Chapter 12

5.3K 604 169
                                    

Previous chapter...

"Luhan-ah"

Kedua bola mata Luhan yang kabur Luhan kucek dengan gerakan kasar. Jantungnya mulai berkerja tidak normal, begitu pun dengan dadanya yang tiba-tiba terasa di himpit oleh batu yang sangat besar.

Setelah bebedapa detik, penglihatan Luhan kembali normal, wanita itu terbelalak kaget melihat siapa yang berdiri gagah di depan pintu, "Oh Sehun?"

"Luhan-ah, iya ini aku"

BLAM

Brugh

Mendengar suara keras seperti seseorang yang terjatuh di lantai, Sehun yang sangat panik segera membuka pintu menggunakan password yang baru saja di sebutkan oleh Luhan.

Dan ketika membuka pintu, Sehun luar biasa lemas sehingga seluruh tubuhnya bergetar saat dia menemukan wanita yang ia khawatirkan itu sudah terbaring lemah di lantai, "Luhan-ah.. Hei Luhan-ah", Sehun meletakkan kepala Luhan di atas pahanya, dia menepuk-nepuk pelan wajah Luhan berharap wanita itu akan segera membuka mata walau hanya untuk mencaci makinya.

"Luhan-ah, buka mata mu Luhan", Sehun terus menepuk-nepuk wajah Luhan yang sedingin es, dia begitu panik sehingga Sehun tidak bisa berfikir dengan benar apa yang harus dia lakukan.

"Luhan-ah, buka mata mu sayang, ku mohon sadarlah!", tubuh lemas tak berdaya itu Sehun peluk dengan sangat erat, dia mengutuk semua kelakuannya sehingga membuat Luhan berakhir sekarat seperti sekarang, "Sial, sebenarnya apa yang telah ku lakukan pada mu Luhan-ah?"

.

.

.

.

.

Lima menit berlalu pria yang sedang memangku dan memeluk seorang wanita itu masih dalam kondisi luar biasa panik. Berkali-kali dia memukul pelan pipi pucat wanita di pangkuannya tapi wanita itu tidak kunjung membuka mata. Dia berteriak frustrasi, nyaris menangis karena kelopak mata wanita itu masih terpejam rapat sementara wajahnya semakin pucat.

"Luhan-ah"

Oh Sehun, pria itu tidak pernah di hadapkan dengan orang pingsan sebelumnya, jadi wajar jika dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan selain...

"Haruskah aku memberinya nafas buatan?", satu detik setelahnya Sehun menggeleng. Jika hubungannya dengan Luhan sedang baik-baik saja mungkin tanpa perlu berfikir dua kali Sehun sudah melakukannya. Luhannya akan senang, bisa Sehun bayangkan saat bibir mereka bersentuhan maka Luhan akan tersenyum lebar seraya memagut bibirnya dengan liar. Tapi sekarang kondisinya berbeda. Baru kemarin dia melecehkan Luhan dan Sehun tidak mau Luhan semakin salah paham padanya.

Bibir mereka bersentuhan, Luhan membuka mata, menamparnya lagi dan semakin benci padanya. Demi Tuhan Sehun tidak berani membayangkannya.

Sehun menelusuri isi apartmen Luhan menggunakan matanya, tempat itu terlihat sepi, dan untuk pertama kalinya Sehun berharap akan melihat kehadiran Baekhyun atau pun Chen di apartment itu. Sehun butuh bantuan, karena percayalah otaknya tidak bisa bekerja dengan benar sehingga Sehun tidak bisa menemukan ide apa yang harus dia lakukan agar Luhan segera sadar.

"Apa tidak ada orang?"

"..."

Sehun terdiam sejenak sambil memandangi wajah Luhan. Dan memang dasarnya seorang pria, tiba-tiba ide cemerlang dia temukan yang membuatnya tersenyum lebar dengan jantung berdetak cepat.

DEADLINE [HUNHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang