02

67 9 0
                                    

Dia mengembalikan buku itu pada Athena dan membiarkan saja Athena menangis, tak ada kata yang keluar dari mulutnya membiarkan gadis itu meluapkan semua emosinya. Dia beranjak pergi meninggalkan Athena hanya memandanginya dari kejauhan, lama semakin lama isak tangisnya mereda sampai tak terdengar sama sekali, tanpa fikir panjang Bu Nida berjalan menghampirinya dan terlihat disana Athena tertidur dengan buku yang masih dia genggam.

"Kamu kuat sayang, Ibu yakin itu"

Tak lama bel istirahat berbunyi, para murid keluar berhamburan dari kelas, rata rata dari mereka menuju tempat yang menjadi primadona sekolah ini, kantin. Namun ada beberapa dari mereka yang tetap tinggal dikelas, memakan bekal yang sudah disiapkan mamahnya dirumah, ada yang masih menyalin teori dari papan tulis, ada yang menyalin jawaban tugas, mereka semua sibuk dengan aktivitasnya masing masing.

Sintya mencari cari gadis yang sempat menangis tadi, dia sangat khawatir dengannya, siapa lagi jika bukan Athena. Langkahnya begitu cepat mencarinya kesana kemari namun tidak ada, dia tidak menemukan gadis itu dimana pun. Kecuali satu tempat yang belum dia datangi, perpustakaan.

Langkahnya memelan ketika menemukan seorang gadis dengan rambut hitam lebat terurai sedang tertidur. Ya, Athena masih tertidur pulas disana, melihatnya membuat sintya sedikit merasa tenang.

Seorang wanita yang ternyata adalah Bu Nida itu menepuk pundaknya. "itu temanmu?" ucapnya

Sintya mengangguk dan tersenyum kepada penjaga perpustakaan itu. "Ikut ibu sebentar" ucap Bu Nida dan menggandeng tangan sintya menjauh dari sana.

"Ada apa bu?" ucap sintya dengan sopan

"Tadi temanmu menangis disini, Ibu membiarkannya dan tidak menanyainya apa pun, sampai akhirnya dia tertidur"

"A-Athena menangis bu?" ucapnya sedikit terbata-bata

"Iya, biarkan saja dia tertidur, Kamu istirahat saja dulu biar Ibu yang jaga dia disini." Ucap Bu Nida

Sintya mengangguk lalu beranjak pergi ke kantin,perutnya memang sudah terasa lapar sedari tadi tapi rasa khawatirnya kepada Athena lebih besar dari pada rasa laparnya sendiri.

Langkahnya terhenti melihat kantin yang begitu ramai oleh para siswa dengan perut yang meminta untuk segera diisi. Setelah berdesak desakan membeli makanan Sintya kembali ke perpustakaan dengan makanan yang dibawanya.

Sebenarnya dia tau, tidak ada yang boleh makan didalam perpus namun apa boleh buat, semoga Bu Nida dengan baik hati membiarkannya makan disana.

"Lho kamu, udah makannya?" ucap Bu Nida yang melihat sintya hanya berdiri saja di depan pintu

"Ehh, anu bu.. Boleh ga kalo saya makan disini? Di kantin rame banget saya ga kebagian tempat duduk" ucapnya gugup dengan senyum kuda yang ditunjukannya

"Oh yaudah, tapi saya matikan AC nya ya supaya tidak bau"

"Oke bu, makasih ya bu" ucap sintya lalu pergi ke tempat Athena tertidur

Sintya duduk di hadapan Athena dan meletakan makanannya diatas meja, dipandangnya wajah Athena, masih ada sisa sisa air mata yang hampir mengering. Sintya melihat ada sebuah buku yang masih digenggam temannya itu, Sintya mengambilnya pelan agar tidak membangunkan Athena.

"Rumah?" gumamnya pelan

Sintya membaca halaman yang terbuka disana, kata dan kalimat itu mulai terucap dari bibirnya.

"Nia memutuskan untuk mengurung dirinya dikamar. Di dalam kamarnya dia berkata lirih,Tidak Ibu, Aku tidak mau ada lelaki lain yang merebut hatimu selain Ayah."

AthenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang