hilang seketika.

"eommaa..jawab aku, kenapa diam saja? " tanyaku.

"baiklah, sebenarnya ibu sangat kecewa Jia,  tapi kamu adalah putri tunggal ibu, ibu tidak ingin kamu sedih atau sakit seperti yang kamu lakukan hari itu. Ibu hargai usahamu,  kalau itu sungguh impianmu, kejar lah sampai kau benar-benar berhasil.. Tapi satu yang ibu minta,  ibu menginginkan nilai mu tuntas. Itu juga buat kamu sendiri, ibu tidak akan memaksa mu menjadi dokter."

"ne eomma,  aku akan belajar. Aku janji saat ujian akhirku aku akan mendapat nilai yang baik"

Sulit dipercaya akhirnya ibu tidak memaksaku lagi. Kemudian kami berdua berpelukan satu sama lain.

Dua bulan kemudian

Hari kelulusan pun tiba,  seperti yang kujanjikan pada ibuku, aku mendapat peringkat 5. Sungguh aku sangat berjuang karena aku tidak ingin membuat ibuku kecewa.

Akhirnya aku menyelesaikan pendidikan SMA  diusiaku yang masih 17 tahun. 

Seminggu setelah kelulusan aku menjalani masa trainee ku.

Sebenarnya ini masih permulaan,  karena yang hanya debut hanya 5 orang.

Aku tidak menyerah,  aku berusaha sebaik mungkin.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang