4 • Bekal

153 32 11
                                    

"Dirumah ada masalah, ibu punya anak dia baik banget, sopan, ganteng, pinter lagi. Tapi sayangnya dia pendiem, cuek sama sekitarnya. Sampe suatu hari, dia bentak Papahnya didepan Ibu. Dia ngira Papahnya selingkuh sama rekan kerjannya, Ibu ga percaya dan nyoba percaya sama Papahnya. Tapi dia tetep kekeuh buat yakinin Ibu. Akhirnya Ibu pergi tanpa pengetahuan siapapun, terus ga sengaja ibu nyebrang dan ya . . ."

"Yaampun, Bu. Ibu gaboleh kayak gini, Ibu harus bicarain baik-baik sekeluarga." tutur Zinda

"Iya. Setelah Ibu sembuh, antar ibu ya?" mohon wanita itu

"Iya bu, pasti. Zinda pasti anter Ibu."

"Zinda? cantik sekali, sama seperti orangnya. Nama Ibu, Kirana"

"Hehe, Ibu bisa aja. Oh iya Ibu, cantik juga, kayak Ibu." ucap Zinda

Mereka bercerita, dan mereka begitu akrab padahal baru-baru ini mereka berbincang. Hari menjelang malam, Zinda berkeinginan untuk pulang, karena ia harus membiarkan Kirana istirahat, agar segera pulih.

"Ibu, Zinda pulang dulu ya. Ibu harus istirahat, biar sehat yaaa." kata Zinda sembari mengelus lembut rambut Kirana

"Iyaa, Ibu juga udah sembuh kok. Kata dokter 2 hari lagi boleh pulang." ucap Kirana

"BENERAN IBUU?! Yeyyyy."

Kirana hanya tersenyum melihat kelakuan anak didepannya itu, sudah dari lama ia menginginkan anak perempuan, sejak kehadiran Zinda, ia merasa duniannya mulao terasa pulih kembali.

"Yaudah Zinda pulang ya ibu, tadi Zinda sama temen cowo. Tapi kayaknya udah pulang deh. Nanti Zinda pake taksi online aja."

"Selamat malam Ibu. Cepet sembuh!" kata Zinda sembari mencium kening Kirana. Kirana membalas dengan senyuman.

-oOo-

Didepan ruang ICU, Dyo masih menunggu cewek itu keluar. Ia ingin masuk, tapi sepertinya ngga sopan menurutnya jika harus kedalam hanya untuk mengajaknya pulang dan marah. Akhirnya Dyo menunggu, mau pulangpun ia merasa tidak tega.

Ya, Dyo sangat menjaga sekali tanggung jawabnya.

Dyo mengintip didepan ruang ICU, Zinda sedang bersama wanita, dari belakang Dyo tampak tidak asing dengan punggung itu,
'tapi siapa' pikirnya. Dyo akhirnya duduk kembali dan menunggu Zinda.

-oOo-

Setelah berpamitan pada Kirana, Zinda langsung beranjak pergi dari ruangan itu. Ia melihat Dyo didepan kursi tunggu, ia tampak tertidur dengan posisi duduk.

'Tidur aja ganteng' batin Zinda

"Yaampun, lo pasti kecapekan gara-gara nungguin gue ya, Yo." ucap Zinda pelan

Zinda ingin mengusap rambut Dyo, namun tangannya terhenti ketika . . .

"Gausah pegang-pegang gue." ucap Dyo, menatap Zinda yang terbengong.

"Lama banget sih lo, untung ga gue tinggal lo." sambungnya

"Maaf ya, Dyo. Gue kira lo udah pulang."

"Yaudah gue pulang."

"Terus gue gimana?"

"Mana gue tau." ucap Dyo, ia bergegas meninggalkan Zinda

SEMESTA | DKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang