CHAPTER 4

859 128 91
                                    

Hari ini negeri Ikebukuro digemparkan dengan pengumuman bahwa istana Shinjuku akan mengadakan pesta dansa dalam rangka mencari jodoh untuk sang pangeran yang masih saja menjomblo dan turut mengundang siapa saja. Para rakyat tentu boleh hadir.

Keluarga Ichiro sudah pasti tak mau ketinggalan. Pekerjaan sang ibu yang sebagai desainer memudahkannya untuk membuat tiga setelan jas formal.

Jiro: Mama, nanti malam kita akan ke pesta dansa kan?

Ramuda: *lagi jahit* Tentu saja, sayang~ Lihat, mama membuatkan tiga setelan jas untuk kita~

Saburo: Woah ... mama hebat ya! Meskipun pendek, tapi mama ternyata seorang desainer professional!

Ramuda: Bangsat kamu ya :') Dengar, kedua anakku *suara pria* Salah satu dari kalian harus berhasil mendapatkan si pangeran itu. Mengerti?

Saburo: Oke, ma! Siap!

Jiro: Memangnya harus ya? Kita ke pesta buat apa sih? *mulai loading*

Ramuda: *tepuk jidat* Jiro, jangan membuat mama emosi. Mama lagi tidak ingin marah-marah padamu *sesak nafas*

Saburo: Sabar, ma. Jiro kan memang gobloknya murni. Lho? Mama kenapa?! Kok bengek?! *panik*

Ramuda: Jantung mama kambuh ... ambilkan obatnya ... diatas kulkas ....

Saburo: *pergi ke dapur*

Jiro: Salahku apa?

Ramuda: Diam, Jiro ... atau mama cemplungin kamu ke dalam sumur belakang rumah yang penuh dengan belatung ...

Ichiro yang berada di balik dinding hanya bisa mendengarkan pembicaraan absurd antar ibu dan anak tersebut dengan hati sedih. Ia ingin ikut ke pesta dansa juga.

Pasti ada banyak makanan enak disana, pikirnya. Ia tidak peduli dengan perjodohan si pangeran. Yang penting bisa merasakan makanan enak lagi seperti sebelum ibu kandungnya meninggal dan bapaknya menikah lagi dengan seorang pria cebol (sok imut) yang sekarang menjadi ibu tirinya ini. Lagipula hati Ichiro kan sudah terpaut pada Samatoki si pelaut.

Ramuda: Oi Ichiwo~ aku tahu kau bersembunyi~

Ichiro: *batin* Eh? Suaranya sudah kembali seperti biasa? Apakah ibu sudah sembuh? Kenapa tidak mati saja sekalian?

Ramuda: ICHIRO! *suara pria*

Ichiro: I-iya, bu! *deketin Ramuda* A-ada apa ibu memanggilku?

Ramuda: *senyum manis* Ichiwo sayang pasti ingin ke pesta dansa juga kan~?

Ichiro: *angguk*

Ramuda: *ngasih karung goni* Ini! Bikin baju sendiri dengan bahan ini ya~

Jiro & Saburo: Bwahahahahahaha!!

Ichiro: *kabur ke kamar sambil nangis*

Ichiro benar-benar sedih. Kenapa ibu dan kedua adik tirinya sangat jahat? Apa salahnya? Ichiro tambah sedih ketika keluarganya sudah pergi ke istana dengan naik kereta kuda emas sementara ia ditinggal sendirian.

Tiba-tiba muncul sebuah cahaya di hadapan Ichiro. Perlahan-lahan cahaya itu menjelma menjadi seorang pria berjas hitam dengan kedua sayap putih berbulu lembut di belakang punggungnya. Dialah si ibu peri (Gentarou).

Gentarou: Ara ara~ anakku, kenapa kau menangis?

Ichiro: *langsung meluk* Huwaaaaa ibu!! Aku merindukanmu, ibu!! Jangan tinggalkan aku lagi, bu ... hidupku menderita setelah ibu tiada ...

Ternyata si ibu peri ini adalah ibu kandung Ichiro yang telah meninggal.

Gentarou: Ibu juga sangat merindukanmu, sayang *nangis sambil membelai kepala Ichiro* Ibu sangat geram melihat sikap si cebol itu terhadapmu dari atas sana. Pendek aja belagu. Bisa-bisanya bapakmu salah memilih pasangan *lepas pelukan* Tidak ada waktu untuk tenggelam dalam perasaan. Kau ingin ikut dalam pesta dansa itu kan?

Ichiro: *senyum senang* Ya!

Gentarou: Ibu akan memberimu sihir~ bersiaplah! Hoca hoca pontas!

Secara ajaib, Ichiro sudah memakai jas formal yang tampak pas di badannya. Ichiro yang tadinya kotor, gembel, dan dekil, kini berubah menjadi Ichiro tampan ulala~

Ichiro: I ... ibu ... ini ... *terpana*

Gentarou: Anakku, sebenarnya kau tampan *terharu* Sekarang, pergilah ke istana. Ibu sudah menyiapkan delman di depan rumah.

Ichiro: Tapi tidak ada pak kusir yang sedang bekerja~

Gentarou: Ara~ ibu akan menyulap-

Ichiro: Tidak perlu, ibu. Aku akan memanggil temanku yang bernama Dice *manggil* Oi, Dice! Ada keju untumu!

Dice: *muncul dari lubang dinding* Mana?!

Gentarou: Tikus?!

Ichiro: Tapi bohong.

Dice: Sialan.

Gentarou: Kau tumbuh menjadi anak yang baik, Ichiro :') Kau mirip sekali denganku :')

Dice: Mirip gaya bohongnya ya? *nyindir*

Ichiro: *liat Gentarou* Ibu, ubah saja temanku ini menjadi manusia. Biarkan dia menjadi pak kusir.

Gentarou: Baiklah~ Bersiaplah, Dice! Hoca hoca pontas!

Voila! Dice pun berubah jadi manusia dan memakai jas formal seperti Ichiro!

Dice: Sugoi, Ichiro! Aku berubah menjadi manusia!

Gentarou: *batin* Kok ganteng?

Ichiro: Nah, ayo Dice! Sekarang kita labrak tuh istana dan lawan MTC! War War War kedua dimulai!

Gentarou: Salah cerita, nak :')

Ichiro: Oh iya, ya. Dice, kita harus segera ke istana atau kita akan kehabisan makanan disana!

Dice: Kuy, tancap gas!

Gentarou: Tunggu sebentar, anakku. Sihirnya akan lenyap tepat pada jam dua belas malam dan kau akan telanjang di depan umum. Jadi kau harus segera kembali ke rumah sebelum jam dua belas malam.

Ichiro: Baik, bu! Ayo, Dice!

Dice: Kuy lah!

Gentarou: *nyolek Dice*

Dice: *noleh* Kenapa?

Gentarou: *blushing* Tolong jaga anakku, ya.

Dice: *senyum* Siap, bunda. Ayah akan menjaga bocah ini.

Ichiro: *natap adegan di depannya dengan tatapan horror* Nggak siap gue punya ayah macam Dice.

Bagaimana pertemuan legendaris Samatoki dengan Ichiro?

TBC

CINDERELLA (ver HYPMIC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang