Jalan menuju rumah Cheryl
"CHERYL!!!" Panggil Ananda yang mengakibatkan orang di sekitar melihat kebingungan sambil berbisik. 'Nih anak waras ga?' Kira-kira pasti begitu pertanyaan orang sekitar. "Apa sih?" Aku memelankan jalanku. Aku menunggu Ananda berjalan di sampingku.
"Huft.. capek. Entar". Aku hanya bisa menggeleng. "Sorry tentang Haris tadi. Ga usah dimasukkin ke hati." Kata Ananda. "Gue juga gak masukkin ke hati kok. Gue gak butuh temen juga. Lo kok pake acara kenalin-kenalin segala sih? Bikin kesel tau! Jawaban dia begitu lagi" Kataku panjang lebar.
"Lo sama dia mirip. Sama-sama cool dan cakep" kata Ananda sambil melihat ke langit sambil berpikir bagaimana nanti kalau aku dan dia pacaran atau nikah. Aku bergidik dan berusaha melupakan perkataannya dan masuk ke rumah.
Rumah
"CHERYL!! Cepetan belajar!" Teriak mama. Emang suka nyuruh-nyuruh. Paling gak kusuka. Aku pun masuk kamar tanpa mengatakan apa pun dan membuka bukuku. Tiba-tiba dering hpku terdengar dan membuka aplikasi chat.
Ananda
Ryl, lo gak papa? SeriusMe
Lo bikin gue inget lagi kan? Emang rese lo yaAnanda
Maaf deh. Tapi kayaknya lo barusan masuk kamar deh. Lo pikun? Tapi, benerankan? Gapapa? Ntr gw marahin tuh bocah. Gue bunuh sekalianMe
Lo jangan sadis-sadis lah. Kasian anak orang. Eh gak papa deh bunuh ae.Ananda
Labil lu! Lo kasian ya? SUKA YA?Me
Santai, bosqu. Gak usah ngegas. Amit2 cabang bayi jauh2.Ananda
Jangan benci2 amat. Di novel sih katanya makin benci, perasaan kita makin muncul.
Aku menyudahi chatting-an sama Ananda. Terserahlah dia mau apain tuh Haris. Aku toh tak peduli. Aku pun melanjutkan membaca buku pelajaran hingga jam 9 malam.
Sekolah
"CHERYL!!" Panggil Ananda. Biasa berisik. Ngundang perhatian. Aku hanya menoleh sambil memandang heran. "Gue udah marahin tuh anak" kata Ananda puas. Sudah kubilang tak peduli. "Bisa ganti topik selain itu?" Tanya aku bosen.
"Oke-oke. Dia masuk ke sini lusa". Dia bukannya membawa berita baik, malah bikin moodku turun. "Buat mood gue bagusan kek. Besok gue pindah sekolah ah" kataku bosan. "Sorry, say" kata-kata itu membuatku merinding. Aku mempercepat langkahku menuju kelas. Geli aku dengernya.
Dua hari kemudian
Sekolah
Beneran. Si rese itu dateng. Moga-moga sih gak sekelas sama aku. Aku melihat ke papan mading. Siapa tau ditempel di situ? Ternyata gaada. Iyalah emang ini kenaikan kelas? Semua murid harus berbagi harumnya aroma tubuh mereka. Deket-deketan buat ngeliat kelas maksudnya.
Aku berlari menuju ruang kepala sekolah. Siapa tau ada? Saat aku ngintip ke dalam, beneran ada. Gimana nih? Aku mendekatkan telingaku ke dinding. Siapa tau kedengeran? Sial! Ga kedengeran. Aku membuka pintu dengan sangat-sangat-sangat-sangat hati-hati.
Sialnya, saat aku buka pintunya dengan sangat-sangat-sangat-sangat hati-hati itu, orangnya udah keluar. Maksudku Haris. Dan aku ketubruk sama badannya.
Aku merem-merem dan nunduk menahan malu."Ngapain elo?" Tanyanya dengan jutek dan sinis.
"Gak. Mau ngeliat kucing di ruangan kepala sekolah doang" kata aku.
Haris hanya melotot. Ketakutan atau nganggep aku aneh? Haris takut sama kucing?"Kenapa? Lo takut kucing?" Tanyaku sambil hampir nahan ketawa.
"Ehmm... o-oh.. ga kok" kata Haris terbata-bata. Ketakutannya pun terungkap. Aku bisa nakut-nakutin dia sepuasnya. Ho ho! Diapun jalan cepat menuju kelasnya yang menurut aku sih, dia gak tau kelasnya di mana."Kelas 10A-IPA di mana ya?" Dia berbalik dan menanyai aku. "Lo nanya gue?" Tanyaku sambil menunjuk diriku sendiri. "Iya. Cepetan. Di mana?" Tanya dia ulang. "10A-IPA?" Tanyaku memastikan. "Iya. Yaampun! Tuli lo?" Tanya dia. "Lurus, belok kanan, belok kiri, kiri, kiri, kiri, kanan, lurus, kanan, lurus, kiri, kiri, kanan, lurus ..." jawabku asal.
"Anjir! Serius!" Katanya sambil mengacak rambutnya sendiri kesal.
"Iya serius" kataku bohong.
"Tau ah. Capek gue" dia pun nanya ke orang lain.Anjir! 10A-IPA!! Sekelas sama aku! Aku mau pindah kelas boleh gak ya? Gak ah! Reputasi aku entar turun. Aku kan pinter. Eakk....
Akupun memilih ke kelas lagi untuk membaca. Mau gak mau aku ngikutin Haris karena dia udah nanya ke orang lain.
Kelas
"CHERYL!" Panggil Ananda. Aku hanya menengok sambil mengangkat bahu sedikit 'napa?' Begitulah artinya. "Tadi Haris nanyain kelas ya?" Tanya dia. Akupun curiga. Apa dia ngintai aku? "Kenapa emangnya?" Tanyaku penasaran.
"Gapapa. Tadi gue ngeliat lo bareng Haris" jawab dia. Ketauan kan! "Iya. Tapi gue jawabnya ngasal" kataku acuh tak acuh.
"JAHAT LO! Itukan gue nyuruh dia buat nanya lo sebenernya. Dia kan bisa nanya gue" jelasnya. Oh, jadi dia berusaha ngedeketin aku? Fine. Aku bakal menjauh. "Jangan campurin urusan gue!" Kataku jutek. Ananda malah ikut-ikutan cuek setelahku marahin.
Up to you lah Ananda."Haris masuk ke kelas!" Kata Ananda sambil berbisik. Hampir kedengeran malah. Itu namanya bukan bisik-bisik. "HARIS!" Sapa Ananda yang menurutku suaranya kelewat batas menyapa.
Haris hanya menoleh padanya dan memandangku bingung lalu melihat Ananda lagi sambil tersenyum. Menurutku sih senyumnya bikin meleleh buat yang lain. Kecuali buat aku dan sepertinya Ananda menyukai Haris tapi terjebak dalam friendzone.
Kenapa aku malah mikirin mereka? Aku menggeleng-gelengkan kepala untuk mencoba fokus lagi dan kembali baca buku.
"Lo kalau fall in love bilang-bilang ke gue ya" kepala Ananda menyender ke pundakku manja. Aku hanya menggeleng-geleng kepala. Ada-ada aja.
"Lo juga" jawabku pelan. Mungkin masih kedengeran. "APA SIH?" Bentak dia. Mungkin salting.
"Ya iyalah. Gue bilang ke lo kalau gue jatuh cinta, tapi lo gak bilang. Itu gak adil tau!" Kataku. Aku segera mengalihkan pandangan ke buku dan dalam hati tertawa terbahak-bahak.
"Entar lo ada acara gak?" Tanya Ananda berusaha tenang. "Kenapa?" Tanyaku cuek. "Mau main". Kok main sama aku sih? "Lo gak ada temen apa? Gue gak cocok sama lo tau!" Jawab ku. "Gak boleh gitu dong" jawab dia berusaha menghibur. Tapi aku gak gampang dihibur.
Rumah
"Permisi, Cheryl!" panggil seseorang. "Iya!" Jawabku dan menghampiri pintu. Saat aku mengintip, aku melihat Ananda berdiri di depan pintu."Ngapain lo kayak detektif gitu?" Tanya dia. "Apaan sih? Gajelas" jawabku. "Lo ngeliat gue kayak tatapan curiga gitu. Cepetan gue males di luar" jawab dia.
"Iya, iya. Ayo silahkan masuk, non." Jawab gue kayak pembantu dan itu membuat gue mau muntah sendiri. "Paan sih" jawab dia dengan ketawa.
Dan saat dia masuk, Haris tiba-tiba muncul! "Ngapain sih lo?" Tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Couple
RomanceAnastasya Cheryl. Seorang remaja yang memiliki banyak fans nya tapi sayang dia memiliki sifat dingin, cuek, tomboy tapi baby face. Sama halnya dengan Haris Gunawa Pratama seorang remaja yang cool dan ganteng diantara semua cowok di sekolahnya. ...