“sayang, anak cantik? Ayo bangun, sayang...”
Suara lembut seorang wanita membangunkan gadis kecil yang sedang tertidur ditengah ranjangnya, sinar matahari menembus kaca-kaca jendela pagi hari ini mencoba menelusup masuk dari balik tirai berwarna white milk itu menusuk dan membangunkan si gadis kecil dari tidurnya.
“It’s Monday honey, wake up right now, then! you must take a bath and don’t forget your breakfast, Mom tunggu kamu dibawah, okay?”
“okay”
...
Gadis kecil itu menuruni anak tangga perlahan, dengan langkah pelan ia menuju ke arah ruang makan milik keluarganya, sesampai disana si gadis tersenyum dengan apa yang ia lihat, seorang lelaki paruh baya yang sudah rapih dengan balutan jasnya sedang duduk manis disana, dengan bersemangat si gadis kecil berlari menuju sang lelaki itu, ah maksudku adalah ayahnya.
“wah, anak dad sudah siap rupanya untuk hari ini” sang ayah tersenyum melihat kedatangan gadisnya yang sudah rapih mengenakan seragam sekolahnya.
“Morning, daddy!” anak kecil itu mencium pipi sang ayah sambil tersenyum manis.
“Morning too honey”
“Daddy kapan datang? Aku sangat merindukan daddy tau!” gadis itu menggamit tangan Daddynya dengan sangat manja, takut daddynya pergi lagi mungkin? Karena ia sangat jarang bertemu daddynya dikarenakan perkerjaan yang sangat padat dan harus berpindah tempat, maka dari itu daddynya jarang sekali untuk berada dirumah.
Melihat tingkah gadisnya john hanya tersenyum seraya mengusap rambut sang gadis dengan sayang. Suara ribut dari arah tangga merusak suasana diantara john dan putri kecilnya, gadis kecil itu menoleh kearah suara disusuli oleh john mengikuti arah kemana gadis kecil itu melihat.
“lho? Kok kakak jadi nyalahin aku? Persetan dengan barang kakak yang hilang aku sama sekali nggak tau apa-apa!” Cami geram dengan tuduhan kakaknya yang terus menyalahkan bahwa ia yang menghilangkan barang kesayangan milik kakaknya.
“just ask, bitch! Ngga usah marah-marah!”cassie mengertakan giginya dengan kesal menatap adiknya dengan aura yang memancarkan peperangan.
Gadis kecil itu melihat aksi kakanya mencoba untuk meleraikan, dia sedang berifikir dan terus berfikir...... dan....
“Morning cassie, morning cami!”dengan tersenyum manis gadis itu menyapa kedua saudaranya.
“DIAMMM!!” jawab cassie dan cami bersamaan, disambut gelak tawa sang adik.
“kalian sungguh akur! Aku sangat mencintai kalian!” cassie dan cami menatap si adik kecilnya itu dengan geram.
Daddynya hanya tertawa melihat kelakuan semua putri mereka, apalagi Claire yang selalu bisa mencairkan suasana saat tanda-tanda perang dunia ke-3 akan benar-benar terjadi tak lama dari kejauhan sang ibu membawa sarapan pagi mereka, dan beberapa bekal putrinya, hanya satu bekal dan itu milik claire, gadis kecil itu tidak suka jajan seperti teman-temannya karena menurutnya masakan ibunya adalah yang terbaik, sedangkan cassie dan cami mereka malah sebaliknya.
...
Kringggg...
Bell istirahat berbunyi, claire mencari cari bekal yang tadi dibuatkan ibunya untuk dia, tidak dia tidak menemukan tempat makan itu didalam tasnya, raut muka kecewa diwajahnya tercetak jelas.
“kau tidak apa-apa claire?” tanya kenneth teman sebangku claire, sudah dua tahun mereka sekelas dan duduk sebangku pula, kenneth dan claire duduk dibangku kelas dua sekolah dasar, sungguh gadis yang masih kecil kan?
“umh, itu...aku lupa membawa bekal ku, kenny” wajahnya memuram, kenneth mengangguk mengerti.
“kalo gitu kita kekantin saja yuk? Kau juga jarang kesana, melewatkan bekal ibumu sehari saja tak apa kan?”
Mau bagaimana lagi claire merasa sangat lapar, dengan terpaksa iya menerima ajakan temannya itu.
Kantin begitu ramai, begitu pula para senior yang terlihat berkuasa padahal umur mereka masih angka jarum jam, apalagi kumpulan para lelaki disana, terlihat sangat berkuasa, tampan, itu yang pertama orang nilai dari bocah kecil itu meskipun umurnya kecil sudah terlihat bibit ketampanannya dibeberapa tahun kedepan.
Tiga laki-laki mengarahkan pandangannya pada claire, gadis kecil cantik berambut brunutte dengan matanya yang berwarna chocolate brown kontras dengan kulit putihnya alis yang tegas mempercantik indah matanya, lesung pipi yang hanya ada disebelah pipi kanannya senyumnya yang selalu iya pamerkan dengan iringan tawa sedari tadi dengan teman yang ada disebelahnya.
“namanya, clarissa rosalie reed” sambar si pirang.
“aku bahkan tidak ingin tahu siapa dia, Tom!” jawab bocah kecil yang sedari tadi memandangi claire tanpa berkedip terlihat ekspresi kagum diwajah itu.
“kau bahkan tidak bisa menutupi kekaguman mu Christ!” tom terkekeh sesaat.
“hey, christian kau yakin menyukai gadis itu? Dia bahkan kelas dua, dan kita akan lulus beberapa bulan setelah ini lalu keluar dari sekolah ini”
“hmmm yeah terserah kalian aku mau ke kelas saja. Bye alex, bye tom”
Bug!!
bunyi benturan tedengar samar.
“awww!” jerit claire kesakitan pada bahunya.
“maaf.... hey! Anak kecil bisakah kau jalan lebih berhati-hati?!” bentak christian membuat claire melebarkan matanya tak percaya, setelah meminta maaf dia menghina claire anak kecil? Astaga! Dengan kesal claire menginjak kaki christian dengan penuh amarah. ”aww! Sakit bodoh!” maki christian disela kesakitannya
“itukah caramu meminta maaf wahai senior? Kau yang sesungguhnya anak kecil! Meminta maaf dengan benar saja masih salah, sungguh mengenaskan sekali dirimu” jawab claire dengan angkuh mengalihkan pandangannya dari christian, kenneth yang menyaksikan kejadian mereka disana anya melongo tak percaya dengan apa yang diucapkan claire, setahunya claire gadis yang lembut dan periang, tapi lihat sekarang jika sedang marah? Kenneth tak berani berkutik.
Sahabat kecil christian tak berhentinya menertawai christian karena kalah oleh seorang gadis juniornya yang baru dua tahun disekolah itu.
tbc...
maaf kalo masih gaje=)) coba bikin cerita lagi nih! yihaaa!
![](https://img.wattpad.com/cover/23181827-288-k502906.jpg)