Pagi itu Athena duduk dikursinya, badannya terlihat sangat tidak berenergi tidak ada semangat yang terpancar dalam dirinya. Athena menyandarkan kepala di atas tangannya. Matanya memejam, mencoba menerima semua yang dia dengar di pagi ini.
Kejadian sekitar 30 menit yang lalu kini terbayang bayang dalam fikirannya. Membuatnya merasa pusing.
"Athena, kamu kenapa?"
Athena mendongakan kepalanya, melihat seorang gadis yang seumuran dengannya sudah duduk disampingnya."Gpp Sin"
"Athena!! Muka Kamu pucet banget sumpah! Kamu kenapa? Sakit?" ucap Sintya heboh sendiri, membuat beberapa Siswa menjadikannya pusat perhatian.
"Apaan si Sin, Aku gpp ko" tatapnya sedikit sinis kepada Sintya
"Tunggu tunggu, aku beli makan dulu ke kantin. Kamu tunggu disini ya" ucap Sintya lalu segera keluar dari kelas
Athena yang melihat temannya itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, Athena kembali menelungkupkan kepalanya.
Ah, Aku tidak ingin begini, kenapa? Kenapa Bunda jahat sama Athena. Ucapnya membatin
Tanpa disadari, Athena menangis sedari tadi, air matanya sudah tak lagi bisa terbendung.
Tidak menunggu lama akhirnya Sintya kembali membawa air minum dan nasi uduk yang dibelinya dikantin.
"Kamu makan dulu nih, udah Aku- Athena, kamu kenapa nangis?" Ucapnya terhenti melihat wajah temannya itu yang sudah memerah dan matanya yang terlihat sembab akibat menangis
"Sin, kenapa Bunda gitu?"
"Gi - gitu gimana maksud kamu?" ucap Sintya sembari mengelus pundak Athena, berharap memberi sedikit efek tenang untuknya
"Aku denger kalo Bunda mau-" belum sempat Athena melanjutkan ceritanya, Bu Juwita sudah masuk ke dalam kelas mereka
"Nanti lagi ya ceritanya" Ucap Sintya, dan Athena hanya mengangguk meng-iya-kan.
Selama Pelajaran berlangsung Athena tidak fokus mendengarkan penjelasan dari Bu Juwita, Pikirannya masih tentang kejadian yang ia dengar tadi pagi.
Bu Juwita melempar spidol yang Ia pegang kepada Athena, membuatnya kaget dan tersadar dari lamunannya.
"Kamu dengar tidak penjelasan ibu barusan?" ucapnya sembari berjalan mendekat ke arah Athena. "Maaf bu" ucap Athena dan mengambil spidol milik bu Juwita yang dilemparkan padanya
"Maaf maaf, kamu kira Ibu ngomong ga pake tenaga? Keluar kamu sekarang" ucap bu Juwita lalu mengambil spidol yang Athena julurkan
Athena berjalan keluar kelas, baru kali ini dia di keluarkan dari kelas ketika mata pelajaran berlangsung. Athena memilih untuk pergi ke Perpustakaan, membaca beberapa novel yang mungkin bisa menjernihkan sedikit pikirannya yang sedang kacau.
Kebetulan perpustakaan sekarang sedang sepi, hanya ada dirinya dan penjaga perpus saja, jadi dia bisa fokus untuk membaca.
Athena berjalan dari satu rak buku ke rak yang lainnya, mencari buku yang pas untuk ia baca. Tidak butuh waktu lama Athena mengambil salah satu buku yang menarik perhatiannya, bukunya tidak begitu tebal dengan tampilan cover yang sederhana dan judul yang bertuliskan RUMAH.
Athena segera mengambil buku itu dan memilih duduk diujung perpustakaan mengahadap jendela dengan pemandangan sawah dan beberapa petani yang sedang bertanam.
Athena mengusap lembut cover buku itu, lalu membukanya secara perlahan. Halaman demi halaman itu terbuka, matanya hanya fokus pada setiap kata dan kalimat pada buku itu, sampai akhirnya dia berhenti membaca sebuah kalimat yang mungkin kali ini sangat menggambarkan isi hatinya.
Perlahan air matanya turun, ya ia menangis lagi, menangis untuk kesekian kalinya. Rasa sesak itu kembali menghantam hatinya, lama semakin lama isakan tangisnya semakin kencang membuat penjaga perpus yang sedang merapikan buku menghampirinya.
"Sayang, kamu kenapa?" ucapnya lalu mengambil duduk disamping Athena
Tidak ada jawaban dari Athena, dia hanya bisa menangis kali ini, sesak dan hanya sesak yang bisa dia rasakan
Penjaga perpus itu bernama Bu Nida, Bu Nida adalah orang yang sangat baik dan begitu sabar, dia tak pernah marah ketika ada siswa yang tidak membereskan kembali bukunya ketika selesai membaca.
Perlahan arah pandang Bu Nida menurun, melihat ke arah buku yang masih genggam oleh Athena, tangannya terjulur mengambil perlahan buku itu dan membaca halaman yang sempat Athena baca barusan.
Bu Nida membaca sedikit lebih keras agar Athena mendengarnya dan dirinya tau apa yang membuat gadis itu menangis.
"Nia memutuskan untuk mengurung dirinya dikamar. Di dalam kamarnya dia berkata lirih,Tidak Ibu, Aku tidak mau ada lelaki lain yang merebut hatimu selain Ayah."
Dan saat itu Athena menangis semakin keras, pundaknya begitu bergetar hebat, mungkin begitu terdengar menyesakan.
Bu Nida sekarang tahu alasan Athena menangis, karna sebuah kalimat yang mungkin sedang menggambarkan perasaannya kali ini.
Dia mengembalikan buku itu pada Athena dan membiarkan saja Athena menangis, tak ada kata yang keluar dari mulutnya membiarkan gadis itu meluapkan semua emosinya. Dia beranjak pergi meninggalkan Athena, hanya memandanginya dari kejauhan, lama semakin lama isak tangisnya mereda sampai tak terdengar sama sekali, tanpa fikir panjang Bu Nida berjalan menghampirinya dan terlihat disana Athena tertidur dengan buku yang masih dia genggam.
"Kamu kuat sayang, Ibu yakin itu"
Hello guys, Maaf ya Aku masih amatir hehe. Aku masih belajar ko maaf kalo ceritanya garing ataupun kurang menarik. Jangan lupa komen dan votenya ya guys.
Selamat membaca😊❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena
Teen FictionAkan ada lelaki yang tidak akan pernah menyakitimu, dia adalah Ayahmu. lalu bagaimana dengan Ayah Athena? "Sejak kejadian itu, apa masih pastas ku panggil dia dengan sebutan Ayah?" Athena.