01. Awkward

122 17 40
                                    

Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan maupun tata bahasa yang tidak benar karena saya masih labil :v

Semoga kalian dapat menikmati alur cerita yang saya buat.

Don't forget vomment!

Happy Reading~

Pagi ini terasa syahdu bagiku, aku meletakkan cangkir teh sambil memandangi halaman rumahku.

Pandanganku tertegun pada satu tanaman. Bunga tulip kuning.

Sahabatku memberikannya beberapa tahun yang lalu.

Aku mendekati bunga tersebut dengan pandangan sayu. Kepalaku mengulang satu kejadian.

"Mengapa bunga ini buatku, tidak pacarmu saja?"

"Kau tahu, bunga tulip kuning melambangkan persahabatan yang erat, dan keceriaan. Aku harap kita seperti bunga tulip ini. Namun jika kau memberikan bunga ini pada pasanganmu, itu artinya kau menolak cintanya,"

"Ah, seperti itu ya,"

Mengingat memori itu kembali berputar, membuat mataku memanas. Kemudian menangis.

"Forgive me, and all kinds of mistakes. I'm sorry"

Ini adalah cerita kilas balik saat masa sma-ku.

Akan kuceritakan 'Dia' si malaikat yang selalu kuanggap bagaikan iblis.

[MISTAKE]

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Namaku Fanessia Rezfan Arabella. Dipanggil Nessie, kalian akan dapat mengenalku dengan baik saat membaca kisahku.

.

.

Seorang anak tampak kesal, berlari dan meneriakkan namaku seraya menyentuh pundakku.

"NESSIE!" Serunya lantang, membuat kakiku berhenti melangkah.

"Oh...hai, Keira" ucapku pelan

Boleh mengenalkan? Namanya Keira Anatasya, dia satu-satunya sahabat yang ku miliki.

"Dipanggil dari tadi ngga nyaut-nyaut," kesal Keira kepadaku

"Nggak kedengeran nih, pake headset aku!" ucapku berbohong,

Nyatanya lagu yang terputar dari handphoneku sudah berhenti jauh sebelum Keira meneriakkan namaku berkali-kali. Aku tak tahu mengapa, hanya saja aku merasa senang diteriaki, aku merasa seperti orang yang dibutuhkan.

"Kamu ngga lagi ngaco kan?" selidiknya sambil menatapku tajam.

"Buat apa aku membohongimu," jawabku sembari tersenyum padanya.

"Baiklah jika seperti itu," Keira yang tak lagi menaruh curiga padaku, kembali mengubah wajahnya menjadi ceria.

"Ayo pergi ke kelas. Nanti keburu bel masuk," Aku mengalihkan pembicaraanku takut-takut Keira berwacana di pagi hari.

Hal yang menyebalkan.

Kami pun langsung menuju kelas bersama, dengan sesekali mengobrol random, hingga tak terasa kelas pun sudah berada di depan mata.

MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang