Chapter 5

44 6 7
                                    

Chapter ini belum diprivate karena ada sedikit problem sama web wattpadnya. Jangan lupa vomentnya.

***

Raka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raka

06.30

Raka keluar dari apartemennya dengan pakaian yang sudah rapi, bersiap untuk pergi ke kampus. Hari ini ada kelas pagi yang mewajibkannya membuka mata lebih awal untuk bersiap. Apartemen laki-laki itu terletak tidak terlalu jauh dari kampus, hanya sekitar sepuluh menit ditempuh dengan mobil. Jadi masih wajar kalau dia baru akan berangkat tiga puluh menit sebelum kelas pertamanya dimulai.

Raka tinggal di apartemen sejak masih jadi mahasiswa baru. Lebih dari tiga tahun hidup di sini, tapi hanya dua orang yang berhasil dia ingat namanya. Pertama, Pak Ucup orang yang hampir setiap hari mengambil kantong sampah depan apartemennya. Dan yang kedua, Malven cowok yang tinggal di kamar sebelah apartemen Raka.

Pertemuan pertama Raka dengan Malven bisa dikategorikan sebagai pertemuan yang buruk. Raka yang waktu itu masih berstatus sebagai mahasiswa baru harus rela pulang larut malam untuk mencari barang-barang yang dibutuhkan besok.
Saat menemukan laki-laki tergeletak tidak jauh dari tempat dia parkir, pria itu terlihat seperti sedang mabuk berat karena bau alkohol langsung menguar saat Raka mulai berjalan mendekatinya.

Ditambah dengan mulutnya yang terus menggumamkan sesuatu yang tidak jelas, khas orang mabuk. Raka bukan termasuk orang yang peduli kepada orang yang tidak dia kenal sebenarnya, tapi sisi kemanusiaannya sedikit tersentuh saat Raka tanpa sengaja mendengar apa yang pria tadi ucapkan.

'Gue nyesel. Maafin gue.'

Hanya sebuah kalimat sederhana, tapi mampu membuat seorang Raka Arsalan Syahreza untuk pertama kalinya memutuskan mengikuti kata hatinya untuk menolong pria itu. Raka memapah tubuh pria itu menuju ke apartemennya dengan sedikit kesusahan, tubuhnya yang bisa dibilang lebih besar dari tubuh Raka ditambah kondisinya yang setengah sadar memperparah keadaan.

Raka menghela nafas lega setelah berhasil mendudukan tubuh pria itu di sofa ruang tamu. Ini pertama kalinya ada orang yang masuk ke dalam apartemennya. Bahkan saat orang tuanya mengatakan ingin berkunjung, Raka menolak dan sebagai gantinya dia yang pulang ke rumah menemui mereka.

Alasan Raka melarang orang lain untuk masuk, bukan karena tempat ini jelek atau pun kotor. Bahkan bisa dibilang apartemen yang dia tempati ini termasuk mahal karena terletak di kawasan elit. Dia hanya kurang suka privasinya terganggu, itu saja.

Getaran ponsel di saku celana Raka, membuyarkan rangkaian cerita yang sedang dia putar di otak. Merogoh ponsel di saku celana, Raka mendapat satu notifikasi pesan dari Adara.

'Good morning, Baby. Tadi malam Agneta ngirimin aku film Odd Girl Out. Filmnya keren, jadi nggak sabar ngajakin kamu nonton juga.'

Raka mengernyitkan dahi, bingung.

Queen BeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang