Siapa Elo?

33 3 0
                                    

Sekolah

"Eh.. Cheryl.." kata Ananda sambil mencolek-colek bahuku. Halo, kenalin namaku Cheryl. Anastasya Cheryl. Aku anaknya pendiem, penyendiri, banyak yang bilang sih sombong gitu. Padahal aku cuma ga terlalu suka berkomunikasi. Bukan berarti aku bisu loh ya!!

Aku yang daritadi membaca buku pelajaran hanya menjawab dengan anggukan. "IH CHERYL!!" Bentak Ananda. Aku hanya menoleh sambil menatapnya dengan tatapan 'Apaan sih? Ngomong aja' dan Ananda langsung mengerti dengan tatapanku itu. That's magic!

"Lo tau ga gue punya sahabat dari bayi?" Tanya Ananda. Bayi? Udah punya sahabat? Enak ya!

Aku hanya menggeleng. Lah emang sahabatnya siapa? Kok pada seneng sih ngomong ngegantung gitu? "Itu si Haris. Lo kenal dia kan?" Kata Ananda. Mana ku tau! Aku aja di kelas terus!

Aku hanya menggeleng. "Itu yang anaknya diem kayak lo juga". Emang ada namanya Haris ? Kok baru kenal?
"Dia pindah ke sini!!!" Aku memberi tatapan 'Lah orangnya aja baru pindah, gimana gue bisa tau?'. "Eh iya lupa. Sorry" kata Ananda. Dia langsung mengerti tatapan gue lagi. Kok dia bisa kalo ngeliat orang pake tatapan kayak aku tadi langsung ngerti sih?

"Entar kalo dia udah masuk gue kenalin deh! WOY! DARI TADI KOK GUE KAYAK NGOMONG SAMA HANTU SIH?" Bentak Ananda sambil menggebrak meja dan mengundang perhatian yang lain. "Sory sory aja nih, tapi gue bukan 'HANTU'!" Kataku sambil menekankan kata hantu.

"Kan rumah lo deket sama rumah gue, entar gue mampir ke rumah lo terus gue kenalin lo ke Haris di rumahnya" kata Ananda. "Mesti banget ya dikenalin? Kenapa mau banget sih? Lo sahabatan sama dia kan? Kalo ternyata lo memiliki perasaan yang melebihi batas dari sahabat gimana? Kalo misalnya cinta yang tepuk sebelah tangan?" Tanya aku bertubi-tubi dan menurutku itu sangat puitis.

Ananda hanya bisa cengo melihat aku banyak bertanya. Aku berdehem agar menyadarkan dia dari bengongnya itu. Dia menepuk-nepuk pipinya untuk menyadarkan dirinya sendiri.
"Lo nanya satu-satu gitu. Gue ga inget" kata Ananda. Males aku ngulangnya. Akupun beralih ke buku pelajaranku.

Tiba-tiba ada yang berdiri di depanku. Aku gak terlalu kenal. Mungkin cuma numpang tempat.

"Eh.. Cheryl kan?" Tanyanya sambil menunjukku.
"Gue? Iya" sambil menunjuk diri sendiri.
"Gue suka sama lo. Mau ga jadi pacar gue?" Tanyanya. Gue cengo. Ananda cekikikkan. Ingat, cowok ini nembak di kelasku.
Aku memeluknya. Dia membatu.

"Sory, gue belom siap begituan. Jadi temen aja, ya" bisikku dan memohon kepadanya.
"Sory. Gue ga bisa digituin" katanya sambil kabur. Dan aku cuma bisa 'hah?' doang.

Rumah

Teng tong
Bel rumahku berbunyi. Aku melangkah menuju pintu dan saat membuka pintunya, aku melihat seorang remaja tubuh mungil dan berparas cantik. Ananda Agustina Yura alias Ananda.

"Jadikan?" Tanyanya. Aku hanya memutar mata malas lalu menuju kamar untuk berganti baju. 5 menit kemudian, aku sudah siap untuk bertemu dengan sahabat Ananda itu.

Aku hanya ikut pasrah menuju rumah sahabat Ananda yang katanya rumah Haris-Harisan itu ada di sebelahnya. Dan rumahku gak terlalu jauh sama dia. Dianya itu Ananda. Dan mungkin Haris?

Rumah Haris

"Permisi" Ananda mengetuk-ngetuk pintu rumah (yang katanya rumah punya Haris) itu dengan sopan. "Iya" Jawab seorang wanita paruh baya dan membukakan pintu. "Eh.. Ananda masuk-masuk" kata wanita paruh baya ini dengan ramah sambil melirik-lirikku bingung.

"Oh, tante, ini Cheryl. Cheryl, ini mamanya Haris" Ananda memperkenalkanku kepada mamanya Haris. "Halo tante" Aku menyapa wanita itu dengan ramah.

" Halo Cheryl. Kamu satu sekolah sama Ananda ya?" Tanya mamanya Haris sambil mengantarku dan Ananda ke ruang tamu. "Iya, tan" jawabku sambil tersenyum. Aku duduk di sofa setelah dipersilahkan oleh mamanya Haris itu.
"Tunggu bentar ya.. tante mau panggilin Haris dulu" kata wanita itu sambil berlalu pergi.

"Tumben lo sopan" sindir Ananda. "Sama orang yang lebih tua doang" jawab aku acuh tak acuh. Aku mengambil buku dari tasku dan membacanya. Ananda hanya bisa menggerutu dan mengambil hp dari sakunya.

Tak lama kemudian atau lama ya? Karena aku keasikan sama bukuku. Haris datang ke ruang tamu dengan gaya sok coolnya, menurutku. Dia memandangku dengan pandangan bingung.

Ananda bangkit berdiri (sedangkan aku masih keasikan membaca) dan Ananda mengenalkanku kepadanya. Dia masih dengan gaya sok coolnya membuka hpnya. "Terus? Gue gak perlu temen tau! Temen sama lo doang cukup" Kata Haris pedas dan menurut gue itu so sweet bagi Ananda. Aku masih tak peduli.

"Yaampun Ris, omongan lo kok masih pedes sih? Di luar negeri lo begini juga? Pantesan gaada yang suka!" Ananda menahan amarahnya. Mestinya aku yang marah, kenapa malah Ananda yang peduli?

"Siapa elo? Emang gue mau temenan sama lo? Ananda aja yang keras kepala mau ngenalin gue ke elo!" Kata aku sambil keluar dari rumahnya. Toh aku juga gak peduli. Aku gak perlu punya temen juga kok.

Kalau aku gak peduli, mengapa aku perlu ke luar rumahnya? Biarkanlah.

Cool CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang