"In joy or sadness, flowers are our constant friends."
--Okakura Kakuzo
-
-
-
-
-
"Beberapa menit lagi aku sampai. Sisakan untukku, aku lapar."
Hye Soon segera menutup panggilan. Gadis yang baru saja berbicara disebrang sana begitu menarik hasratnya untuk segera tiba di toko bunga. Bukahkah tak ada yang lebih menarik dari sepotong roti hangat dipagi hari?
Beralih menatap pemandangan yang berjalan disampingnya, memang tak pernah gagal memberinya waktu yang baik untuk merenung. Memikirkan beberapa rencana yang kadang seolah ditakdirkan untuk terlaksana dengan sangat baik, namun beberapa rencana dipaksa untuk berhenti dengan sebuah keputusasaan.
Hye Soon sama seperti gadis lainnya. Memiliki mimpi dan keinginan terdalam. Namun, karena sebuah sebab, semua itu secara singkat dia telan mentah-mentah.
Tak ada kesempatan untuk dirinya sendiri, karena apa yang sudah tenggelam tak akan bisa dia selamatkan meskipun hatinya menginginkan itu sekalipun.
Jadi, membiarkan seluruh hidupnya mengalir sendirian tanpa bimbingan, terasa lebih berguna dibanding membangun kembali semua mimpi hanya untuk kesia-siaan.
Mungkin satu-satunya harapan yang tersisa hanyalah sebuah toko bunga sederhana pinggir kota. Toko bunga yang didedikasikan khusus ulangtahunnya yang ke-17 tahun. Pemberian dari orangtua yang sayangnya tidak bisa memberikan langsung karena takdir terlanjur memisahkan mereka. Bahkan, untuk lebih menyiksanya lagi, Hye Soon akan mengingat bagaimana toko bunga itu telah disiapkan saat umurnya 10 tahun.
Jalan menuju toko bunga tidak begitu jauh setelah pemberhentian bus. Hye Soon hanya perlu menyisikan tenaga sedikit lagi untuk tiba dan kemudian bisa istirahat sebentar sebelum berkutat dengan pesanan dan ya, tentu dengan bunga-bunga.
Toko bunga miliknya bisa dikatakan ramai pembeli. Selain karena letaknya bergabung dengan toko-toko lain, penghuni area ini begitu ramai. Tidak hanya penduduk lokal, bahkan wisatawan dan warga asing bisa lebih unggul jumlahnya. Apalagi saat akhir tahun dan perayaan hari besar, Min Hee---satu-satunya karyawan di tokonya, seringkali meminta gaji lebih besar dari biasanya. Itung-itung berbagi berkah, katanya.
"Terimakasih, jangan lupa datang kembali!"
Terdengar suara yang langsung menyambut kala tangan Hye Soon mendorong pintu toko. Senyumnya terbit tatkala seorang pelanggan berlalu melewatinya dengan sekantung bibit bunga. "Pagi-pagi sudah ada pelanggan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent | KSJ
FanfictionHidupku sudah tak sejalur dari awal. Beberapa sudah tak ditempat dan beberapa lagi sudah hilang. Aku tidak perlu memikirkan apa yang akan aku lakukan besok, atau apa yang harus terjadi nanti. Hidupku berjalan sesuai arah, aku tidak mengemudikannya. ...