5. Permen karet

18 2 0
                                    

Belum sempat berbalik badan untuk segera duduk karna kaki yang terasa sakit injakan irma

"permisi" suara dari balik pintu

"irma" suaraku lirih

"nah ini murid barunya, kenalin ini irma dan irma kenalin ini Mikaera" ucap bu Ida berusaha mengakrabkan

"hay, permisi bu Saya ijin duduk dulu " sapa ku yang ditambah ijin untuk duduk

Bagaimana bisa murid baru itu Irma.
Rasanya benar benar tak karuan dan tak percaya, satu kelas bersama orang yang menaruh dendam padaku ( pikirku)

.
.
.
.
Jam pelajaran berakhir.
Pakaian seragam, bersepatu hitam, tas gendong maroon semua itu masih aku pakai saat terduduk di taman dekat sekolah.
Bukannya apa, pikiranku teramat kacau.
Aku cuma bisa merenung berharap semuanya hanya mimpi. Andaikan aku ini seorang putri raja, satu tiupan nafas aku hempas 10 orang yang tak aku suka.

"Ra" suara pemecah lamunanku

"eh kamu" jawabku lesu

"berangkat kapan? Kok gak ngasih tau.Udah sehat emang? Maaf aku gak bisa jengukin kamu tau sendiri ayah kamu gimana sama aku" jawab Kenzie mendekat

"baru hari ini, handphone-ku rusak karna kecelakaan kemaren" jawabku bersender di bahu Kenzie

"yaudah pake dulu aja ini" ucap Kenzie menyodorkan handphone

"terus kamu? " jawabku memandangnya

"aku ada lagi kok yank" jawabnya dengan senyum dan mengusap rambutku

"makasih" cetusku lalu kembali bersender

"iya sama sama, kok keliatan lesu gitu, ada masalah? " tanya Kenzie memainkan rambutku

"hemmm, menurutku ini masalah, tapi entah menurutmu" jawabku semakin lesu tak bersua

"apa emang? " nada khas bingung yang kadang membuatku tersipu

"irma satu kelas sama aku" jawabku singkat padat dan jelas

"kok bisa! " kaget atau entahlah apa

"entah ken, aku kacau hari ini. Aku pulang dulu" jawabku meninggalkan Kenzie

"Ra" panggil Kenzie seakan tak mau aku pergi

"aku bisa pulang sendiri kok" jawabku berbalik badan

"bukan itu, tapi ada permen karet di rok kamu" nada polosnya

"hah" jawabku dengan muka memerah ( malu banged sumpah)

Tentang Irma
Gadis cantik, bertubuh tinggi, berkulit putih, dan dia anak orang kaya. Jadi tak heran tiba tiba dia pindah di sekolah yang sama denganku SMA Bakti Nusa.
Entah dengan apa tujuannya, aku merasa tak nyaman.

Hari hariku semakin tak karuan, masalah pelajaran aku merasa acak amburadul bagaimana bisa seketika duniaku kacau balau dalam hitungan hari.
Duniaku yang sendari pagi hingga tertidur terhias senyum, sekarang hanya lamuan tak berujung.
Seakan akan duniaku saat ini seperti Palestina, hanya perang entah dengan logika, rohani maupun pikiran orang lain.
Hubungan dengan Kenzie? Itupun tak sebaik seperti biasa. Dia menjauh entah alasanya ( bosan menurutku )

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Forbidden Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang