Schicksal

41 3 2
                                    

~
Disusana sekolah tampak riuh dengan murid beratribut MOS lengkap. Mereka menghampiri ketua kelompok mereka masing-masing.

"Arimbi Anastasya, nanti lo bilangin ke anggota lo untuk minta tanda tangan ke seluruh anak kelas XI MIA 2 kalo udah lo kasih ke salah satu anggota OSIS." ucap salah satu anggota osis dengan nada yang sedikit mengegas

"Siap ka."

Lalu Arimbi atau biasa dipanggil Rimbi mulai memberitahukan ke anggotanya. Lalu mereka mulai menelusuri sekolah untuk mencari kelas XI MIA 2. Mereka bukan nya tidak diberi tahu tentang area sekolah. Tetapi mereka tidak menyimak saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Jelas tidak menyimak Arimbi dan anggota nya tidak menyukai kaka OSIS karena bagi mereka, kaka OSIS nya tidak menyenangkan dan terlalu jutek oleh
mereka.

*

"Permisi kak! Aku dan teman-temanku diberi tugas oleh Kaka OSIS untuk meminta tanda tangan murid kelas XI MIA 2. Bo.. boleh minta tanda tangan nya kak?" ucap Arimbi sambil terbata-bata.

Namun segerombolan Lelaki itu hanya melihat Arimbi dan tidak memperdulikan nya sama sekali. Dan melanjutkan obrolan nya.

"Hmm... Permisi kak! Boleh minta tanda tangan nya?"

Lalu dari segerombolan lelaki itu, ada yang menghampiri Arimbi.

"Lo siapa sih?! Ganggu amat. Mending pergi deh dari sini!"

Lalu Arimbi dan teman-teman nya sontak kaget, karena lelaki itu berbicara sangat keras dan membuat terkaget.

Arimbi dan kawan-kawan nya lantas pergi dengan perasaan yang takut dan kesal, campur aduk.
Namun saat Arimbi dan teman-teman nya ingin meninggalkan kelas XI MIA 2. Ada dua perempuan yang menghampirinya. Menurut Arimbi itu adalah salah satu murid kelas XI MIA 2. Dan ternyata mereka ingin menolong Arimbi.

"Hmm.. Ada apa ya? Kayaknya mau minta tanda tangan ke seluruh murid XI MIA 2 ya?"

"E..hhh Iya kak. Kok tau?"

"Ohh. Yaudah nanti aku mintain ke teman-temanku. Ohh ini aku juga punya adik yang sedang MOS juga. Jadi aku tahu apa saja yang disuruh oleh Kambing (Kaka pembimbing)"

"Oke makasih banyak ya Kak!"

Arimbi dan teman-teman nya merasa lega karena ada malaikat yang menolong mereka. Mereka senang karena dikumpulkan nya paling lambat bel istirahat.

Merasa ada yang janggal, Arimbi mengingat-mengingat ada yang kelupaan atau ada yang kurang.
Sontak Arimbi menjerit dalam hati. Dia lupa, dia tidak menanyakan nama kaka kelas yang tadi membantu nya.
Lalu Arimbi menyusul Kaka Kelas yang menolongnya tadi.

Nafas Arimbi terengah-engah.

"Kak!! Nama Kaka siapaa?!"

"Oiyaaa! Aku lupa memberitahu namaku."
"Namaku Alista Aninda Putri. Nanti kalau mau mencariku bilang saja ke teman kelas ku ya. Panggil aku Ninda aja ya."

"Aaashiap."

HOLAAAA ini cerita pertamaku. Maaf ya rada ga nyambung. Oiya jan lupa vote yaaa.

 SchicksalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang