Second!

113 3 0
                                    

“hentikan jeremy, sakit!” jeremy terus memain kan rambut claire sambil tertawa.

“ini sangat menyenangkan claire! Ah bagaimana kau ku beri tawaran, aku akan melepaskan rambut mu tapi kau mau menjadi pacar ku”katanya dengan mata berbinar dengan tangan yang masih menyangkut dirambut claire. Mendengar perkataan itu claire menangis dengan jeritan.

“Aaaaaa sakit jeremy! Hiks...” teriak claire memenuhi koridor sekolahnya, christian yang sedari tadi melihat kejadian itu langsung dengan cepat berjalan kearah jeremy dan claire dengan marah.

“lepaskan pencundang, kau gila?!” mendengar suara itu claire dan jeremy sepontan menoleh ke asal suara, wajah claire sudah berantakan, matanya semabab hidungnya merah melihat itu christian langsung meninju jeremy dengan kepalan tangannya, jeremy terjatuh dan melepaskan tangannya dari claire sambil meringis, christian menarik tangan claire agar menjauh dari jeremy.

“kau aman sekarang”

“terimakasih” ucap claire malu, dia kira laki laki ini membencinya setelah kejadian kemarin ternyata tidak, dengan malu malu claire mengecup pipi christian sekilas membuat christian terpaku akan aksi claire “aku biasa melalukan itu dengan dad jika mengucapkan terimakasih, maaf”

“tidak apa, clarissa”

“eh? Kau bisa memanggil aku claire dan kau?”

“Christian McKalley”

“uh, okay christ”

...

Mengingat masa itu membuat christian tersenyum sambil memandangi gedung-gedung pencakar langit dari arah tempat duduknya, yah Christian McKalley seorang CEO muda berumur 26 tahun,  dia lelaki cassanova, kaya raya memiliki segalanya, ya meskipun begitu christian menjadi CEO tidak dengan mudah dia dapatkan, dia dulu sekolah di universitas ternama, oxford baru ia memperoleh kepercayaan dari ayahnya untuk meneruskan perusahaan besar keluarga McKalley. Semua kecerdasaannya sudah terbukti saat sejak sekolah menengah atas dia mendapatkan kelas aksel begitu juga saat di universitasnya itu, dia selalu menjadi sorotan emas dan menjadi kebanggaan sekolah.

Tok..tok..tok..

Suara ketukan pintu menyadarkan christian pada lamunannya, tak lama pintu terbuka, seorang wanita berpakaian rapih layaknya orang berkerja tersenyum kepadanya dengan sopan.

“Selamat pagi pak, saya hanya ingin meningatkan nanti ada meeting 30 menit lagi dari sekarang pak”

“yah aku tau, dan kau bersiaplah”

“baik pak”

Wanita itu ah maksudku serketaris yang bernama alycia itu pergi meninggalkan christian tanpa berbasa-basi lagi.

...

“mam! Mama...”

Claire membuka matanya dengan malas bahkan sangat malas ia masih sangat ingin tidur tapi yah aa boleh buat ia sudah terbangun, terlihat disana seorang anak kecil dengan muka mungil yang sangat menggemaskannya mengguncangkan tubuhnya bahkan tubuh claire tidak terguncang karena anak kecil itu belum cukup punya tenaga, dia hanya tertawa melihat aksi gadis kecilnya yang berusaha menyuruhnya untuk bangun.

“ya sayang, mama sudah bangun” seraya mengusap kepala si anak dengan sayang sambil tersenyum tipis, gadis kecil ini sangat cantik seperti kakanya bahkan sangat mirip dengan replika kakaknya, hidung kecilnya yang menyembul mancung badannya tidak gemuk bahkan kurus persis seperti kakaknya, melihat Alena dihadapannya membuat claire seperti melihat camila, camila meninggal karena melahirkan Alena, dulu ia dan kadungannya sangat lemah sehingga dokter menyarankan kepada greyson suami camila untuk memilih antara si anak atau si ibu tentu saja greyson memilih camila karena lelaki itu sangat mencintai camila, tapi camila menolak, ia ingin anaknya yang selamat meskipun ia harus mati, camila menangis memohon kepada greyson yang akhirnya greyson setuju meski dengan sangat berat hati camila harus meninggalkannya selamanya.

“oma, mama sudah bangun! Lihat kan aku berhasil membangunkannya” kata Alena dengan bangga kepada neneknya itu. Ia dan mamanya berjalan menuju ruang makan dimana keluarga mereka berkumpul, breakfast time!

“terimakasih manis, kau patut oma banggakan! Kau gadis yang sangat hebat!” puji si nenek dengan mata berbinar yang menurut claire terlalu dibuat-buat.

“mom, itu berlebihan, bahkan sangat ugh!” claire berdecak kesal karena ini rencana momnya untuk membangunkan claire lewat Alena.

“sudah lah sayang, kau harus bersikap dewasa didepan anak mu itu jangan seperti anak kecil yang seumuran dengannya”

“mom!!!!”

Mom hanya tertawa seraya menyiapkan sarapan pagi mereka, tak lama greyson datang dengan balutan jas kerjanya hanya saja ia belum memakai dasi sedangkan dasinya masih bergantung ditangannya, dengan senyum mengembang claire menghampiri greyson seraya tersenyum mengambil alih dasi milik greyson.

“biar aku yang pakaikan!”

Dengan tangan lihai claire memasangkan dasi untuk greyson dengan sangat cekatan agar terlihat rapih,

“aku rasa kau harus dengan segera mencarikan Alena ibu dan orang yang dengan sabar selalu mesangkan dasi untukmu secepatnya, Grey”

“untuk apa? Aku punya dirimu, kau bahkan dengan rela menjadi ibu untuk caroline dan setiap pagi dengan sabar memakaikan aku dasi” dengan wajah polos Grey Claire hanya mendengus kesal

“hey! Aku juga punya kehidupan nantinya bodoh!”

“ah ya baiklah adik ipar ku yang sangat cantik dan baik hati”

“selesai!”

Claire tersenyum dengan hasil karyanya dan cup! Greyson mencium kening claire lalu tersenyum setelahnya “terimakasih”

“berhenti menggoda ku bodoh!”

“kau sangat galak dan manis”

“persetan dengan ucapan mu! Habiskan sarapan mu dan antar Alena kesekolah!”

“hei aku tidak bisa pagi ini ada meeting dengan orang penting, ah aku mengharapkan mu mengatarkan Alena, ku mohon...ya?”

“errr....ah ya baiklah kalo begitu apa boleh buat”

“kau yang terbaik!”

...

“jangan nakal disekolah ya sayang, dengarkan kata bu guru, ok?”

“ok!”

Claire mencium puncak kepala Alena dengan lembut, caroline berlari kecil menuju sekolahnya tak lama ia berbalik lalu melambaikan tangannya pada mamanya sambil tersenyum bahagia dibalas hal serupa oleh claire, beberapa menit berlalu memandang kepergian Alena, Claire memutarkan mobilnya dan menuju kembali pulang kerumah.

Drttt..drrtt..drtt...

Getaran ponsel mengalihkan caroline pada pandangan mengemudinya, ia menepikan mobilnya dipinggir jalan dan berhenti untuk mengangkat telpon tersebut. Tertera dilayar nama ‘Kenny’ claire menghebuskan nafasnya dengan berat dan mulai menyentuh layar handphonenya men-touch kata ‘log-in’ disana.

“Hallo?”

“dasar kau clarissa mengangkat telpon saja lama sekali! Dari mana saja kau?!” dengan nada kesal kenny berteriak membuat sipenjawab telpon menjauhkan handphone tersebut dari kupingnya, sudah jelas claire tau bagaimana muka ekspresinya sahabatnya tersebut sekarang.

“aku sedang dijalan, baru saja mengatarkan caroline sekolah, kenny ada apa?”

“temui aku di starbucks tempat kita biasa mengobrol ok, tidak lama!!!!”

Kenny menutup telponnya segera membuat claire mengerutkan alisnya bingung.

...

tbc

dont forget to gimme voment yeep;;)

yang dimulmed itu: Christian.

"Dusty Rose"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang