Prolog

208 11 1
                                    

Sebenarnya aku bingung, kenapa bisa berniat menulis cerita yang mungkin menurutmu biasa saja.
Maaf, karena cerita ini mengandung unsur membicarakanmu.

Sudah aku katakan, aku bingung.
Iya bingung, karena masih saja timbul pertanyaan dalam otakku.
Kenapa bisa kau meninggalkanku ketika aku sedang benar benar jatuh di pelukmu ?

Mungkin dengan cerita ini kau bisa mengerti bahkan paham bagaimana rasaku selepas itu.

Semoga saja. Kau menyempatkan membaca.

Jika menurutmu ini berlebihan, terserah.

Aku hanya mengungkapkan apa yang aku rasakan dan pikirkan selepas kamu pergi.

Sebuah kata pergi darimu, membuatku semakin paham bahwa yang semestinya pergi akan tetap pergi sekeras apapun dipaksa tinggal.

Terimakasih sudah pergi, karenamu aku belajar bahwa yang tinggal suatu saat nanti akan beranjak.

Terimakasih sudah pergi, karenamu aku paham bahwa setiap yang jatuh pasti berujung luka begitu juga cinta.

Terimakasih sudah pergi, karenamu aku mengerti bahwa setiap yang pergi akan terganti begitu pula dirimu.

***

Sebuah Kata PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang