Chapter 15

4K 558 143
                                    

Previous chapter...

"Sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan Luhan?"

Dan keanehan yang di rasakan Sehun berlanjut di malam hari. Luhan yang telah selesai mengurus Daniel kini tidak mau melakukan apa pun selain memeluk erat tubuhnya.

"Aku ingin kau memelukku sepanjang malam"

Begitu katanya yang membuat Sehun tidak bisa untuk diam saja dan langsung bertanya, "Apa yang kau rencanakan? Kenapa kau bertingkah tidak seperti biasanya?", tanyanya sambil menuruti kemauan Luhan yang ingin dia peluk sepanjang malam.

"Rencana apa? Aku tidak merencanakan apa pun"

"Kelakuan mu hari ini seperti kau ingin pergi jauh dari hidup ku. Kau bahkan tidak mau mengalihkan pandangan mu dari wajah ku. Jujur pada ku, apa kau ingin pergi?"

"Pergi kemana Sehun-ah? Aku tidak akan mengingkari janji yang telah ku buat dengan mu"

'Aku tidak akan pergi, aku janji', itu janji Luhan yang ia rafalkan di saat Sehun memohon ampun atas kebohongannya.

"Lalu kenapa kau betingkah aneh? Saat di dalam lift pagi tadi aku seperti mendapatkan kecupan perpisahan dari mu"

Luhan mendongak, tersenyum manis, dan kembali menunduk, "Mungkin hanya perasaan mu. Memangnya aku akan pergi ke mana? Kau tahu jika aku sangat mencintai mu"

"Dengarkan aku", Sehun mensejajarkan wajahnya dengan wajah Luhan agar dia bisa menatap wajah cantik wanita itu, "Kau tahu hewan yang bernama nyamuk?"

Ada apa dengan hewan jahat yang sering mencuri darah dalam tubuhnya itu?

"Meskipun tanpa cinta, tapi dia mencium mu dari kaki sampai kepala. Begitu pun dengan ku. Meskipun tanpa cinta, tapi aku memujamu dari ujung kaki sampai ke ujung rambut. Jadi jangan coba-coba kabur dari ku hm?"

Tanpa cinta, tapi memujanya dari ujung kaki sampai ke ujung rambut? Lalu apa bedanya? Atau Sehun hanya memuja tubuhnya saja?

Luhan terdiam seribu bahasa. Tidak mengerti bagaimana perasaan Sehun sesungguhnya, 'Aku mencintai mu dengan spasi. Jadi aku tahu kapan aku harus berhenti, Sehun-ah'

.

.

.

.

.

Nyatanya, lama berhubungan dengan wanita penuh teka-teki dengan sejuta misteri membuat lambat laun kepekaan Sehun terasah.

Kelakuan Luhan tiga hari kemarin yang sangat aneh bukanlah kebetulan semata. Kelakuan Luhan yang menjadi sangat manis padanya bahkan mengiyakan segala kemauannya bukanlah tanpa dasar. Oh Sehun seribu persen yakin jika ada sesuatu yang sedang wanita itu rencanakan. Sesuatu yang akan membuat hubungan baik di antara mereka berdua menjadi tidak baik-baik saja.

Jadilah Oh Sehun yang pernah kacau karena kehilangan Luhan merasa khwatir. Jadilah Oh Sehun yang pernah kalang kabut mencari Luhan kini melakukan sesuatu yang membuat Luhan tidak bisa pergi kemana pun itu tanpa sepengetahuannya.

Duk.. Duk.. Duk..

"Ada apa dengan pintunya?"

Seperti saat ini, di temani kopi hitamnya Sehun duduk bersilang sambil memperhatikan wanita tawanannya yang sedang mencoba membuka pintu utama. Wanita itu tampak cantik di jam sembilan pagi. Dress musim semi berwarna kuning membuatnya tampak lebih bersinar dari cahaya matahari di pagi hari. Jepitan kecil di sebagian rambutnya yang di curly membuatnya tampak manis dari pancake madu yang biasa Luhan buatkan untuknya.

DEADLINE [HUNHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang