Yang lenyap semakin senyap

83 5 6
                                    

Lama kelamaan membosankan juga, terus memaksa hati untuk tetap tinggal dengan manusia dingin.

Cape tentu saja, dan lelah juga sudah pasti.

Akhirnya aku mengakhiri hubungan ini, terserah kalian menganggapku wanita seperti apa.
Berani meninggalkan pria yang sudah jelas - jelas tak bersalah.

Hatiku sendiri, tak punya tuan.
Tak punya ruang untuk orang lain.
Hatiku dipenuhi bayangan sosokmu. Menanti wujudmu kembali.

Apa kabar kamu? Ku pikir kau sudah melupakanku ya? Bagaimana dengan perempuan-perempuan mu? Ku pikir mereka bahagia bersamamu.

Kalau kau tau, hatiku tak terima. Bathinku kau siksa. Seakan kau berhasil mematikan rasa.

Sudah ku bilang; cukup aku saja yang kau sakiti. Cukup aku saja yang kau tinggal pergi. Cukup aku saja yang kau buat begini.

Siapa yang salah disini, kau mengajakku kedalam permainanmu. Aku menolak, karena ku pikir perasaan bukan untuk dipermainkan. Tapi, kenapa kau menganggap perasaanku sebuah permainan? Tega sekali kau ini.

Kau mengucap sebuah kata pergi, hanya karna aku tak bisa menyeimbangi yang kau ingini.
Kau pergi .. dan mencari mainan baru. Beberapa wanita terpampang di sosial mediamu.
Kenapa bukan aku?

"Semoga kau selalu bahagia".

Kalimat yang sering ku ucap saat melihat foto-fotomu dengannya di sosial media.

Kau sebenarnya tau rasaku, paham keinginanku. Kau begitu, hanya ingin tau seberapa besar cemburuku padamu? Benar-benar tak bertoleransi. Sudah pasti aku cemburu, iri bahkan sempat ku tangisi. Hanya saja aku selalu berdiam diri.

Jika kau tau, setiap wanita yang kau pampangkan wajahnya di sosial media. Selalu aku ikuti sampai aku benar-benar mengerti. Wanita ini cukup baik bagimu, dan memastikan bahwa kau akan bahagia.

Benar saja, kau hilang tak pernah pulang padahal dulu kau jadikan aku tempat pulang setelah lelah bertualang.

Benar saja, kau lenyap semakin senyap seolah bumi benar-benar membuatmu hilang dan tak ditemukan walau hanya sekejap.
Sungguh, jahat sekali bumi ini. Berhasil berkonspirasi denganmu, agar jejakmu tak ku temui.

Kamu sengaja hilang,
melenyap bahkan semakin senyap.
Mungkin kamu kalah dalam hal melupa.
Aku menjalani proses melupakanmu sendiri.
Entah bagaimana kamu, mungkin berhasil.
Selamat! .
Aku pernah bilang, apapun prosesnya harus ada niat.
Aku berproses, tapi tetap saja tak berhasil.
Kamu tau alasannya?

Aku giat namun aku tak berniat

***

Sebuah Kata PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang